Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pj Gubernur Jabar Sebut Nyamuk Wolbachia Bawa Manfaat Tekan Kasus DBD

Kompas.com - 27/11/2023, 17:04 WIB
Faqih Rohman Syafei,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin mengatakan, nyamuk Wolbachia yang dikembangkan Kementerian Kesehatan diyakini dapat menekan angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jabar.

Di Jabar, sebanyak 60.000 telur nyamuk Wolbachia disebar di Kecamatan Ujung Berung, Kota Bandung. Adapun fungsi nyamuk tersebut untuk menghambat perkembangan virus DBD.

"Pengembangan dari nyamuk untuk menekan angka DBD. Itu sudah teruji, baik sebetulnya buat ke depannya, untuk mengurangi nyamuk yang membawa nyamuk DBD," ujar Bey usai Deklarasi Jabar Akur (Aman, Kondusif dan Rukun) di GOR Saparua, Kota Bandung, Senin (27/11/2023).

Baca juga: Dinkes Kota Bandung: Program Nyamuk Wolbachia Tidak Gantikan Upaya Pencegahan DBD Lainnya

Dia menyebutkan, pihak Dinas Kesehatan Jabar maupun Kota Bandung sudah menggencarkan sosialisasi terkait manfaat penyebaran nyamuk tersebut.

Masyarakat pun diminta tidak perlu khawatir terkait efek nyamuk tersebut. Pasalnya sudah teruji Kemenkes.

"Bukan sesuatu yang membahayakan, justru mengamankan kita untuk kedepannya. Sosialisasinya dengan cara bertahap sesuai dengan kebutuhan. Kami berharap tidak ada penolakan. Sebetulnya tujuannya baik untuk kita semua kan," kata Bey.

Baca juga: Cacar Monyet Terdeteksi di Jabar, Bey Siagakan Rumah Sakit

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Bandung, Anhar Hadian menyebutkan, program penyebaran nyamuk wolbachia diharapkan dapat menekan kasus DBD di wilayah tersebut.

Program nyamuk wolbachia telah dilakukan di sejumlah kota dan terbukti efektif menurunkan kasus DBD di Yogyakarta sebanyak 70 persen.

"Kami bersama dengan Kemenkes, UGM, dan pihak terkait, mengevaluasi program nyamuk wolbachia," ucap Anhar pada Sabtu (25/11/2023).

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com