Rumah mereka berada di pelosok, di bawah kaki Gunung Halimun Salak, Bogor. Jarak tempuhnya memakan waktu dua jam melewati jalan rusak nan terjal. Sejauh mata memandang, hamparan sawah terlihat ada di mana-mana. Asri.
Di balik keindahan itu, ada kepedihan yang ditanggung para keluarga kecil di kampung itu.
"Di sini masih runtutan saudara, satu keluarga besar. Semuanya (delapan orang) adalah tulang punggung keluarga," ujar adik dari Mulyadi, Afif Saifuddin (36) mewakili keluarga di rumahnya, Rabu (2/8/2023).
Afif mengatakan, awalnya Mulyadi dan saudaranya atau penambang lain itu hanya bekerja serabutan. Pekerjaan apa pun diambil.
Baca juga: Shalat Gaib dan Tabur Bunga Digelar di Lubang Galian Tempat 8 Penambang Emas Terjebak di Banyumas
Tak sedikit, di antara delapan orang ini ada yang pergi mengadu nasib ke luar kota. Namun, tak ada hasil sehingga harus kembali lagi ke kampung halaman.
Bekerja sebagai penambang emas pun akhirnya menjadi pilihan melepaskan diri dari jerat kemiskinan. Tak ada pilihan lain memenuhi kebutuhan hidup.
Pekerjaan penggalian tambang adalah pengalaman pertama mereka. Menambang emas bisa menghasilkan banyak uang daripada pekerjaan sebelumnya.
Mengingat tak ada ijazah pendidikan, bekerja tetap di perusahaan atau kantoran di Bogor tak bisa dilakukan.