Rizal menjelaskan, ponpesnya sudah beberapa kali menggelar acara nikah massal. Akan tetapi, pernikahan massal sempat vakum beberapa tahun karena situasi dan kondisi.
Acara nikah massal kembali diselenggarakan sejak empat tahun lalu. Jumlah pesertanya, kata Rizal, terus bertambah tiap tahun.
"Dari dua pasang, kemudian empat, enam, delapan. Terakhir 10 pasang," ungkapnya.
Pada pernikahan massal Sabtu (27/1/2024), diikuti empat pasang pengantin.
"Supaya efisiensi biaya dan waktu, hanya diikuti empat pasang," tuturnya.
Tiap tahunnya, nikah massal dihelat dengan tema berbeda. Karena tahun ini bertepatan dengan pemilihan presiden, maka tema kali ini berhubungan dengan pilpres.
Ide utama nikah massal dengan konsep "Pilpres" ini dicetuskan oleh pimpinan umum dan dewan kiai. Lalu, dikelola dan dikemas oleh tim media dan santri serta pengurus.
Baca juga: Sederet Kisah Pernikahan Unik di Indonesia, Digelar di Goa, Bus, hingga Metaverse
Sementara itu, Ketua Yayasan Pondok Pesatren Miftahul Huda 2 KH Nonop Hanafi membenarkan bahwa pihaknya mengangkat tema "pilpres" dalam nikah massal kali ini.
"Kita desain seperti perhelatan Pilpres, ada Mahkamah Keluarga, Komisi Pernikahan Umum," jelasnya.
Video pernikahan massal berkonsep pilpres ini diunggah ke media sosial TikTok. Kiai Nonop menyebutkan, pemilihan konsep "pilpres" ini untuk mengenalkan santri-santrinya ke khalayak umum.
"Untuk tujuan dari konsep ini, yang pertama semi pengenalan kepada santri dan masyarakat. Kedua, ada juga kritik halus berkaitan dengan Mahkamah Keluarga itu," imbuhnya.
Baca juga: Kisah-kisah Pernikahan Unik, Gelar Akad di Goa dan Bus, hingga Maskawin 1 Liter Minyak Goreng
Sumber: Kompas.comm (Penulis: Candra Nugraha | Editor: Reni Susanti)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.