Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembukaan Lahan Jadi Salah Satu Sebab Longsor di Bandung Barat

Kompas.com - 06/04/2024, 15:41 WIB
Agie Permadi,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

 

Badan Geologi menyebut potensi gerakan tanah atau longsoran pada lokasi ini dapat kembali terjadi dan bertambah luas jika tidak dilaksanakan penanganan teknisi (struktural).

Mengingat curah hujan yang masih tinggi dan masih adanya potensi gerakan tanah tersebut, untuk menghindari terjadinya longsor susulan dan jatuhnya korban jiwa, Badan Geologi menyarankan agar masyarakat yang tinggal dan beraktifitas di lokasi bencana serta pengguna jalan agar meningkatkan kewaspadaan terutama saat dan setelah hujan. 

Sebanyak enam rumah rusak berat dan tiga rumah terancam diharapkan agar direlokasi ke tempat lebih aman.

Baca juga: Jasad Ibu dan Anak Korban Longsor di Bandung Barat Ditemukan dalam Kondisi Berpelukan

Perbaikan pengendalian air rembesan (drainase bawah permukaan) dan pengendalian air permukaan secara menyeluruh (tata salir/saluran) drainase.

Sistem keairan pada bagian atas harus dialihkan agar tidak masuk ke lokasi longsoran, sistem drainase kedap dan untuk mencegah limpasan air dan jangan sampai terjadi genangan air, menutup retakan, perbaikan permukaan lereng.

"Penanggulangan longsor dengan melakukan perkuatan lereng atau penambatan tanah serta menurunkan geometri lereng pada daerah yang sudah longsor dan daerah yang berpotensi longsor," ucapnya. 

Hendra mengatakan, lokasi ini sudah mengalami deformasi atau pergerakan tanah sehingga berpotensi bergerak lagi dan menjadi longsor jika curah hujan tinggi dan sistem drainase tidak tertata dengan baik.

Dia juga menyarankan agar area bekas longsor dan kupasan atau bukaan lahan dialihfungsikan menjadi area hijau dengan penanaman vegetasi berakar kuat. 

Badan Geologi juga menyarankan pemasangan rambu rawan bencana longsor di sekitar lokasi, khususnya di pinggir jalan raya untuk meningkatkan kewaspadaan bagi masyarakat dan pengguna jalan, serta tidak mengembangkan pemukiman di atas, pada, dan di bawah lereng dengan kemiringan sangat curam tanpa rekayasa teknis dan perkuatan lereng maupun pengendalian air bawah permukaan dan air permukaan.

"Jika ada tanda-tanda retakan tanah, segera ditutup dan diisi dengan tanah liat dan dipadatkan untuk memperlambat masuknya air kedalam tanah. Aktivitas ini agar dilakukan dengan selalu memperhatikan kondisi cuaca dan faktor keselamatan," ucapnya. 

Baca juga: BNPB Janji Bangun Ulang 30 Rumah Terdampak Longsor di Bandung Barat

Dijelaskan pula jenis gerakan tanah yang terjadi di Kampung Cibungur, Desa Sarinagen, Kecamatan Cipongkor merupakan jenis longsoran tanah (earth slump) dengan bidang gelincir rotasional dan bergerak lambat.

Pada bagian atas tampak goresan calon mahkota longsoran (head scarp) turun 30 sentimeter sampai 40 sentimeter dan panjang 57 meter. Terjadi pula retakan dan amblesan bagian tengah dengan lebar bervariasi dari 10 sentimeter sampai 30 sentimeter. 

Pada bagian bawah lereng di bagian datar di dalam rumah terjadi pembumbungan/bulging pada ujung longsoran (toe).

Retakan ini muncul pada permukaan tanah dengan lereng yang agak curam sampai landai di area pemukiman. Gerakan tanah berarah N 165° E atau relatif ke selatan. Area pergerakan tanah sekitar 1.980 meter persegi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang PPDB 2024, Kadisdik Jabar Dilantik Jadi Pj Bupati Cirebon

Jelang PPDB 2024, Kadisdik Jabar Dilantik Jadi Pj Bupati Cirebon

Bandung
Berkas Dukungan Dikembalikan, Aceng Fikri Ajukan Sengketa Proses Pilkada

Berkas Dukungan Dikembalikan, Aceng Fikri Ajukan Sengketa Proses Pilkada

Bandung
Cerita Jaksa Pergoki Pengunjung PN Bandung Bawa 22 Paket Sabu dan 25 Pil Heximer

Cerita Jaksa Pergoki Pengunjung PN Bandung Bawa 22 Paket Sabu dan 25 Pil Heximer

Bandung
Usai Bunuh Ibu, Pria di Sukabumi Tidur Sambil Pakai Kaus Penuh Bercak Darah

Usai Bunuh Ibu, Pria di Sukabumi Tidur Sambil Pakai Kaus Penuh Bercak Darah

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Siswi SMA Terseret Angkot di Bandung, Sopir Diduga Tak Mau Berhenti

Siswi SMA Terseret Angkot di Bandung, Sopir Diduga Tak Mau Berhenti

Bandung
Pria Ini Datang ke Pengadilan Bandung Sambil Bawa 22 Paket Sabu, Ngakunya Rokok

Pria Ini Datang ke Pengadilan Bandung Sambil Bawa 22 Paket Sabu, Ngakunya Rokok

Bandung
Bukti Dukungan Kurang, 2 Mantan Bupati Garut Gagal Maju Pilkada 2024

Bukti Dukungan Kurang, 2 Mantan Bupati Garut Gagal Maju Pilkada 2024

Bandung
Siswi SMA Diduga Otaki Perampokan di Bogor, Uang Curian Dibelikan Ponsel

Siswi SMA Diduga Otaki Perampokan di Bogor, Uang Curian Dibelikan Ponsel

Bandung
Jumlah Perceraian di Indonesia Tahun 2023 Capai 463.654 Kasus

Jumlah Perceraian di Indonesia Tahun 2023 Capai 463.654 Kasus

Bandung
Aksi 3 Siswi SMA Rampok Rumah di Bogor, Gasak Uang Rp 13,8 Juta

Aksi 3 Siswi SMA Rampok Rumah di Bogor, Gasak Uang Rp 13,8 Juta

Bandung
Polda Jabar Bantah Pelaku Kasus Vina Cirebon adalah Anak Polisi

Polda Jabar Bantah Pelaku Kasus Vina Cirebon adalah Anak Polisi

Bandung
Sopir Bus Putera Fajar Jadi Tersangka Kasus Kecelakaan di Subang, Siapa Lagi yang Harus Bertanggung Jawab?

Sopir Bus Putera Fajar Jadi Tersangka Kasus Kecelakaan di Subang, Siapa Lagi yang Harus Bertanggung Jawab?

Bandung
Keluarga Vina Menanti Polisi Segera Tangkap 3 Pembunuh yang Masih Buron

Keluarga Vina Menanti Polisi Segera Tangkap 3 Pembunuh yang Masih Buron

Bandung
Longsor di Bandung Barat, Bey Tunggu Status Tanggap Darurat dari Bupati

Longsor di Bandung Barat, Bey Tunggu Status Tanggap Darurat dari Bupati

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com