Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Kustini, Ojol yang Sepeda Motornya Hilang dan Rumahnya Ambruk Diterjang Banjir Bandang

Kompas.com - 16/01/2024, 13:49 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com-Tidak ada yang sia-sia bagi Kustini (40). Di bawah terik matahari siang ini, dia berupaya mengangkat puing-puing sampah di sepanjang Kampung Lamajang Peuntas, Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat yang porak-poranda akibat diterjang banjir bandang sungai Cigede, Kamis lalu.

Material kayu yang menghalangi bagian depan rumah warga serta gang kecil di area RW 17 yang menjadi pemukiman terdampak paling parah tak luput dari mata dan tangan Kustini. Perempuan ini fokus mencari sesuatu.

Dengan kerudung coklat serta pakaian hitan juga tanpa alas kaki, Kustini terus mencari dan menanyakan sesuatu kepada warga yang ada di sekitar.

Baca juga: Terseret Banjir Bandang 5 Meter, Nyawa Bambang Diselamatkan Pohon Sawit

Sesekali Kustini terlibat obrolan panjang bersama warga yang juga menjadi korban bencana banjir bandang.

Belakangan, Kustini tengah mencari sepeda motor matik miliknya yang terbawa arus luapan Sungai Cigede.

Kustini (40) warga Kampung Lamajang Peuntas, Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, saat menunjukkan posisi motor miliknya yang hilang akibat diterjang banjir bandang pada Kamis laluKOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah Kustini (40) warga Kampung Lamajang Peuntas, Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, saat menunjukkan posisi motor miliknya yang hilang akibat diterjang banjir bandang pada Kamis lalu

Saat banjir banjir bandang terjadi, Kustini memarkirkan sepeda motornya di jalan yang berdekatan dengan titik tangguk jebol.

"Memang saya biasa parkir motor di situ, hampir semua warga yang rumahnya tidak cukup untuk menyimpan motor ya pasti disimpan di situ," katanya ditemui di lokasi, Selasa (16/1/2024).

Baca juga: Ketika Uang Rp 156 Juta dan Emas 50 Gram Lenyap Disapu Banjir Bandang

Tidak hanya motor miliknya, beberapa sepeda motor warga yang lain juga sampai saat ini masih belum diketahui keberadaanya.

"Kurang lebih ada 10 motor lah yang parkir di sana sebelum kejadian," ujar Kustini.

 

Kustini (40) warga Kampung Lamajang Peuntas, Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, saat menunjukkan posisi motor miliknya yang hilang akibat diterjang banjir bandang pada Kamis laluKOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah Kustini (40) warga Kampung Lamajang Peuntas, Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, saat menunjukkan posisi motor miliknya yang hilang akibat diterjang banjir bandang pada Kamis lalu
Selain warga tak memiliki tempat parkir di rumahnya, Kustini mengatakan tempat parkir sepeda motor tersebut tergolong aman dari banjir.

Asumsi itu yang membuat perempuan itu dan warga yang lain lebih memilih memmarkirkan kendaraan di sana.

"Tanggul jebol (dekat sepeda motornya) jadi penyebab banjir bandang, dan motor saya hanyut, sampai sekarng belum ditemukan," jelas dia.

Baca juga: Banjir Bandang di Bandung, Belasan Rumah Roboh, Puluhan Motor Hanyut

Ia mengatakan sudah membuat laporan kepada Tim SAR terkait hal tersebut. Namun, sampai saat ini belum ada kabar baik.

Baginya, sepeda motor tersebut bukan hanya sekedar alat transportasi atau meringankan aktivitas.

Lebih dari itu, dengan sepeda motor tersebut dia bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Kustini berprofesi sebagai ojek online (Ojol) wanita. Dengan sepeda motor matik itu, ia bisa menghidupi anaknya Keysa (15) dan Ibunya Aminah (59).

"Kalau enggak ada motor saya dapet uang dari mana, Motor itu sangat penting bagi saya, saya tak bisa kerja. Sebab tak ada kerjaan lain untuk bisa memenuhi kebutuhan ibu dan anak saya," ujar Kustini sambil menahan derai air mata.

Baca juga: Ketika Uang Rp 156 Juta dan Emas 50 Gram Lenyap Disapu Banjir Bandang

Meski sulit, ibu tunggal satu anak ini mengaku tak mau meyerah. Ia akan terus mengontrol setiap kali Tim SAR melakukan pembersihan material.

Menurutnya, pencarian motornya yang terbawa arus banjir bandang itu sulit karena banjirnya membawa sampah dan lumpur, hingga jika tertimbun tak terlihat.

"Sekarang juga banyak sampahnya, ini di bawah tumpukan sampah ini terlihat ada motor. Motor saya warna biru putih," bebernya.

Ia menyakini motornya berada di salah satu tumpukan material sampah dan lumpur yang terbawa akibat luapan sungai Cigede.

Pasalnya, ia sempat ditunjukan warga, jika dalam salah satu tumpukan sampah terdapat motor ber-shock breaker merah.

"Tapi enggak tahu motor saya ada di situ atau tidak," ujarnya.

 

Rumah ambruk

Saat ini Kustini terpaksa harus mengungsi ke rumah saudaranya yang berada di Kampung Pasigaran yang berseberangan dengan Kampung Lamajang Peuntas.

Selain sepeda motornya yang belum ditemukan, Kustini juga harus menelan pil pahit rumah yang ditempatinya selama bertahun-tahun sudah rata diterjang derasnya aliran sungai Cigede.

