Ia mengatakan, kemacetan membawa berkah tersendiri. Hari-hari biasa hanya meraup Rp 100.000. Namun, di moment lebaran saat ini bisa menghasilkan berkali lipat.
"Selama libur lebaran ya gini, tiap hari keliling sampai malam. Kalau enggak macet ya enggak ada, saya akhirnya kerja lagi di catering," imbuhnya.
Salah satu pengendara mobil, Dani mengatakan bahwa kehadiran para pedagang asongan tersebut cukup membantu. Sebab, dirinya merasa lapar dan haus ketika terjebak macet di jalur Puncak. Bahkan, saat antrean mengular bekal yang sudah dibawa bisa habis.
Baca juga: Terjebak One Way di Jalur Puncak, Pengendara Pilih Jalur Alternatif hingga Menginap Lagi
"Saat menunggu pemberlakuan sistem one way begini kehadiran mereka (para pedagang asongan) ini dibutuhkan dan cukup membantu," ujar pengendara mobil asal Jakarta itu.
Sementara itu, Kapolres Bogor AKBP Iman Imanuddin mengatakan bahwa maraknya pedagang asongan tersebut bukanlah sebuah masalah selama tidak menggangu kelancaran arus lalu lintas kendaraan.
Menurutnya, momen libur lebaran seperti ini merupakan sebuah berkah tersendiri bagi masyarakat yang mencari rezeki dari berjualan.
"Selama bisa diatur ya bukan jadi sebuah masalah, kan mereka tidak menggangu kelancaran arus lalu lintas. Justru ini mendatangkan berkah bagi mereka para pedagang asongan dipinggir jalan maupun para pedagang oleh-oleh, warung di rest area tempat istirahat dan warung di SPBU," ungkap Iman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.