Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belasan Pelaku UMKM Disabilitas Buka Sentra Kuliner di Lembang

Kompas.com, 25 April 2024, 18:28 WIB
Bagus Puji Panuntun,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

BANDUNG BARAT, KOMPAS.com- Achmad Fauzi terlihat sibuk melayani pembeli kopi di lapak miliknya pada Kamis (25/4/2024).

Barista berusia 24 tahun itu mengalami keterbatasan pendengaran sejak usia balita. 

"Mohon maaf, saya tuna rungu dan tunawicara. Harus pelan-pelan pesan minumannya. Terimakasih," ucap Fauzi kepada salah satu pelanggannya.

Bagi Fauzi, keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk menjadi seorang barista yang bisa meracik kopi layaknya orang-orang normal pada umumnya.

Melalui segelas kopi, ia ingin melawan stigma. Ia ingin membuktikan bahwa tuna rungu pun bisa mandiri secara ekonomi dengan keterampilan dan usaha yang dilakoni dengan baik.

"Awalnya ikut pelatihan barista dari Kemensos, setelah dilatih kemudian dibina sampai bisa usaha mandiri. Harapannya saya ingin menjadi barista terbaik," kata Fauzi.

Fauzi adalah salah satu dari belasan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) penyandang disabilitas yang menjajakan dagangannya di kawasan wisata Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat.

Mereka yang terdiri dari tuna daksa, tuna rungu, tunawicara, tuna netra, dan bahkan sebagian tuna wisma menjual berbagai macam produk kuliner dari makanan tradisional hingga minuman kekinian.

Lapak mereka berdiri di pelataran kantor, berkat fasilitas yang disediakan Kementerian Sosial (Kemensos) melalui Badan Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) di Jalan Raya Tangkuban Parahu, Lembang, Bandung Barat.

Menteri Sosial Tri Rismaharini mengatakan, halaman kantor BBPPKS ini sengaja disulap menjadi Sentra Kreasi Atensi (SKA) yang mewadahi para pelaku UMKM disabilitas dan tunawisma.

"Kenapa ini kita buat, karena sebetulnya baik orang disabilitas maupun mereka yang miskin sebetulnya kalau diberikan kesempatan yang sama, mereka bisa berhasil dan bisa sukses," sebut Risma.

Didirikannya sentra kuliner bagi para pelaku UMKM disabilitas ini sebagai upaya negara memberi ruang untuk orang-orang yang sering dipandang sebelah mata.

"Seringkali kita tidak memberikan ruang kepada mereka karena menganggap bahwa mereka tidak punya kemampuan."

"Nah dengan adanya SKA ini kita berharap ruang itu diberikan yang sama untuk siapa pun dia khususnya bagi mereka yang kurang sejahtera," ujar Risma.

Kepala BBPPKS, Iyan Kusmadiana juga mengatakan, di SKA bukan hanya menyuguhkan kuliner, tapi juga ada beragam kerajinan tangan seperti tumbler, kaus, lukisan kanvas, dan buah tangan bagi wisatawan Lembang.

"Sekarang kan sudah ada 14 orang yang sedang berjualan di sini. Ini yang jualan di luar yah, yang di dalam juga banyak kerajinan tangan. Jumlahnya puluhan itu diambil dari binaan-binaan kami," kata Iyan.

Iyan menjelaskan, para pelaku UMKM ini tidak serta merta membuka lapak. Sebelumnya, -seperti yang dijalani Fauzi, mereka mendapat pelatihan serius sebelum diberi ruang usaha.

Selanjutnya mereka dibina mulai dari mengelola modal usaha hingga bagaimana memutarkan roda ekonomi hingga stabil.

"Mereka harus mandiri sampai nanti mereka buka sendiri-sendiri. Kalau latihannya gak lama paling seminggu, di sini tentang manajemennya kalau skill-nya kan mereka sudah punya skill sendiri," papar dia.

"Jadi nanti teman-teman yang di sini kalau sudah bisa sendiri, nanti kami berikan modal untuk membuka tempat sendiri. Yang di sini diganti lagi sama yang baru," tandas dia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau