Iandra mengungkapkan, problem ketimpangan dalam pembangunan khususnya terkait aksesibilitas terhadap infrastruktur di pedesaan yang lebih rendah dibanding perkotaan menjadi landasan Ridwan Kamil menjadikan program infrastruktur sebagai prioritas.
"Infrastruktur juga berkaitan dengan efisiensi. Jika infrastrukturnya bagus, maka biaya transportasi dan harga komoditas dapat ditekan sehingga produk akan bersaing. Ini adalah jalan menuju kesejahteraan," ucap dia.
Pemprov Jabar memetakan 13 program Jabar Juara yang berkaitan dengan infrastruktur.
Yaitu: Masjid Juara, Transportasi Juara, Logistik Juara, Gerbang Desa Juara, Kota Juara, Energi Juara, Pariwisata Juara, Lingkungan Juara, Kelola Sampah Juara, Tanggap Bencana Juara, Ekonomi Kreatif Juara, Pasar Juara, dan Petani Juara. Program ini diturunkan dalam puluhan sub program.
Di era Ridwan Kamil, sejumlah infrastruktur yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional [PSN] tuntas di antaranya Pelabuhan Patimban, Subang, hingga Tol Cileunyi Sumedang Dawuan, Tahap akhir Tol Bogor Ciawi Sukabumi (Bocimi).
Kemudian Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Lido, aktivasi Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka sebagai bandara embarkasi haji 2023.
Pihaknya juga berupaya mengatasi kesenjangan dan pemerataan ekonomi lewat penataan ruang serta percepatan pembangunan daerah dengan inovasi Metropolitan Rebana.
Rebana diproyeksikan memiliki 13 pusat pertumbuhan ekonomi di 7 wilayah di Utara Jawa Barat yakni, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Subang, Cirebon, Indramayu, Sumedang, Kuningan, dan Kota Cirebon.
Di wilayah Selatan, penataan ruang ini diwujudkan lewat konsep Arumanis dan Jalur Tengah Selatan.
Dua konsep pemerataan lewat tata ruang ini diakui dan diperkuat dengan adanya komitmen Pusat lewat Peraturan Presiden Nomor 87/2021 tentang Percepatan Pembangunan Kawasan Rebana dan Jawa Barat bagian Selatan.
Melalui program Jalan Mulus (Jamu), pasangan ini menangani jalan di Jabar sepanjang 713,5 km selama 5 tahun terakhir.
Meski anggaran sempat terganggu penanganan Covid-19, setiap tahunnya, program ini memastikan kondisi jalan dan jembatan di Jabar tetap prima.
Pemprov Jawa Barat pun selama 5 tahun ini mewujudkan ragam kebutuhan warga di kabupaten/kota terkait infrastruktur seperti fly over (Depok, Kota Bandung), revitalisasi situ/waduk (Kuningan, Bekasi, Bogor, Depok, Garut, dll).
Kemudian revitalisasi Pasar Juara (Bogor, Sukabumi, Kabupaten Bandung, Cirebon, Kota Cimahi, dll), revitalisasi alun-alun (Cirebon, Majalengka, Sumedang, Sukabumi, Ciamis, Pangandaran, dll).
Kemudian berdirinya Masjid Raya Al Jabbar di Gedebage, Kota Bandung.
Masjid Raya Al Jabbar tak sekaar masjid. Al Jabbar adalah mahakarya peradaban kebanggaan Jawa Barat. Setelah hampir 7 tahun dirancang dan dibangun, Al Jabbar resmi hadir bagi umat.
Kemudian, salah satu capaian penting adalah peningkatan investasi. Selama 5 tahun terakhir, Jawa Barat mendudukan diri sebagai juara investasi, primadona investasi, destinasi utama investasi.
Dalam hal lingkungan, penanganan DAS Citarum menunjukkan progres pesat.
Indeks Kualitas Air (IKA) DAS Citarum pada tahun 2018 sebesar 33,43 menjadi 51,01 atau dari cemar berat menjadi cemar ringan.
Program akan terus berlanjut hingga mencapai angka IKA 60 atau bebas cemar.
Pemulihan air Sungai Citarum ini penting untuk diketahui bukan hanya karena statusnya sebagai sungai terpanjang di Jawa Barat.
Sungai yang memiliki panjang 270 kilometer itu menjadi sumber kehidupan bagi 18 juta warga di 13 kabupaten/kota di Jabar yang dilintasi DAS.
Sungai ini juga vital bagi kemakmuran 682.227 hektare lahan di 1.454 desa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.