Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/06/2023, 16:38 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

CIREBON, KOMPAS.com– Seorang ibu rumah tangga terduga pelaku tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, menangis tersedu pada Jumat siang, (9/6/2023).

Dia menyalurkan tetangganya secara ilegal ke negara konflik, Irak.

Perempuan berinisial LV (44) tidak kuasa menahan tangis saat berjalan menuju jeruji besi ruang tahanan Markas Kepolisian Resor Kota Cirebon.

Tangisannya yang cukup keras sempat menarik perhatian orang-orang di kantor polisi itu.

Baca juga: Cerita Remaja Putri di NTT Lolos dari Jeratan Perdagangan Orang, Berujung Menjebak Pelaku

LV adalah satu dari empat orang pelaku TPPO yang ditangkap Satgas TPPO Polresta Cirebon, pada kurun waktu satu pekan ke belakang.

Selain LV, polisi juga menangkap seorang perempuan berinisial M (53) serta dua pelaku lelaki inisial M (49) dan R (61).

Dua pelaku lainnya yang bertugas sebagai penyalur di tingkat perusahaan yakni perempuan NP (52) dari Cirebon, dan Lelaki (DM) di Cianjur, masih dalam pengejaran petugas.

Kepada Kompas.com, LV mengaku tidak mengetahui terkait kepastian tujuan akhir negara tujuan tetangganya.

Dia hanya bertugas sebagai penyalur warga yang selanjutnya dikirimkan ke tempat penampungan di Bekasi.

“Saya bertugas mengantarkan orangnya, si Nita-nya, enggak tahu paspornya ke mana, enggak tahu. Nita berangkat karena, mungkin, ingin merubah nasib. Pengen berhasil,” ungkap LV kepada Kompas.com sebelum gelar perkara.

Baca juga: Dari 2021, Komplotan TPPO Indramayu Mengaku Salurkan 15 TKI Ilegal

LV yang tinggal di satu kecamatan dengan korban harus mempertanggungjawabkan perbuatannya setelah menjadi tersangka penyalur TKI ilegal.

Kapolresta Cirebon Kombespol Arif Budiman, menerangkan, LV berperan sebagai pencari calon TKI.

LV awalnya menawarkan korban untuk berangkat ke wilayah Arab Saudi sebagai asisten rumah tangga.

 

Namun, kenyataannya korban justru diberangkatkan ke Irbil, Irak, yang sedang berkonflik dan kawasan perang.

Bahkan, selama berada di Irak, korban dipindah-pindah ke tempat lain dengan tanpa dibayar sepeser pun dari gaji yang dijanjikan perbulan.

“Korban ini dipekerjakan di Irak, tepatnya di Kota Irbil, korban dipekerjakan berpindah-pindah tempat. Dari pekerjaan yang dilakukan, korban tidak mendapatkan penghasilan, sehingga dalam proses penyelidikan, kita temukan unprosedur dan penempatan di Middle East (Timur Tengah),” kata Arif dalam gelar perkara.

Baca juga: Rekrut 5 TKI Ilegal, Seorang Calo di NTT Ditangkap dan Ditetapkan Tersangka

LV disebut merekrut dan mengirimkan korban. Dari aksi penyaluran ilegal ini, dia mendapatkan imbalan dari tersangka lain sebesar Rp 4.750.000.

Nita Nur Azizah, korban yang merupakan tetangga pelaku TPPO, mengungkapkan kisah yang menimpanya.

Saat itu, dirinya mengaku tidak mengetahui kalau dirinya akan diberangkatkan secara illegal.

“Saya enggak pernah tahu kalau diberangkatkan secara ilegal. Kalau tahu, enggak mungkin saya mau, membahayakan. Karena saya diiming-iming uang Rp 10 juta itu, manusiawi, saya butuh untuk keluarga. Ternyata kenyataannya saya hanya dikasih Rp 500.000, karena dipotong paspor, medical, dan lain-lain,” ungkap Nita di tengah gelar perkara.

Nita berangkat ke Jakarta pada September 2019  untuk diberangkatkan ke Arab Saudi.

Namun, saat di Bandara, dia mendapatkan tiket ke Doha, Qatar, yang katanya hanya untuk transit. Tiba-tiba, dari Doha, langsung ke erbil, Irak.

“Dari Jakarta saya mau ke Saudi Arabia. Setelah di Jakarta, saya dapat tiket ke Doha untuk transit lalu ke Erbil, Irak. Saya kaget. Enggak dikasih tahu sebelumnya. Karena awal mulanya mau ke Saudi. Setelah sampai di situ, enggak sesuai dengan perjanjian kontraknya. Saya dipekerjakan dari jam 5 pagi, sampai jam 2 pagi,” tambahnya.

