Badan Geologi menyebut potensi gerakan tanah atau longsoran pada lokasi ini dapat kembali terjadi dan bertambah luas jika tidak dilaksanakan penanganan teknisi (struktural).
Mengingat curah hujan yang masih tinggi dan masih adanya potensi gerakan tanah tersebut, untuk menghindari terjadinya longsor susulan dan jatuhnya korban jiwa, Badan Geologi menyarankan agar masyarakat yang tinggal dan beraktifitas di lokasi bencana serta pengguna jalan agar meningkatkan kewaspadaan terutama saat dan setelah hujan.
Sebanyak enam rumah rusak berat dan tiga rumah terancam diharapkan agar direlokasi ke tempat lebih aman.
Baca juga: Jasad Ibu dan Anak Korban Longsor di Bandung Barat Ditemukan dalam Kondisi Berpelukan
Perbaikan pengendalian air rembesan (drainase bawah permukaan) dan pengendalian air permukaan secara menyeluruh (tata salir/saluran) drainase.
Sistem keairan pada bagian atas harus dialihkan agar tidak masuk ke lokasi longsoran, sistem drainase kedap dan untuk mencegah limpasan air dan jangan sampai terjadi genangan air, menutup retakan, perbaikan permukaan lereng.
"Penanggulangan longsor dengan melakukan perkuatan lereng atau penambatan tanah serta menurunkan geometri lereng pada daerah yang sudah longsor dan daerah yang berpotensi longsor," ucapnya.
Hendra mengatakan, lokasi ini sudah mengalami deformasi atau pergerakan tanah sehingga berpotensi bergerak lagi dan menjadi longsor jika curah hujan tinggi dan sistem drainase tidak tertata dengan baik.
Dia juga menyarankan agar area bekas longsor dan kupasan atau bukaan lahan dialihfungsikan menjadi area hijau dengan penanaman vegetasi berakar kuat.
Badan Geologi juga menyarankan pemasangan rambu rawan bencana longsor di sekitar lokasi, khususnya di pinggir jalan raya untuk meningkatkan kewaspadaan bagi masyarakat dan pengguna jalan, serta tidak mengembangkan pemukiman di atas, pada, dan di bawah lereng dengan kemiringan sangat curam tanpa rekayasa teknis dan perkuatan lereng maupun pengendalian air bawah permukaan dan air permukaan.
"Jika ada tanda-tanda retakan tanah, segera ditutup dan diisi dengan tanah liat dan dipadatkan untuk memperlambat masuknya air kedalam tanah. Aktivitas ini agar dilakukan dengan selalu memperhatikan kondisi cuaca dan faktor keselamatan," ucapnya.
Baca juga: BNPB Janji Bangun Ulang 30 Rumah Terdampak Longsor di Bandung Barat
Dijelaskan pula jenis gerakan tanah yang terjadi di Kampung Cibungur, Desa Sarinagen, Kecamatan Cipongkor merupakan jenis longsoran tanah (earth slump) dengan bidang gelincir rotasional dan bergerak lambat.
Pada bagian atas tampak goresan calon mahkota longsoran (head scarp) turun 30 sentimeter sampai 40 sentimeter dan panjang 57 meter. Terjadi pula retakan dan amblesan bagian tengah dengan lebar bervariasi dari 10 sentimeter sampai 30 sentimeter.
Pada bagian bawah lereng di bagian datar di dalam rumah terjadi pembumbungan/bulging pada ujung longsoran (toe).
Retakan ini muncul pada permukaan tanah dengan lereng yang agak curam sampai landai di area pemukiman. Gerakan tanah berarah N 165° E atau relatif ke selatan. Area pergerakan tanah sekitar 1.980 meter persegi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.