Menurutnya, isu Gibran tak memiliki etika dalam langkah politiknya, merupakan legitimasi kekuasaan bagi kelompok yang tak menginginkan kaum muda terlibat dalam politik nasional.
"Sebetulnya untuk ikut andil dalam kemajuan bangsa itu bukan soal etika tapi soal kemauan siapa yang mau membangun bangsa. Siapa saja yang mau membangun bangsa itu berarti niat baik. Kalau niat baik dihalangi oleh embel-embel etika itu namanya politik yang kurang bagus mengatasnamakan etika untuk kekuasaan mereka-mereka itu," ungkap dia.
Awi menilai, pasangan Prabowo dan Gibran merupakan representatif bagi nilai-nilai kerja sama atau gotong-royong yang menjadi salah satu falsafah bangsa Indonesia.
Ia mengatakan, pasangan Prabowo-Gibran akan melahirkan gelombang perubahan besar bagi kemajuan Indonesia.
"Salah satunya pengabdian itu ada dalam kaum milenial ya Gibran. Tentunya langsung dibawa oleh Pak Prabowo sendiri saya kira ini menjadi hal yang luar biasa jadi gerakannya akan menjadi gelombang besar," tutur dia.
Sejauh ini, lanjut dia, sosok Gibran sangat menginspirasi bagi kelompok muda terutama di Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.