“Kami biasa bergerak di hari Sabtu dan Minggu, besoknya saat hari kerja, kami laporkan ke kantor balai desa untuk ditindaklanjuti,” kata Novi.
Erni Sugeng, keluarga ODGJ Dedi menyebut sakit yang diderita Dedi tidak sejak lahir, melainkan saat usia remaja.
Dedi tiba-tiba mengalami gangguan jiwa hingga kerap murung. Upaya berobat yang dilakukan keluarga, hanya sebatas awal dan pengecekan biasa, tidak fokus pada penyembuhan mentalnya.
Bahkan mirisnya, tangan kiri Dedi patah lantaran diduga sebagai pencuri oleh warga di desa tetangga.
“Mau berobat gak punya uang, harapanya ada yang mau peduli dan mau bantu kesembuhan Dedi,” sebut Erni saat ditemui di rumahnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang