Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pembimbing Kemasyarakatan Bapas Cirebon, Rela Nyawa Terancam demi ABH

Kompas.com - 29/08/2023, 08:43 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KUNINGAN, KOMPAS.com – Seorang Pembimbing Kemasyarakatan (PK) Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kelas I Cirebon Jawa Barat, menatap penuh optimis.

Di usianya yang sudah lebih dari setengah abad, dia masih sangat bersemangat. Baginya, menjadi profesi PK bukanlah sekedar kerja, melainkan panggilan jiwa. Di jalan ini, dia bersama PK lainnya berusaha memperjuangkan masa depan Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) agar lebih baik.

Dialah Ari Susanto (51), seorang Pembimbing Kemasyarakatan Tenaga Ahli Muda yang bekerja di Bapas Kelas I Cirebon. Pengalamannya di dunia pendampingan anak melatihnya matang dalam bersikap, menangani tiap kasus yang melibatkan ABH.

Baca juga: Kasus Anak Berhadapan dengan Hukum di Cirebon Naik dalam 3 Tahun Terakhir

Menurutnya, bekerja menjadi PK sangat unik. Di mana pendampingan PK menggunakan ilmu sosial untuk kepentingan hukum dan penegakan hukum dengan memperhatikan aspek sosial. Dua aspek yang menjadi satu itu membuat hukum untuk ABH tidak hitam putih.

“Pada dasarnya, orang baik itu bukan orang yang tidak pernah berbuat salah. Semua orang pasti pernah berbuat salah. Tapi orang yang baik itu, ketika berbuat salah, dia akhirnya mengakui kesalahanya, siap menanggung konsekuensi atas kesalahannya, dan dia siap memperbaiki ke depan. Itu fungsi bapas. Aspek kebaikan,” kata Ari memulai wawancara pada Kamis (24/8/2023).

Pria yang sudah memiliki empat orang anak ini mulai bergabung di Bapas sejak 1992. Dia berproses menjadi pegawai biasa, dan mulai menjadi seorang Pembimbing Kemasyarakatan di tahun 1999 dengan ikut kursus dan pendidikan. Usai lulus, Ari semakin tertarik dan dipercaya menjadi PK sejak tahun 2001.

Di tahun inilah, Ari mulai mengembara menjalani tugasnya mendampingi ABH yang tak hanya tinggal di wilayah III Cirebon (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan), melainkan hingga ke Sumedang, Tasik, Pangandara, dan Ciamis.

“Pendampingan ABH sampai ke sana. Inilah suka dukanya. Kalau ada kasus, ya sana, ke polsek-polsek, polres, kejaksaan, pengadilan. Naik motor. Kadang berangkat subuh, pulang malam, ada yang ngikutin. Saya berhenti, dia berhenti. Ga taunya sama-sama takut begal, akhirnya pulang bareng,” kata Ari sambil menertawakan pengalamannya.

Dalam perjalanan yang memakan waktu dan jarak tempuh yang tidak dekat itu, tidak sekali dia tiba-tiba diberhentikan di tengah jalan. Ari ditodong senjata, diminta uang dan barang-barang. Tak ada solusi lain, kecuali memberikan uang kepada mereka, agar tetap dapat selamat.

Baca juga: Mengintip Pendidikan Anak Berkonflik dengan Hukum di LPKA Blitar (Bagian 1)

Suka duka yang kian beragam justru membuat Ari semakin mencintai pekerjaanya. Baginya Bapas adalah profesi yang membutuhkan kemampuan intelektual untuk mendampingi ABH dari mulai pra-ajudikasi, ajudikasi, hingga post-ajudikasi.

“Kayaknya, Bapas satu-satunya penegak hukum yang terlibat dari awal hingga akhir. Kita lihat, penyidik, setelah diserahkan ke penuntut, tugas penyidik selesai. Penuntut, ke pengadilan, setelah putusan, diserahkan ke lapas. Lapas di akhir. Tapi Bapas itu dari awal, sampai akhir sampai keluar dari Bapas kita bina dengan program,” ungkapnya.

