"Karena (hasil) pekerjaan di sini petani, serabutan, dan dagang tidak mencukupi kebutuhan hidup. Ya bagaimana pun caranya nasib harus berubah, keuangan keluarga terpenuhi," ujarnya.
Mereka akhirnya pamit secara bergantian dengan niat mau menambang emas ke Jawa Tengah. Tak punya pengalaman atau ahli dalam menambang. Semua itu dilakukan karena tuntutan kebutuhan pekerjaan.
“Pergi ke Banyumas saling ajak karena ada peluang kerja dan hasil lumayan. Mereka semua merupakan keluarga. Jadi ini duka kami, duka keluarga besar. Ada namanya Ajat, awalnya pedagang mie ayam. Nah, Dia baru berangkat Idul Adha. Dia baru pertama kali ikut dan sekarang tidak pulang kembali," ujar Afif mewakili keluarga lainnya.
Rabbani (60) ayah dari Marmumin, korban lainnya, masih berharap pencarian terhadap anaknya bisa dilanjutkan.
Marmumin tergiur dengan hasil kerja di tambang emas. Sebab, ia merasa menjadi pedagang tidak cukup untuk menafkahi anak dan istri.
"Karena kebutuhan keluarga akhirnya pilih tambang. Emang faktor ekonominya begitu. Marmumin istrinya Entin (27). Anaknya dua, perempuan semua masih kecil," ujar Rabbani dengan tegar.
Baca juga: Tambang Emas Ilegal di Banyumas Ditutup, Kades Bingung Warga Jadi Pengangguran
Muhidin paling tua. Ia baru saja menikah satu tahun lalu dan sedang merenovasi rumahnya. Rabbani menyebut bahwa anaknya itu adalah pahlawan bagi keluarga.
Kabar dinyatakan hilang, sambung Rabbani, kini membuat perekonomian kembali ke kondisi semula. Mimpi memiliki rumah dan anak-anak mendapat pendidikan tinggi sudah sirna. Mereka hanya bisa berharap bantuan agar bisa melanjutkan pendidikan.
"Ya harapan tentunya ada bantuan dari pemerintah lah bair anak-anak punya cita-cita dan bisa tercapai. Sekolah harus tetap lanjut. Pengennya ada bantuan biar semua keinginan anak-anak bisa terwujud," ujarnya
"Kemarin saya sudah minta tambah waktu pencarian diperpanjang, 3 hari atau berapa. cuman kan kita tidak bisa berbuat apa," imbuhnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.