Dia tak menyangka, cimin yang dijual ayahnya itu diduga mengakibatkan keracunan massal di SDN Jati 3.
"Sebab, sebelumnya tidak ada apa-apa, bahkan sebelum dijual, cucu-cucunya juga sudah mengonsumsi, makan di rumah. Saya juga habis bikin makan juga," terangnya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) KBB, Hernawan Widjajanto mengungkapkan, cimin buatan TA diduga sebagai penyebab keracunan massal karena para korban mengalami gejala mual, muntah-muntah, dan diare setelah menyantap jajanan tersebut.
"Penyebab keracunan diduga berasal dari serbuk atau bumbu tabur pedas karena siswa lain yang mengonsumsi cimin tapi tidak diberi serbuk pedas tidak mengalami gejala keracunan," paparnya.
Untuk memastikan penyebab keracunan, pihaknya sudah mengambil tujuh sampel, yakni terigu (bahan baku), bahan cabai kering, penyedap rasa, bumbu bawang, cimin siap goreng, bumbu keju, dan tepung singkong tapioka untuk diuji di laborarorium.
"Semua sampel cimin itu sudah kami ambil, termasuk serbuk pedasnya. Dengan demikian, nanti akan ketahuan penyebab keracunannya karena apa," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.