Sebelum terjadi banjir bandang, ia sempat menitipkan anaknya di rumah kakaknya yang memiliki lantai dua.

Baca juga: Cerita Korban Banjir Bandang Bandung, Rumah Bergetar hingga Tembok Roboh

Sementara, saat itu ia dan sang Ibu tengah berada di rumah setelah membereskan barang antisipasi terjadi banjir.

"Biasanya banjir bertahap dan paling tinggi sekitar 1 meter. Tapi banjir kemarin, tiba-tiba air tinggi. Saya sudah naik ke tempat tinggi di rumah air terus naik," imbuhnya.

Saat air datang, ia mengaku panik, dia berupaya menyelamatkan diri bersama ibunya karena banjir tak seperti biasanya, air langsung tinggi dan deras.

Namun, air terus naik, akhirnya ia menjebol atap.

"Saya sudah naik paranggong (tempat tinggi seperti meja yang dibuat untuk menyimpan barang jika banjir) namun air terus naik. Saya jebol atap, untuk menyelamatkan diri, saat itu tak terpikir apapun hanya bagaimana saya dan ibu bisa menyelamatkan diri, " katanya.

Usai menjebol atap, ia bersama ibunya naik ke atas genteng. Kemudian, tetangga sebelah rumahnya, menolong mereka dan mengevakuasi ke atap rumah tetangganya yang sudah di cor semen.

"Untungnya ibu diberi kekuatan untuk naik ke genteng, di atas genteng, saya teriak teriak minta tolong. Saya dan ibu ditolongnya dibawa ke rumahnya yang atapnya dicor, menyusuri genteng dan akhirnya bisa naik ke rumah tetangga itu," ungkap dia.

Baca juga: Kabupaten Bandung Tetapkan Status Tanggap Darurat Selama 2 Pekan

Kustini mengatakan, saat di atap rumah tetangganya, ia melihat rumahnya ambruk dihantam derasnya air banjir bandang saat itu.

Baru pada Jumat dini hari, ia dan sang Ibu dievakuasi Tim SAR.

"Untung saya sudah naik ke rumah tetangga. Akhirnya Jumat sekiranya pukul 01.00 WIB, ada tim sar mengevakuasi. Saya dievakuasi dengan cara di punggung (duduk diatas pundak tim SAR), lalu tim SAR berjalan dengan memegang tambang menyusuri gang," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Bandung
Demi Sesuap Nasi, Sopyah Terpaksa Berpenampilan Pria untuk Kerja di Bangunan

Demi Sesuap Nasi, Sopyah Terpaksa Berpenampilan Pria untuk Kerja di Bangunan

Bandung
Kala Luhut Teringat Jasa Mendiang Doni Monardo Bersihkan Sungai Citarum...

Kala Luhut Teringat Jasa Mendiang Doni Monardo Bersihkan Sungai Citarum...

Bandung
Mengenang Teknisi Pesawat Jatuh di BSD, Keluarga: Saya Bersaksi Almarhum Sosok yang Baik

Mengenang Teknisi Pesawat Jatuh di BSD, Keluarga: Saya Bersaksi Almarhum Sosok yang Baik

Bandung
Libur Waisak, PT KAI Tambah Perjalanan Bandung ke Solo dan Jakarta

Libur Waisak, PT KAI Tambah Perjalanan Bandung ke Solo dan Jakarta

Bandung
PKS dan Nasdem Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bandung 2024

PKS dan Nasdem Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bandung 2024

Bandung
Kantor dan Rumah Sekda Karawang Digeledah Terkait Korupsi, 2 Dus Berkas Disita

Kantor dan Rumah Sekda Karawang Digeledah Terkait Korupsi, 2 Dus Berkas Disita

Bandung
Heboh Pungli, Dishub dan Satpol PP Bandung Kaji Aturan Jukir Liar

Heboh Pungli, Dishub dan Satpol PP Bandung Kaji Aturan Jukir Liar

Bandung
Kejati Jabar Geledah Kantor Pemkab Karawang Terkait Dugaan Korupsi 'Tukar Guling' Aset

Kejati Jabar Geledah Kantor Pemkab Karawang Terkait Dugaan Korupsi "Tukar Guling" Aset

Bandung
Flyover Ciroyom Diprotes Warga, Satlantas Polrestabes Bandung Bersuara

Flyover Ciroyom Diprotes Warga, Satlantas Polrestabes Bandung Bersuara

Bandung
Tipikor Tukar Menukar Lahan, Jaksa Geledah Kantor Pemkab Karawang

Tipikor Tukar Menukar Lahan, Jaksa Geledah Kantor Pemkab Karawang

Bandung
Suasana Haru Iringi Pemakaman Farid Ahmad di Bandung Barat

Suasana Haru Iringi Pemakaman Farid Ahmad di Bandung Barat

Bandung
Mobil Ngebut Tabrak Gerobak Kupat Tahu di Bandung, Terguling Saat Mau Kabur

Mobil Ngebut Tabrak Gerobak Kupat Tahu di Bandung, Terguling Saat Mau Kabur

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Punya Suara Tinggi, PKS Tak Akan Negosiasi Posisi Wali Kota di Pilkada Bandung 2024

Punya Suara Tinggi, PKS Tak Akan Negosiasi Posisi Wali Kota di Pilkada Bandung 2024

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com