Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbas Kebakaran TPA Sarimukti, Lahan Parkir Pasar Sayati Jadi Tempat Sampah

Kompas.com - 29/08/2023, 18:09 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Kebakaran di Tempat Pembuangan Sampah (TPA) Sarimukti, membuat pengelolaan sampah di wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, terganggu.

Beberapa Tempat Pembuangan Sampah (TPS) di pasar-pasar tradisional menumpuk lantaran tidak diangkut berhari-hari. 

Sampah di Pasar Sayati, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung, misalnya. Sudah hampir 10 hari tidak diangkut petugas.

Baca juga: Jokowi bersama Prabowo dan Ganjar Kunjungi Pasar Grogolan Pekalongan, Ribuan Warga Datang Menyambut

Pantauan di lapangan, lokasi parkir mobil pengangkut sayuran dijadikan TPS Sementara. Lantaran TPS yang berada di belakang pasar harus ditutup, karena sudah tak mampu menampung sampah.

Sampah yang menumpuk di lokasi parkiran tersebut memanjang hingga 10 meter dengan tinggi 2 meter.

Meski dibungkus dengan karung, namun tumpukan sampah tersebut tetap saja menggangu aktivitas jual beli di Pasar Sayati.

Baca juga: Luhut Sebut Kebakaran TPA Sarimukti Mirip Kebakaran Gambut, Sulit Padam

Hafidin (55), salah seorang pedagang pisang di Pasar Sayati mengatakan, tumpukan sampah yang hanya berjarak 3 meter di depan kiosnya sudah 10 hari tidak diangkut petugas.

Ia menyebut, kondisi sampah yang menumpuk di lahan parkir itu terbilang langka, pasalnya Pasar Sayati tergolong tertib dalam pengelolaan sampah pasar.

"Biasanya itu setiap hari diangkut, ini hampir 10 hari enggak diangkut, kondisinya kaya gini udah numpuk banget," katanya ditemui di kiosnya, Selasa (29/8/2023).

Hafidin mengaku telah mendapatkan informasi dari petugas pengangkut sampah di Pasar Sayati, jika TPA Sarimukti kebakaran dan pengangkutan sampah jadi terlambat.

"Kalau soal kebakaran udah tahu, dari berita dari petugas juga bilang. Cuma kan, tetap saja butuh solusi soalnya keganggu," ungkapnya.

Adanya tumpukan sampah di depan kiosnya, sambung dia, membuat beberapa pelanggan mengeluhkan bau yang menyengat.

Tak sedikit pelanggan yang lebih memilih berbelanja di kios-kios yang ada di depan.

"Saya aja terganggu, apalagi pelanggan. Wah, pembeli yang baru mah lebih memilih belanja di depan dari pada ke belakang," jelasnya.

Saepuloh (45),  pedagang daging menjelaskan, jika sebelum dijadikan TPS, lahan yang saat ini digunakan merupakan tempat parkir.

Biasanya, setiap Senin dan Selasa lahan parkir tersebut padat oleh kendaraan yang menyuplai daging dan sayuran.

Namun karena TPS yang berada di belakang pasar ditutup karena penuh sampah, lahan parkir mobil pun dijadikan tempat pembuangan sampah (TPS).

"Kemarin -kemarin mah di belakang cuma sempat dibersihkan untuk digunakan perlombaan Agustusan warga setempat, terus dipake lagi, sekarang penuh dan ditutup, terus jadi sementara di sini," ungkapnya.

Biasanya, jika tak mengalami penumpukan, di lokasi tersebut hanya ada satu bak truk sampah yang terisi penuh.

"Memang kalau belakang penuh, ya ada di sini juga cuma biasanya, kalau enggak ada hambatan cuma satu bak truk aja, dan itu enggak ganggu parkiran," tuturnya.

Saat ini, lanjut Saepuloh, kendaraan yang akan suplai sayuran dan daging terpaksa harus terparkir di luar pasar.

"Biasanya parkiran mobil, nah kalau malem tukang sayur banyak sekarang keganggu, dan sekarang yang parkir jadi di Borma," bebernya.

