Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkah Macet Parah di Jalur Puncak Bogor, Penjual Kopi Bisa Hasilkan Rp 500.000 Per Hari

Kompas.com - 01/05/2023, 08:21 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Minggu (30/4/2023) malam, keriuhan arus kendaraan serta suara klakson terus terdengar. Mobil hanya bisa melaju 20 kilometer per jam. Sementara pengendara sepeda motor berupaya mencari celah.

Di saat yang sama hujan jatuh ke atap mobil dan suara pedagang asongan saling bersahutan dengan pembeli. 

Suara bising ribuan kendaraan disusul langkah kaki wisatawan membuat kawasan wisata berhawa dingin itu ramai meriah.

Sri (44), pedagang kopi kemasan asal Wonogiri, Jawa Tengah, terlihat menyelip berlari kecil melewati mobil-mobil.

"Kopi, kopi, kopi," teriak Sri sesekali menawarkan dagangannya ke pengendara mobil.

Baca juga: Sepeda Motor Dinilai Jadi Penyebab Macet di Puncak Bogor-Cianjur, Polisi Ungkap Kelakuan Pemotor Nakal

Ia menggendong dagangannya yakni termos yang dililit kopi kemasan. Tak kalah penting, payung sudah siap melindunginya dari derasnya hujan.

"Ada air Aqua Bu?" tanya seorang pengendara mobil berpelat B.

"Wah habis Pak. coba saya tanyakan ke teman saya yang di seberang," kata Sri berlalu dan meneriaki temannya.

Tak butuh 3 menit, pengendara lain memanggil hendak membeli dagangannya. Sri berjalan tergopoh-gopoh menyusul teriakan pengendara yang hendak membeli dagangannya.

Dengan cekatan, dia menyeduh satu kopi liong (kopi asli Bogor) dengan sedikit terburu-buru. Tangan kiri mengaduk, tangan kanan memegang payung.

"Kalau macet gini Alhamdulillah banyak (untung)," ucap Sri sembari mengaduk kopi saat ditemui Kompas.com

Ia bersyukur bisa menghasilkan ratusan ribu rupiah hanya dalam sehari. Pendapatannya itu bisa menghidupi dua anaknya. Bahkan, salah satu anaknya sudah ada yang lulus kuliah dan bekerja di bank swasta.

"Alhamdulillah anak saya yang gede sudah berhasil. Dia sudah lulus dan kerja jadi programer (di bank). Bersyukur berkah macet ini bisa menghasilkan lebih," ujarnya.

Meski begitu, keuntungan itu juga sebanding dengan perjuangannya melawan cuaca panas dan hujan.

"Sebanding lah sama capeknya (keliling), berat Ak. Tergantung habis air, sehari penghasilan bisa Rp 500.000. Itu kotor ya tergantung habis air. Kalau 10 termos bisa lebih segitu," ungkapnya. 

Halaman:


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Cegah Kasus Bayi Tertukar, Pemkab Bogor akan Beri Pembinaan ke RS

Cegah Kasus Bayi Tertukar, Pemkab Bogor akan Beri Pembinaan ke RS

Bandung
Usai Kebakaran Pasar Leuwiliang, Bupati Bogor: Masih ada Pedagang Nekat Jualan

Usai Kebakaran Pasar Leuwiliang, Bupati Bogor: Masih ada Pedagang Nekat Jualan

Bandung
Prakiraan Cuaca di Bogor Hari Ini, 30 September 2023: Sepanjang Hari Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca di Bogor Hari Ini, 30 September 2023: Sepanjang Hari Cerah Berawan

Bandung
Ibu Bayi Tertukar di Bogor akan Diberi Pendampingan Psikologis

Ibu Bayi Tertukar di Bogor akan Diberi Pendampingan Psikologis

Bandung
Gagal Bertemu Pj Gubernur Jabar, Ratusan Mahasiswa Membubarkan Diri

Gagal Bertemu Pj Gubernur Jabar, Ratusan Mahasiswa Membubarkan Diri

Bandung
2 Jenazah Terlantar di Musala Bandung, Belum Dimakamkan karena Tak Ada Biaya

2 Jenazah Terlantar di Musala Bandung, Belum Dimakamkan karena Tak Ada Biaya

Bandung
Demo Sampah, Mahasiswa Merangsek ke Halaman Gedung Sate Bandung

Demo Sampah, Mahasiswa Merangsek ke Halaman Gedung Sate Bandung

Bandung
Bandung Raya Dilanda Cuaca Panas Terik, Imbas El Nino dan Dipole Samudra Hindia

Bandung Raya Dilanda Cuaca Panas Terik, Imbas El Nino dan Dipole Samudra Hindia

Bandung
Kakek Pedagang Cimin yang Sebabkan Keracunan Massal di Bandung Barat Dipulangkan Polisi

Kakek Pedagang Cimin yang Sebabkan Keracunan Massal di Bandung Barat Dipulangkan Polisi

Bandung
Kakek T Penjual Cimin di KBB Diperiksa Polisi Usai Puluhan Siswa SD Diduga Keracunan, Baru Sehari Jualan

Kakek T Penjual Cimin di KBB Diperiksa Polisi Usai Puluhan Siswa SD Diduga Keracunan, Baru Sehari Jualan

Bandung
Kemarau Panjang, Sumber Air di Kabupaten Bandung dan Cimahi Turun hingga 60 Persen

Kemarau Panjang, Sumber Air di Kabupaten Bandung dan Cimahi Turun hingga 60 Persen

Bandung
Kepastian Hukum Kasus Bayi Tertukar di Bogor akan Diungkap lewat 'Scientific Crime Investigation'

Kepastian Hukum Kasus Bayi Tertukar di Bogor akan Diungkap lewat "Scientific Crime Investigation"

Bandung
Diduga Keracunan Cimin, Puluhan Murid SD di Bandung Barat Alami Muntah hingga Diare

Diduga Keracunan Cimin, Puluhan Murid SD di Bandung Barat Alami Muntah hingga Diare

Bandung
Siswa di KBB yang Meninggal Diduga Keracunan Cimin Tenyata Penderita Thalassemia

Siswa di KBB yang Meninggal Diduga Keracunan Cimin Tenyata Penderita Thalassemia

Bandung
Masa Transisi Tanggap Darurat Bencana, TPA Sarimukti Dipadatkan

Masa Transisi Tanggap Darurat Bencana, TPA Sarimukti Dipadatkan

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com