Baca juga: Polresta Cirebon Tangkap 4 Sindikat Pelaku TPPO ke Suriah dan Irak

Dia mengungkapkan, dalam satu hari hanya mendapat istirahat tiga jam setelah seharian bekerja.

Nita juga mengaku dipukul, tidak diberi makan selama tiga minggu, dan disekap dalam satu ruangan. Tidurnya juga di dalam toilet majikan.

Dia merasa tersiksa dan meminta untuk dapat segera dipulangkan.

Namun, permintaannya tidak dianggap, justru semua barangnya ditahan, gaji juga tidak dibayarkan sama sekali.

Dia terus berusaha menghubungi perangkat Desa Babakan hingga akhirnya diperjuangkan untuk dapat pulang ke Indonesia.

“Saya minta tolong perangkat desa babakan, dibantu pulang oleh Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI), akhirnya diproses juga oleh pihak Polresta Cirebon,” kata Nita.

Nita tiba di Indonesia pada Mei 2020, setelah berada di Irak selama sekitar enam bulan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Hujan dan Angin Kencang, Rumah di Bandung Ambruk, Sekeluarga Terluka

Hujan dan Angin Kencang, Rumah di Bandung Ambruk, Sekeluarga Terluka

Bandung
Soal UMK 2024, Apindo Jabar Sebut Sesuai Aturan, Pengusaha Diminta Stop Relokasi

Soal UMK 2024, Apindo Jabar Sebut Sesuai Aturan, Pengusaha Diminta Stop Relokasi

Bandung
Pj Gubernur Jabar Minta Buruh Tak Blokade Jalan dan Mogok Massal

Pj Gubernur Jabar Minta Buruh Tak Blokade Jalan dan Mogok Massal

Bandung
Daftar Lengkap UMK Jabar 2024, Bekasi Tertinggi, Banjar Terendah

Daftar Lengkap UMK Jabar 2024, Bekasi Tertinggi, Banjar Terendah

Bandung
Hanyut Saat Buat Konten di Sungai Cigamea Bogor, Sanusi Ditemukan Tewas

Hanyut Saat Buat Konten di Sungai Cigamea Bogor, Sanusi Ditemukan Tewas

Bandung
Penyebab Tabung Gas Meledak di Sukabumi Masih Misterius, 2 Orang Tewas

Penyebab Tabung Gas Meledak di Sukabumi Masih Misterius, 2 Orang Tewas

Bandung
Gudang Pengoplos Gas Bersubsidi di Deli Serdang Digerebek, Ratusan Tabung Disita

Gudang Pengoplos Gas Bersubsidi di Deli Serdang Digerebek, Ratusan Tabung Disita

Bandung
Buruh Siapkan Mogok Massal Usai Tuntutannya soal UMK 2024 Ditolak Pj Gubernur Jabar

Buruh Siapkan Mogok Massal Usai Tuntutannya soal UMK 2024 Ditolak Pj Gubernur Jabar

Bandung
Tawuran 2 Kelompok di Jalan Raya Sukabumi-Bogor, 1 Meninggal

Tawuran 2 Kelompok di Jalan Raya Sukabumi-Bogor, 1 Meninggal

Bandung
Demi Bandung Bebas Sampah, Pemkot Gelontorkan Dana Rp 31,9 Miliar

Demi Bandung Bebas Sampah, Pemkot Gelontorkan Dana Rp 31,9 Miliar

Bandung
Dalam 3 Bulan, Polresta Cirebon Tangkap 35 Tersangka Kasus Narkoba

Dalam 3 Bulan, Polresta Cirebon Tangkap 35 Tersangka Kasus Narkoba

Bandung
Pemkab Cirebon Beri Kenaikan Gaji Berkala untuk 1.901 Guru PPPK

Pemkab Cirebon Beri Kenaikan Gaji Berkala untuk 1.901 Guru PPPK

Bandung
Kronologi Kecelakaan Maut di Sumedang, Warga Dengar Suara seperti Longsor Saat Mobil Masuk Jurang

Kronologi Kecelakaan Maut di Sumedang, Warga Dengar Suara seperti Longsor Saat Mobil Masuk Jurang

Bandung
Ribuan Buruh Asal Kabupaten Bandung Ajak Buruh Lain ke Gedung Sate

Ribuan Buruh Asal Kabupaten Bandung Ajak Buruh Lain ke Gedung Sate

Bandung
Kawal UMK 2024 di Jabar, Ribuan Buruh Unjuk Rasa di Depan Gedung Sate

Kawal UMK 2024 di Jabar, Ribuan Buruh Unjuk Rasa di Depan Gedung Sate

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com