Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pedagang Baju di Bandung "Babak Belur" oleh "Marketplace", Tutup Kios dan Jual Murah

Kompas.com - 20/09/2023, 16:34 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Reni Susanti

Tim Redaksi

Baginya, pilihan berdagang secara konvensional masih harus dipertahankan. Pasalnya untuk berubah menjadi pedagang online perlu tahapan panjang.

"Begini, bukan kami enggak mau, mau-mau saja, tapi gimana tahapannya menurut saya sama saja kaya dagang gini, panjang. Sementara enggak semua bisa menjalankan aplikasi online atau enggak semuanya mudah paham," kata Atin.

Untuk mempertahankan kios dan dagangannya, Atin mesti menjual barang dengan harga murah bahkan jauh dari biasanya.

"Nih kaya sepatu sekolah, biasanya saya jual bisa sampai Rp 180 atau Rp 200 ribu untuk sepatu anak, modalnya hanya Rp 100 ribu sekarang saya jual Rp 120 ribu atau Rp 115 ribu yang penting ada buat bertahan hidup dulu aja," jelasnya.

Ditanya soal omzet, Atin hanya tersenyum kecil. Omzetnya sudah anjlok sejak Covid-19.

"Kalau ditanya omzet, waktu Covid katakanlah masih bisa bertahan, sekarang mah haduh sudah anjlok banget," bebernya.

Hal serupa dirasakan Wildan (43), pedagang seragam sekolah. Ia mengungkapkan, pembeli yang datang terkadang membandingkan dengan harga di marketplace.

"Jadi secara enggak langsung kita juga dikasih contoh sama pembeli, bahwa saingan kita itu toko online," kata Wildan.

Menurutnya, nasib dia sebagai pedagang seragam jauh lebih memprihatinkan dari pedagang lain.

"Gini, kalau saya pasti ada musimnya yaitu waktu masuk sekolah atau tahun ajaran baru lah, sesudah itu dari mana? Karena seragam bukan pakaian sehari-hari," ujar Wildan.

Wildan berharap jika pedagang konvensional sepertinya tidak diperhatikan, ia meminta pemerintah menutup aplikasi online.

"Tutup saja, karena kita juga kesulitan di sini, enggak semua masyarakat melek terhadap teknologi," kata dia.

Tak hanya itu, ia meminta pemerintah baik tingkat pusat, provinsi, dan daerah memerhatikan nasib pedagang konvensional.

"Seharusnya ada solusi lah, minimal di harga itu sama dengan di lapangan, kalau seenaknya kaya gini, kita mau bagaimana," pungkas dia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bocah di Cianjur Meninggal Usai Diberi Suntikan Ketiga oleh Perawat Puskesmas

Bocah di Cianjur Meninggal Usai Diberi Suntikan Ketiga oleh Perawat Puskesmas

Bandung
'Long Weekend Waisak', Ganjil Genap di Puncak Berlaku 5 Hari

"Long Weekend Waisak", Ganjil Genap di Puncak Berlaku 5 Hari

Bandung
Kronologi Pembunuhan Perempuan di Lembang oleh Mantan Pembantu, Pelaku Dipergoki Warga

Kronologi Pembunuhan Perempuan di Lembang oleh Mantan Pembantu, Pelaku Dipergoki Warga

Bandung
Mediasi Gagal, Gugatan 2 Eks Bupati di Pilkada Garut Dilanjut Musyawarah

Mediasi Gagal, Gugatan 2 Eks Bupati di Pilkada Garut Dilanjut Musyawarah

Bandung
Cileunyi Bandung Semrawut, Sopir Angkot Berharap Ada Terminal

Cileunyi Bandung Semrawut, Sopir Angkot Berharap Ada Terminal

Bandung
MK Tolak Semua Gugatan Sengketa Pileg 2024 di Bandung Barat

MK Tolak Semua Gugatan Sengketa Pileg 2024 di Bandung Barat

Bandung
Jual Satwa Langka Dilindungi, Seorang Warga Garut Ditangkap

Jual Satwa Langka Dilindungi, Seorang Warga Garut Ditangkap

Bandung
Wilayah Cileunyi Tak Kunjung Punya Terminal, Apa yang Terjadi?

Wilayah Cileunyi Tak Kunjung Punya Terminal, Apa yang Terjadi?

Bandung
Seorang Pria di Lembang Bunuh Mantan Majikan Pakai Balok Kayu

Seorang Pria di Lembang Bunuh Mantan Majikan Pakai Balok Kayu

Bandung
Muncul Wacana Ridwan Kamil-Raffi Ahmad pada Pilkada 2024, Golkar: Siapa Saja Masih Mungkin

Muncul Wacana Ridwan Kamil-Raffi Ahmad pada Pilkada 2024, Golkar: Siapa Saja Masih Mungkin

Bandung
Mayat Perempuan Ditemukan di Pesawahan Nagreg Bandung, Keluarga Tolak Otopsi

Mayat Perempuan Ditemukan di Pesawahan Nagreg Bandung, Keluarga Tolak Otopsi

Bandung
Kisah Gadis di Indramayu Berpenampilan Laki-laki agar Bisa Kerja Jadi Buruh Bangunan demi Sang Adik

Kisah Gadis di Indramayu Berpenampilan Laki-laki agar Bisa Kerja Jadi Buruh Bangunan demi Sang Adik

Bandung
Anaknya Dipenjara Seumur Hidup, Suratno Tetap Yakin Sudirman Bukan Pembunuh Vina

Anaknya Dipenjara Seumur Hidup, Suratno Tetap Yakin Sudirman Bukan Pembunuh Vina

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Bandung
Buru Penganiaya Perias Pengantin di Sukabumi, Polisi Sebar Identitas dan Foto Pelaku

Buru Penganiaya Perias Pengantin di Sukabumi, Polisi Sebar Identitas dan Foto Pelaku

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com