Lokasi wisata ini memiliki batu yang bentuknya besar-besar, seperti gerbong kereta berjejer ke belakang sebanyak 12 buah.
Pengunjung dapat menikmati keindahan curug tersebut sambil mengitari bukit dengan menapaki jalan setapak, mulai kaki ke puncak bukit.
Berdasarkan legenda yang beredar di masyarakat Panjalu menyebutkan bahwa curug tujuh terbentuk dari mata air seorang raja.
Baca juga: Curug Citambur di Cianjur: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute
Dahulu kala terjadi musim kemarau yang panjang yang menyebabkan air menjadi langka dan tanah menjadi kering.
Akibatnya, rakyat tidak bisa minum dan bercocok tanam.
Raja sedih melihat kondisi rakyatnya. Akhirnya, raja memutuskan pergi bertapa dan berdoa meminta kepada Tuhan untuk diturunkan hujan.
Setelah sekian lama doa yang dipanjatkan belum terkabulkan, Raja akhirnya hanya bisa menangis karena tidak kuasa menahan rasa sedih.
Tiba-tiba terjadi keajaiban, air mata raja secara perlahan berubah menjadi genangan air yang semakin lama membesar dan membentuk aliran air.
Aliran air tersebut terpecah dan jatuh di tujuh tebing yang dikenal dengan Curug Tujuh Cibolang.
Hingga saat ini, curug tersebut dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit, seperti penyakit kulit, encok, rematik, maupun pegal linu.
Air Curug juga tidak pernah kering, meskipun pada saat musim kemarau.
Untuk menikmati keindahan Curug Tuju Cibolang, pengunjung akan dikenakan tiket masuk sebesar Rp 7.500. Sebagai catatan, harga tiket dapat berubah sewaktu-waktu.
Curug Tujuh Cibolang mulai buka pada pukul 08.00 - 17.00 WIB.
Jalan menuju curug cukup menanjak, namun tidak perlu khawatir karena terdapat warung di tengah perjalanan yang dapat digunakan untuk istirahat maupun mendirikan tenda.
Jika Anda berencana mengunjungi kawasan curug tersebut, jangan lupa menggunakan jaket karena suhu udara di sini cukup dingin sekitar 17-18 Celcius.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.