Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pembimbing Kemasyarakatan Bapas Cirebon, Rela Nyawa Terancam demi ABH

Kompas.com - 29/08/2023, 08:43 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

“Ini yang sering saya kritisi dalam beberapa pertemuan, undang-undang ini sepertinya hasil direvisi. Bagaimana kita menghasilkan kesimpulan yang pas, betul betul mengacu pada yang terbaik bagi anak, belum lagi dengan penolakan warga, keluarga ABH menutup diri, dan lainya,” tambah Ari.

Contohnya di Kabupaten Majalengka, kasus perbuatan cabul yang dilakukan anak di bawah usia 12 tahun, dengan korban tiga orang yang masing-masing berusia 4, 3 dan 7 tahun. Terjadi friksi antara dua keluarga yang bertetangga, sehingga butuh waktu dan proses untuk mendinginkan suasana semua pihak.

Baca juga: Balai Pemasyarakatan Pastikan Anak Tak Didiskriminasi Saat Terjerat Kasus Hukum

Masih di Kabupaten yang sama, pelaku ABH berusia 11 tahun, sedangkan korban berusia 5 tahun. Kedua keluarga menutup diri dan menolak, sementara PK harus bisa menjembatani kepentingan terbaik bagi kedua anak.

Ada satu momen di mana tidak ada tanggal merah dalam hidupnya saat itu. Ari mendapatkan perintah untuk segera menemui tim polres terkait kasus anak menganiaya anak dengan menempelkan knalpot motor ke wajah tahun 2021 lalu.

“Saya kondisi saat itu sedang libur, ditelepon oleh pimpinan, diminta segera menghadap Kapolres Cirebon Kota karena berkenaan dengan ABH. Akhirnya karena pulang agak jauh, saya langsung ke Polres dengan pakaian seadanya, bukan pakaian kerja,” tambah Ari.

Ari menjelaskan, kasus saat itu, adalah seorang pelaku anak berusia 15 tahun menganiaya korban anak berusia 9 tahun. Kekerasan terhadap anak itu mengakibatkan luka bakar.

Hasil visum korban ada, namun pelaku sampai akhir pemeriksaan tetap tidak pernah mengakui melakukan hal itu.

“Tetapi pelaku bersikeras, tidak pernah mengakui telah melakukan penganiayaan itu. Dalam penggalian data, ternyata sudah ada konflik antara dua keluarga tersebut,” tambah Ari. Ari berusaha mencari cara lain dengan meminta aparat desa memberikan pengertian kepada keluarga anak pelaku.

“Ketika saya baru keluar dari desa, tiba-tiba beberapa rombongan motor datang, gerung-gerung, wah kaget juga saya. Daerah sana kan keras. Nyamper ke saya, ada apa pak? bapak mau apa?,” kata rombongan itu kepada Ari sambil mengulang cerita.

Mereka, kata Ari, sudah pasang wajah menyeramkan, dan jumlahnya cukup banyak. Ari merasa secara mental tertekan, namun dia tetap berusaha memberikan informasi ke mereka, hingga seluruhnya menyadari tugas-tugas PK.

Menurutnya, seorang PK harus berpikir cepat dalam kondisi kondisi terdesak. Karena kalau salah langkah, upaya membuat Litmas malah berujung konflik. Kecepatan dalam bertindak bagi PK juga sangat penting, ini skill, adanya di jam terbang, bukan sekedar knowledge.

Baca juga: Anak Berhadapan dengan Hukum di LPKA Banda Aceh Tetap Terpenuhi Haknya

Namun, karena keluarga tertutup, upaya mendapatkan banyak keterangan kembali batal, termasuk upaya diversi yang dijembatani oleh perangkat desa, aparat, dan lainnya. Dan sang pelaku anak tetap tidak mau mengakui perbuatanya, hingga akhirnya mendapatkan putusan hakim.

Ari tidak menyerah, meski akhirnya, sang anak mendapatkan hukuman dan dihukum di lapas. Namun, ada momen dramatis, saat mendampingi ABH tersebut setelah beberapa waktu di lapas anak. Sang ABH tiba-tiba menangis dan mengakui semua perbuatanya.

Ari kemudian menggunakan program asimilasi agar ABH dapat menjalani kehidupan normal seperti sebelumnya. Dia menghabiskan waktu enam hinga tujuh bulan untuk mendampingi ABH ini, yang tidak hanya satu orang diri. Karena bagi Ari, orang baik adalah yang mau mengakui kesalahannya, menanggung resiko yang telah dibuatnya, serta berjanji tidak melakukanya lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Punya Suara Tinggi, PKS Tak Akan Negosiasi Posisi Wali Kota di Pilkada Bandung 2024

Punya Suara Tinggi, PKS Tak Akan Negosiasi Posisi Wali Kota di Pilkada Bandung 2024

Bandung
Partai Demokrat Siapkan 3 Nama Pendamping Dadang Supriatna di Pilkada 2024

Partai Demokrat Siapkan 3 Nama Pendamping Dadang Supriatna di Pilkada 2024

Bandung
Hindari Jalan Rusak di Parung Panjang Bogor, Truk Tabrak Pengendara Motor

Hindari Jalan Rusak di Parung Panjang Bogor, Truk Tabrak Pengendara Motor

Bandung
Kasus Demam Berdarah di Cimahi Meningkat, 6 Orang Meninggal Dunia

Kasus Demam Berdarah di Cimahi Meningkat, 6 Orang Meninggal Dunia

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Bandung
Cerita Warga Saat Polisi Gerebek Pabrik Narkoba Berkedok Bengkel Mesin di Bogor

Cerita Warga Saat Polisi Gerebek Pabrik Narkoba Berkedok Bengkel Mesin di Bogor

Bandung
PKS Rekomendasikan Asep Mulyadi dan Istri Oded Maju Pilkada Bandung

PKS Rekomendasikan Asep Mulyadi dan Istri Oded Maju Pilkada Bandung

Bandung
2 Pengamen Ditemukan Tewas di Perkebunan Teh Malabar Bandung

2 Pengamen Ditemukan Tewas di Perkebunan Teh Malabar Bandung

Bandung
Pabrik Narkoba Berkedok Bengkel di Perkampungan Bogor, Polisi Temukan 1,2 Juta Pil PCC

Pabrik Narkoba Berkedok Bengkel di Perkampungan Bogor, Polisi Temukan 1,2 Juta Pil PCC

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Pabrik Narkoba di Bogor Digerebek Polisi, Pak RT Kaget: Dia Izinnya Buka Bengkel

Pabrik Narkoba di Bogor Digerebek Polisi, Pak RT Kaget: Dia Izinnya Buka Bengkel

Bandung
Tanah Longsor Terjang Komplek Pesantren di Sukabumi, Penjaga Keamanan Tewas

Tanah Longsor Terjang Komplek Pesantren di Sukabumi, Penjaga Keamanan Tewas

Bandung
Terjadi Lagi, Truk Tambang Tabrak Warung di Parung Panjang Bogor

Terjadi Lagi, Truk Tambang Tabrak Warung di Parung Panjang Bogor

Bandung
Jalani Tradisi Seba, 1.500 Warga Baduy Datang ke Pemkab Lebak

Jalani Tradisi Seba, 1.500 Warga Baduy Datang ke Pemkab Lebak

Bandung
Memburu 3 Pembunuh Vina

Memburu 3 Pembunuh Vina

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com