Tak hanya itu, ia juga mengaku kehilangan pembeli yang cukup signifikan.

"Yang belanja juga pada ngeluh, apalagi yang enggak biasa, sekarang jadi seperti ini, ngeluh pada bau, banyak yang kabur lagi yang mau beli," sambungnya.

Sementara itu, Bayu (30) salah seorang supir pengangkut sayuran di Pasar Sayati mengaku terhambat menyuplai sayuran akibat lahan parkir yang digunakan TPS.

Bayu mengatakan, harus bekerja dua kali jika akan mengirim sayuran ke kios-kios.

"Biasanya kan langsung parkir dan menurunkan barang, sekarang kalau enggak kebagian parkir harus cari gerobak buat ngangkut sayuran. Jaraknya lumayan dari depan jalan ke kios," ucap Bayu.

Bayu berharap ada solusi terkait pengangkutan sampah. Pasalnya, hal-hal yang lain yang biasa dilakukan di Pasar Sayati jadi terganggu.

"Pedagang banyak yang hilang pembeli, apalagi siang gini jadinya sepi. Mudah-mudahan ada solusi biar sama-sama enak," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Siswi SMA Terseret Angkot di Bandung, Sopir Diduga Tak Mau Berhenti

Siswi SMA Terseret Angkot di Bandung, Sopir Diduga Tak Mau Berhenti

Bandung
Pria Ini Datang ke Pengadilan Bandung Sambil Bawa 22 Paket Sabu, Ngakunya Rokok

Pria Ini Datang ke Pengadilan Bandung Sambil Bawa 22 Paket Sabu, Ngakunya Rokok

Bandung
Bukti Dukungan Kurang, 2 Mantan Bupati Garut Gagal Maju Pilkada 2024

Bukti Dukungan Kurang, 2 Mantan Bupati Garut Gagal Maju Pilkada 2024

Bandung
Siswi SMA Diduga Otaki Perampokan di Bogor, Uang Curian Dibelikan Ponsel

Siswi SMA Diduga Otaki Perampokan di Bogor, Uang Curian Dibelikan Ponsel

Bandung
Jumlah Perceraian di Indonesia Tahun 2023 Capai 463.654 Kasus

Jumlah Perceraian di Indonesia Tahun 2023 Capai 463.654 Kasus

Bandung
Aksi 3 Siswi SMA Rampok Rumah di Bogor, Gasak Uang Rp 13,8 Juta

Aksi 3 Siswi SMA Rampok Rumah di Bogor, Gasak Uang Rp 13,8 Juta

Bandung
Polda Jabar Bantah Pelaku Kasus Vina Cirebon adalah Anak Polisi

Polda Jabar Bantah Pelaku Kasus Vina Cirebon adalah Anak Polisi

Bandung
Sopir Bus Putera Fajar Jadi Tersangka Kasus Kecelakaan di Subang, Siapa Lagi yang Harus Bertanggung Jawab?

Sopir Bus Putera Fajar Jadi Tersangka Kasus Kecelakaan di Subang, Siapa Lagi yang Harus Bertanggung Jawab?

Bandung
Keluarga Vina Menanti Polisi Segera Tangkap 3 Pembunuh yang Masih Buron

Keluarga Vina Menanti Polisi Segera Tangkap 3 Pembunuh yang Masih Buron

Bandung
Longsor di Bandung Barat, Bey Tunggu Status Tanggap Darurat dari Bupati

Longsor di Bandung Barat, Bey Tunggu Status Tanggap Darurat dari Bupati

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Bandung
Komplotan Penyelewengan Elpiji Subsidi Ditangkap, Keuntungan Rp 592 Juta

Komplotan Penyelewengan Elpiji Subsidi Ditangkap, Keuntungan Rp 592 Juta

Bandung
Peminat UTBK ITB 2024 Turun Dibanding Tahun Lalu

Peminat UTBK ITB 2024 Turun Dibanding Tahun Lalu

Bandung
Menengok 3 Lokasi Pembunuhan Vina Usai 8 Tahun Berlalu

Menengok 3 Lokasi Pembunuhan Vina Usai 8 Tahun Berlalu

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com