Atas dasar itu, bagi Ari, menjadi Bapas membutuhkan banyak hal, yakni intelektual, stamina fisik, mental, memahami aspek sosial, kultur, pendidikan, psikologi, dan semuanya harus digali.

Dia juga menyebut, dengan melihat semua latar belakang itu, hukum kepada ABH tidaklah hitam putih, melainkan hal yang paling tepat pada tiap kasusnya.

Oleh karena tugas yang berat itu, Ari mengkritisi pemberian waktu tugas pembuatan Litmas kepada PK yang hanya 3x24 jam sejak mendapat laporan awal, analisa, hingga mengeluarkan bahan rekomendasi.

Menurutnya, waktu 3x24 jam adalah waktu yang sangat singkat bagi seorang PK untuk meneliti kondisi ABH hingga masuk ke lingkungan keluarganya, serta lingkungan lainya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengenang Teknisi Pesawat Jatuh di BSD, Keluarga: Saya Bersaksi Almarhum Sosok yang Baik

Mengenang Teknisi Pesawat Jatuh di BSD, Keluarga: Saya Bersaksi Almarhum Sosok yang Baik

Bandung
Libur Waisak, PT KAI Tambah Perjalanan Bandung ke Solo dan Jakarta

Libur Waisak, PT KAI Tambah Perjalanan Bandung ke Solo dan Jakarta

Bandung
PKS dan Nasdem Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bandung 2024

PKS dan Nasdem Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bandung 2024

Bandung
Kantor dan Rumah Sekda Karawang Digeledah Terkait Korupsi, 2 Dus Berkas Disita

Kantor dan Rumah Sekda Karawang Digeledah Terkait Korupsi, 2 Dus Berkas Disita

Bandung
Heboh Pungli, Dishub dan Satpol PP Bandung Kaji Aturan Jukir Liar

Heboh Pungli, Dishub dan Satpol PP Bandung Kaji Aturan Jukir Liar

Bandung
Kejati Jabar Geledah Kantor Pemkab Karawang Terkait Dugaan Korupsi 'Tukar Guling' Aset

Kejati Jabar Geledah Kantor Pemkab Karawang Terkait Dugaan Korupsi "Tukar Guling" Aset

Bandung
Flyover Ciroyom Diprotes Warga, Satlantas Polrestabes Bandung Bersuara

Flyover Ciroyom Diprotes Warga, Satlantas Polrestabes Bandung Bersuara

Bandung
Tipikor Tukar Menukar Lahan, Jaksa Geledah Kantor Pemkab Karawang

Tipikor Tukar Menukar Lahan, Jaksa Geledah Kantor Pemkab Karawang

Bandung
Suasana Haru Iringi Pemakaman Farid Ahmad di Bandung Barat

Suasana Haru Iringi Pemakaman Farid Ahmad di Bandung Barat

Bandung
Mobil Ngebut Tabrak Gerobak Kupat Tahu di Bandung, Terguling Saat Mau Kabur

Mobil Ngebut Tabrak Gerobak Kupat Tahu di Bandung, Terguling Saat Mau Kabur

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Punya Suara Tinggi, PKS Tak Akan Negosiasi Posisi Wali Kota di Pilkada Bandung 2024

Punya Suara Tinggi, PKS Tak Akan Negosiasi Posisi Wali Kota di Pilkada Bandung 2024

Bandung
Partai Demokrat Siapkan 3 Nama Pendamping Dadang Supriatna di Pilkada 2024

Partai Demokrat Siapkan 3 Nama Pendamping Dadang Supriatna di Pilkada 2024

Bandung
Hindari Jalan Rusak di Parung Panjang Bogor, Truk Tabrak Pengendara Motor

Hindari Jalan Rusak di Parung Panjang Bogor, Truk Tabrak Pengendara Motor

Bandung
Kasus Demam Berdarah di Cimahi Meningkat, 6 Orang Meninggal Dunia

Kasus Demam Berdarah di Cimahi Meningkat, 6 Orang Meninggal Dunia

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com