Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena Lagu Partai Politik, Tingkatkan Popularitas, Tak Jamin Dongkrak Elektabilitas

Kompas.com - 16/08/2023, 05:20 WIB
Dendi Ramdhani,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

 

BANDUNG, KOMPAS.com - Lagu dari partai politik (parpol) semakin sering kita dengar khususnya menjelang pemilihan umum (Pemilu).

Nada dan lirik lagu tersebut bahkan sampai terngiang-ngiang di kepala karena sangat gampang ditemui dan didengar di berbagai platform media sosial

Baca juga: Didukung 4 Parpol Parlemen, Potensi Prabowo Menang Pilpres Terbuka, Asalkan...

Salah satunya lagu dari Partai Amanat Nasional (PAN) dengan lirik:

PAN PAN PAN selalu terdepan

PAN PAN PAN pasti ada harapan

PAN PAN PAN hidup semakin mapan...

Lagu dan lirik yang dinyanyikan kader PAN dari kalangan artis ini sangat gampang ditemui di beberapa media sosial, seperti Instagram dan Tiktok.

Ada juga lagu yang dinyanyikan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

AHY menyanyikan lagu berjudul "Perubahan dan Perbaikan" dengan penggalan lirik SIAP SIAP SIAP.

Namun, apakah lagu-lagu tersebut dapat memengaruhi elektabilitas partai politik?

Guru Besar Komunikasi Politik Universtias Pendidikan Indonesia (UPI) Karim Suryadi berpendapat, lagu partai bisa jadi meningkatkan popularitas partai, tapi tidak dengan tingkat keterpilihan.

"Sebenarnya kita bisa membaca ex pose facto. Ada partai yang lagunya terus-menerus didengungkan karena punya TV, tapi kalau kita lihat hasil pemilunya kan tidak signifikan kenaikannya. Itu artinya lagu itu bisa membantu mempopulerkan partai, tetapi bukan jaminan untuk mendongkrak, dengan kata lain efektivitasnya rendah," kata Karim saat dihubungi, Selasa (15/8/2023).

Baca juga: Prabowo Disokong 4 Parpol Parlemen, Sandiaga: Yang Penting Dekat dengan Rakyat

Karim mengatakan, berdasarkan riset, tingkat elektabilitas partai politik ditentukan lewat perilaku anggota legislatif.

Bagaimana anggota legislatif merespons kebijakan pemerintah yang menyangkut kepentingan publik dan memposisikan kehadiran partai di tengah ruang publik atau kontestasi pemilihan kepala daerah.

Jadi, alih-alih memaksa menciptakan lagu, lebih baik para kader partai melakukan aktivitas sosial dan turun langsung ke masyarakat.

"Contoh ketika bencana datang, partai hadir, ada pendidikan politik memberikan advokasi. Nah, kampanye pelayanan seperti ini belum banyak dilakukan di Indonesia," tuturnya.

"Jadi saya merekomendasikan partai tidak memaksakan membuat lagu, meskipun biasanya lagu bagian dari instrumen jati diri partai. Tapi mengandalkan mendulang suara melalui lagu menurut saya efektivitasnya rendah," tambah Karim.

Namun, dalam lingkup simbol, selain lambang, bendera, dan pakaian, lagu bisa menjadi alternatif penting dalam mempopulerkan partai.

Sebab, lagu melibatkan dan menyentuh emosi pendengar secara tidak langsung dan lebih mudah diterima.

Masyarakat lebih gampang mengingat lirik dan nada daripada lambang partai dan warna bajunya.

"Jadi dalam konteks branding penting karena akan meningkatkan popularitas. Tapi branding itu ditentukan oleh nilai yang dilekatkan publik kepada mereka. Untuk membangun nilai kepercayaan, kemanfaatan itu tidak bisa searah dibangun oleh lagu, tapi lewat ruang dialog. Sehingga publik bisa menyampaikan apa yang mereka mau," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Minta Masyarakat Bedakan Fiksi dan Fakta di Film Vina: Sebelum 7 Hari

Polisi Minta Masyarakat Bedakan Fiksi dan Fakta di Film Vina: Sebelum 7 Hari

Bandung
Sodomi Belasan Anak, 2 Remaja di Karawang Ditangkap

Sodomi Belasan Anak, 2 Remaja di Karawang Ditangkap

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Selasa 14 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Selasa 14 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Wisata Sejarah Gedung Pakuan: Cara Reservasi Tiket, Jam Buka, dan Daya Tarik

Wisata Sejarah Gedung Pakuan: Cara Reservasi Tiket, Jam Buka, dan Daya Tarik

Bandung
Ini yang Bikin Polisi Tak Mampu Tangkap 3 Pembunuh Vina Cirebon

Ini yang Bikin Polisi Tak Mampu Tangkap 3 Pembunuh Vina Cirebon

Bandung
Pemprov Jabar Ingin Turunkan Harga Avtur di Bandara Kertajati

Pemprov Jabar Ingin Turunkan Harga Avtur di Bandara Kertajati

Bandung
Pemuda di Sukabumi Ditangkap Usai Bunuh Ibu Kandung, Polisi Dalami Motif Pelaku

Pemuda di Sukabumi Ditangkap Usai Bunuh Ibu Kandung, Polisi Dalami Motif Pelaku

Bandung
7 Rumah di Bandung Barat Porak Poranda Diterjang Longsor

7 Rumah di Bandung Barat Porak Poranda Diterjang Longsor

Bandung
Polisi Akan Periksa Pemilik Bus Putera Fajar Usai Kecelakaan Maut Tewaskan 11 Orang

Polisi Akan Periksa Pemilik Bus Putera Fajar Usai Kecelakaan Maut Tewaskan 11 Orang

Bandung
Tak Tebus Motor Digadai, Pria di Bogor Tewas Dibunuh Temannya

Tak Tebus Motor Digadai, Pria di Bogor Tewas Dibunuh Temannya

Bandung
Pemkot Cimahi Wajibkan Lampiran Hasil Uji Kir untuk Bus 'Study Tour'

Pemkot Cimahi Wajibkan Lampiran Hasil Uji Kir untuk Bus "Study Tour"

Bandung
Jalur Bandung Barat-Cianjur via Gununghalu Putus Tertimbun Longsor

Jalur Bandung Barat-Cianjur via Gununghalu Putus Tertimbun Longsor

Bandung
RSD Gunung Jati Cirebon Sesuaikan Penghapusan Kelas BPJS Jadi KRIS

RSD Gunung Jati Cirebon Sesuaikan Penghapusan Kelas BPJS Jadi KRIS

Bandung
Bus Rombongan SMK Lingga Kencana Melaju Tanpa Rem Saat Kecelakaan di Subang

Bus Rombongan SMK Lingga Kencana Melaju Tanpa Rem Saat Kecelakaan di Subang

Bandung
Sopir Bus Siswa SMK Lingga Kencana Tetap Melaju meski Tahu Rem Bermasalah

Sopir Bus Siswa SMK Lingga Kencana Tetap Melaju meski Tahu Rem Bermasalah

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com