Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Beras di Cirebon Tembus Rp 450.000 Per Karung, Warga Menjerit

Kompas.com - 20/02/2024, 11:05 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Reni Susanti

Tim Redaksi

 

CIREBON, KOMPAS.com - Harga beras di Pasar Jamblang, Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, tembus Rp 450.000 per karung atau Rp18.000 per kilogram.

Harga tersebut membuat pembeli sangat kesulitan. Mereka harus menyesuaikan dengan harga sembako lainnya yang juga naik.

Kusnan, pembeli beras di salah satu toko di Pasar Jamblang terus mengeluhkan harga beras yang terus naik. Sambil membeli beras, dia berulang kali meminta kepada pedagang dan pemerintah untuk segera menurunkan harga.

Baca juga: Warga Ngawi Berburu Operasi Pasar di Tengah Kenaikan Harga Beras

"Turunkan, turunkan lah, turunkan harga beras," kata Kusnan di hadapan pedagang beras, Selasa (20/2/2024) pagi.

Kusnan menjelaskan, dia merasakan kenaikan harga beras saat ini sangat menyulitkan banyak warga. Dia harus mengeluarkan uang Rp 18.000 hingga Rp 19.000 untuk harga satu kilogram beras.

Harga ini, sangat jauh meningkat dibanding harga beras beberapa waktu lalu. Dia biasa membeli beras Rp 13.500 hingga Rp 14.000 perkilogram. Dia menyebut kenaikan harga beras terjadi setiap hari berturut-turut tanpa turun.

Baca juga: Harga Beras di Semarang Mahal, Sejumlah Pedagang Tak Punya Stok

"Beras sangat mahal sekali. Turunkan. Harganya Rp 18.000-19.000. Biasanya Rp 14.000-13.500. lama sekali naiknya, sejak tiga bulan lalu, naik terus," keluh Kusnan di hadapan Kompas.com.

Dia menyebut, ada beras yang harganya Rp 17.000, namun kualitasnya kurang baik. Sehingga dia memilih untuk membeli harga beras yang kelas Rp 18.000.

Kenaikan harga beras yang dinilainya sudah sangat berat ini, terjadi terlampau lama. Biasanya, bila sudah naik cukup lama, harga berangsur-angsur akan turun. Tapi kali ini, Kusnan tidak menemukan pola fluktuasi harga itu.

Saefudin, pedagang beras tempat Kusnan belanja, mengaku membeli beras seharga Rp 400.000 per karung atau Rp 16.000 perkilogram. Dia kaget lantaran dua hari sebelumnya harga beras Rp 370.000-380.000 per karung.

"Nih modalnya Rp 400.000, dibagi kuantitas perkarung 25 kilogram, jadi ketemunya Rp 16.000. Itu modalnya saja, Mas. Kemarinan sih masih Rp 370.000-380.000," kata Saefudin sambil memegang kalkulator.

Sebagai pedagang, dia mengeluh atas kenaikan harga ini. Pasalnya dia harus menambahkan modal untuk belanja beras dan kebutuhan lainnya. Di saat bersamaan, kenaikan harga beras ini tidak diimbangi dengan pembelian yang tinggi dari masyarakat.

"Dampaknya juga ke pembelian mas. Tadi ngeluh-kan, terus juga berkurang pembeliannya ada yang 10 kilo jadi 5 kilo, ada yang 5 kilo jadi cuman 3 kilo. Lagi mahal sih harganya," tambah Saefudin.

Senada dengan Saefudin, Ahmad Sanusi, penjual beras juga mengeluhkan harga yang sama. Dia mengeluarkan modal belanja beras Rp 400.000 per karung. Kualitas beras yang didapat standar atau medium.

Kenaikan ini membuat Sanusi mendapatkan banyak protes dari pembeli.

Dia harus memberikan pengertian kepada pembeli bahwa harga yang mahal berdasarkan dengan harga modal belanjanya.

Hal ini perlu disampaikan agar pembeli tidak menuding kenaikan harga hanya dilakukan pedagang.

"Pembeli protes, Mas, ngeluh, karena harganya tinggi, ya saya jelasin, belanjanya juga mahal, jangan sampai saya yang disalahin," keluh Sanusi.

Sanusi berharap pemerintah segera turun tangan untuk menstabilkan harga sembako, utamanya beras.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Memburu 3 Pembunuh Vina

Memburu 3 Pembunuh Vina

Bandung
Angkot Rombongan Pelajar SMPN 4 Cimahi Kecelakaan di Kota Bandung, 3 Siswa Terluka

Angkot Rombongan Pelajar SMPN 4 Cimahi Kecelakaan di Kota Bandung, 3 Siswa Terluka

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Kondisi Bocah yang Depresi Ponselnya Dijual Sang Ibu, Rutin Minum Obat dan Dibelikan HP Baru

Kondisi Bocah yang Depresi Ponselnya Dijual Sang Ibu, Rutin Minum Obat dan Dibelikan HP Baru

Bandung
Menangis, Ayah Pacar Vina: Jangan Buat Kami Lebih Sakit

Menangis, Ayah Pacar Vina: Jangan Buat Kami Lebih Sakit

Bandung
Ayah Pacar Vina Muncul Beri Penjelasan, Sebut 8 Tahun Berusaha Tangkap Para Pembunuh

Ayah Pacar Vina Muncul Beri Penjelasan, Sebut 8 Tahun Berusaha Tangkap Para Pembunuh

Bandung
Bencana Tanah Longsor di Bandung Barat Butuh Percepatan Penanganan

Bencana Tanah Longsor di Bandung Barat Butuh Percepatan Penanganan

Bandung
Nasdem dan Gerindra Sepakat Berkoalisi Dukung Petahana di Pilkada Karawang 2024

Nasdem dan Gerindra Sepakat Berkoalisi Dukung Petahana di Pilkada Karawang 2024

Bandung
3 Pelaku Masih Buron, 8 Pembunuh Vina Bakal Kembali Diperiksa Polisi

3 Pelaku Masih Buron, 8 Pembunuh Vina Bakal Kembali Diperiksa Polisi

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Bandung
Pemkab Majalengka Tanggung Biaya Jaminan Perlindungan Petugas Pilkada 2024

Pemkab Majalengka Tanggung Biaya Jaminan Perlindungan Petugas Pilkada 2024

Bandung
Bima Arya 'Menjemput Takdir' di Kantor DPD Golkar Jabar

Bima Arya "Menjemput Takdir" di Kantor DPD Golkar Jabar

Bandung
Cerita Bocah 13 di Cirebon Depresi, Ponsel Hasil Menabung Dijual Sang Ibu untuk Makan Sehari-hari

Cerita Bocah 13 di Cirebon Depresi, Ponsel Hasil Menabung Dijual Sang Ibu untuk Makan Sehari-hari

Bandung
Usai Kecelakaan Maut Subang, Dishub Minta Sekolah di Bandung Bersurat Sebelum 'Study Tour'

Usai Kecelakaan Maut Subang, Dishub Minta Sekolah di Bandung Bersurat Sebelum "Study Tour"

Bandung
Kronologi Siswi SMA Terseret Angkot di Bandung, Alami Luka di Bagian Wajah

Kronologi Siswi SMA Terseret Angkot di Bandung, Alami Luka di Bagian Wajah

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com