Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

174 Hektar Sawah di Bandung Barat Kering Dampak El Niino, Desa Cangkorah Terparah

Kompas.com - 11/08/2023, 15:00 WIB
Bagus Puji Panuntun,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Sebanyak 178 hektar lahan persawahan di Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, mengalami kekeringan imbas dari cuaca ekstrem akibat fenomena El Nino.

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) mencatat, ratusan hektar lahan persawahan yang mengalami kekeringan itu berada di 13 desa yang berada di empat kecamatan, yakni Cililin seluas 33 hektar, Sindangkerta seluas 22 hektar, Cihampelas seluas 13 hektar, dan Batujajar tercatat sebagai kecamatan mengalami kekeringan terluas dengan luasan 113 hektar.

"Jumlah ini mungkin saja terus bertambah karena BMKG memprediksi fenomena El Nino ini masih akan berlangsung sampai akhir tahun," kata Kepala DPKP Kabupaten Bandung Barat Lukmanul Hakim saat ditemui, Jumat (11/8/2023).

Baca juga: Ratusan Kepala Keluarga di Kaki Gunung Cikuray Garut Terdampak Kekeringan

Kecamatan Batujajar dikenal memiliki lahan pertanian padi produktif yang cukup luas. Dengan demikian, produksi padi dari lahan persawahan tersebut dipastikan mengalami penurunan.

Desa Cangkorah di kecamatan itu tercatat sebagai desa dengan lahan persawahan kering terluas dibandingkan dengan 164 desa yang ada di Bandung Barat. Kekeringan di desa Cangkorah tercatat sampai 40 hektar lahan persawahan.

Melihat kondisi itu, DKPP Bandung Barat menyiapkan dua skema penanggulangan lahan kekeringan.

Bagi para petani, pemerintah menyiapkan insentif sementara untuk lahan kering pemerintah mengupayakan dukungan infrastruktur sumur bor dan mesin sedot air.

"Untuk pemberian insentif memang sifatnya hanya sementara. Jangka panjangnya kita buat dukungan infrastruktur sumur bor dan mesin sedot air dari Sungai Citarum," tutur Lukman.

Baca juga: ISPA di Banten Meningkat, Disebabkan El Nino dan Polusi Udara

Lukman meminta, petani di wilayah dengan potensi kekeringan ini bisa adaptif memanfaatkan lahan. Petani bisa memulai budi daya tanaman yang membutuhkan sedikit air.

"Oleh karena itu, kami pun meminta para petani untuk melakukan budi daya tanaman sesuai iklim dan kondisi setempat. Beberapa di antaranya dengan melaksanakan pemilihan varietas benih tahan OPT dan toleran kekeringan,” tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com