"Kan sudah diadakan pemilihan dan dia kalah, pemilihnya (pendukung) cuman 7 KK. Jadi sebelum itu dia sudah datang ke desa maksa minta tanda tangan pengen jadi RT. Terus kita bilang ini udah beres ngadain pemilihan dan kalah jadi harus menerima," bebernya.
"Sampai akhir kejadian Selasa lalu dia mengadang truk sampah itu. Alasannya kenapa truk sampah lewat perumahan, jalan saya bisa rusak. Warga geramlah. Kan yang ngebangun jalan itu juga warga karena developer waktu itu tidak bertanggung jawab," sambungnya.
Tak hanya itu, pasutri tersebut pernah membongkar tempat penampungan sampah atau TPS di perumahan tersebut.
Jadwal pengangkutan sampah pun dilakukan 2 kali dalam sepekan atau pada Selasa dan Jumat.
Namun, pasutri dan pendukungnya tetap menolak. Warga khawatir nanti truk sampah diadang lagi pada Jumat (6/10/2023) lalu.
Sehingga, warga turun ke jalan mengawal truk sampah serta mengadakan orasi dan akhirnya viral.
"Dari kejadian tersebut, salah satu warga perumahan memviralkan. Hari Jumat itu truk sampah dikawal ama warga.
Saya juga sudah memberi penyampaian ke pasutri itu terkait pemilihan RT, gimana lagi ada yang kalah ada yang menang," terangnya.
"Nah tadi pagi sudah pengambilan sampah lagi dan sudah bisa melintas itu truk, dari awal sudah minta bantuan ke polisi agar tidak terjadi gesekan," jelasnya.
Baca juga: Kronologi Angkot Alami Pecah Ban dan Terguling di Tol Tangerang-Merak
Terpisah, Kapolsek Cijeruk Kompol Hida Tjahjono mengungkapkan bahwa kasus ini berawal dari adanya pemilihan ketua RT.
Permasalahan internal di perumahan tersebut, salah satu yang mencalonkan kalah karena tidak dipilih.
"Akhirnya dia ada 10 KK gak mau ikut ke RT tersebut (RT yang menang). Jadi dia ingin membentuk RT sendiri. Sedangkan di situ ada 50 KK dan gak bisa dong 10 KK minta bikin RT baru.
Habis itu akhirnya cari masalah dan tidak mau ikut aturan RT, gak mau bayar IPL dan lain sebagainya. Terus dia juga pengen 10 KK ini mengelola sampahnya sendiri. Salah satunya ada yang mau modalin. Punya mobil bak sampah sendiri. Artinya tidak mau guyub dengan warga di situ," ungkapnya.
Hida memastikan bahwa permasalahan tersebut sudah selesai dan kondusif. Ia menyebut sudah tidak ada pengadangan lagi.
"Kemarin sih juga sudah ada anggota kita, kita mengimbau harus rukun namanya bertetangga kan. Sampai sejauh ini sudah aman," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.