Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Buruh Tani Padi Sumedang, Produktif di Usia Senja dengan Lahan Terus Menyempit

Kompas.com - 05/03/2024, 16:26 WIB
Aam Aminullah,
Reni Susanti

Tim Redaksi

SUMEDANG, KOMPAS.com - Di tengah usia yang semakin senja, produktivitas bercocok tanam padi para pejuang pangan di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, tetap tinggi.

Hanya saja, sejumlah buruh tani padi di wilayah Sumedang kota saat ini, mengeluhkan semakin berkurangnya lahan yang bisa digarap.

Hal ini dirasakan Memet (74), buruh tani yang menggarap sawah di wilayah Blok Ciseupan, Kelurahan Situ, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang.

Baca juga: Petani Keluhkan Harga Gabah di Lamongan yang Kini Anjlok

Meski usianya sudah uzur, semangatnya untuk menanam padi di lahan seluas 400 bata tetap tinggi.

Semangat Memet itu terlihat kala ia mengangkut kayu bakar sejauh kurang lebih 300 meter dari tepian jalan ke gubuk di tengah sawah. Tempat Memet merebahkan tubuh rentanya, dari rutinitas pemeliharaan tanaman padi di sawahnya.

"Ini sawahnya punya orang, orang kota. Saya cuma ngurus aja, nanti tiap panen bagi hasil. Dari 1 ton, biasanya kebagian 1 kuintal tiap panen," ujar Memet kepada Kompas.com di gubuk sawah di lokasi tersebut, Selasa (5/3/2024).

Baca juga: Petani Menjerit karena Tengkulak, Terjepit karena Lahan Menyempit

Memet menuturkan, menyangkut hal bercocok tanam, mulai dari pembenihan, pemeliharaan padi dari hama, pengairan untuk sawah hingga panen sudah biasa ia lakukan.

"Tak ada kendala semuanya sudah biasa, pupuk juga sekarang mah mudah didapat, kemarin cuma pakai KTP. Cuma lahan garapannya aja yang terus berkurang, jadi dapat bageannya juga berkurang," tutur ayah 6 anak ini.

Memet menuturkan, jika dulu, saat masih bahu membahu bersama istri, bisa menggarap lahan hingga 1 hektar.

"Iya karena lahannya memang masih ada, sekarang mah dari 400 bata juga sudah berkurang lagi karena lahannya sudah jadi bangunan warung, itu bisa dilihat warungnya," sebut Memet.

Memet mengatakan, ia menjadi buruh tani sejak muda. Selain menjadi buruh tani padi, untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, ia menjadi kuli serabutan.

"Ya jadi buruh tani, jadi buruh bangunan juga, serabutan, apa aja dikerjakan tergantung sama yang nyuruh. Nu (yang) penting halal. Alhamdulillah, dari dua istri punya 6 anak, sekarang sudah pada mandiri, ada yang jadi sopir, yang kerja di pabrik juga ada," ujar Memet.

Disinggung terkait harga beras di pasaran yang saat ini tergolong cukup tinggi, Memet mengaku tidak tahu.

"Beas mah tara beli (beras tidak pernah beli), kan suka dapat dari bagian tiap panen, sebagian dipakai buat bekal kebutuhan, sebagian lagi dijual buat keperluan yang lain. Harganya mahal juga tidak tahu," tutur suami dari Nunuy (64) ini.

Buruh tani penggarap padi lainnya, Didi Sayadi (70) mengaku menggarap 530 bata lahan padi di dua lokasi. Yaitu di wilayah Blok Joglo Pasarean dan Blok Cikilat, Desa Margamukti, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Selesai Jalani Hukuman, WN China Terlibat Kasus Narkoba Dideportasi

Selesai Jalani Hukuman, WN China Terlibat Kasus Narkoba Dideportasi

Bandung
Kades Se-Jawa Barat Doakan Dedi Mulyadi Jadi Gubernur Jabar

Kades Se-Jawa Barat Doakan Dedi Mulyadi Jadi Gubernur Jabar

Bandung
Jabatannya Dipertaruhkan, Kadisdik Jabar Jamin PPDB 2024 Bebas Kecurangan

Jabatannya Dipertaruhkan, Kadisdik Jabar Jamin PPDB 2024 Bebas Kecurangan

Bandung
Jelang Pilkada Sumedang 2024, Politisi PPP-PDI-P Saling Lempar Pujian

Jelang Pilkada Sumedang 2024, Politisi PPP-PDI-P Saling Lempar Pujian

Bandung
Serang Petugas SPBU dengan Sajam, Anggota Geng di Bogor Ditangkap

Serang Petugas SPBU dengan Sajam, Anggota Geng di Bogor Ditangkap

Bandung
Pj Gubernur Jabar Minta Orangtua Siswa Laporkan Kecurangan PPDB 2024

Pj Gubernur Jabar Minta Orangtua Siswa Laporkan Kecurangan PPDB 2024

Bandung
10 Tahun Menanti, 2 Jemaah Haji Asal Bandung Barat Meninggal Dunia Sebelum Berangkat

10 Tahun Menanti, 2 Jemaah Haji Asal Bandung Barat Meninggal Dunia Sebelum Berangkat

Bandung
Jika PPDB 2024 Curang, Pj Gubernur Jabar: Kadisdik Diminta Mundur

Jika PPDB 2024 Curang, Pj Gubernur Jabar: Kadisdik Diminta Mundur

Bandung
Ditolak Rujuk, Mantan Suami Bakar Mobil dan Rumah Mantan Istri

Ditolak Rujuk, Mantan Suami Bakar Mobil dan Rumah Mantan Istri

Bandung
5 Hari Hilang, Perempuan Ditemukan Tewas dengan Tangan Diikat di Cirebon

5 Hari Hilang, Perempuan Ditemukan Tewas dengan Tangan Diikat di Cirebon

Bandung
Kematian DBD di Kabupaten Bandung Tertinggi Se-Indonesia, Bupati Minta Warga Bersih-bersih

Kematian DBD di Kabupaten Bandung Tertinggi Se-Indonesia, Bupati Minta Warga Bersih-bersih

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Bandung
Terimbas Banjir Rob, Pedagang Minta Pantai Karangsong Indramayu Dibenahi

Terimbas Banjir Rob, Pedagang Minta Pantai Karangsong Indramayu Dibenahi

Bandung
KPU Karawang Ancam Ambil Langkah Hukum Soal SK Palsu Penetapan Caleg

KPU Karawang Ancam Ambil Langkah Hukum Soal SK Palsu Penetapan Caleg

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com