Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buruh Bandung Barat: Kami Terima Program Tapera, Iurannya yang Kami Tolak

Kompas.com - 04/06/2024, 17:07 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

KOMPAS.com - Gelombang penolakan terhadap aturan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) masih terus berlanjut.

Kali ini, buruh di Kabupaten Bandung Barat (KBB) menyatakan penolakan tersebut karena menganggap potongan gaji tiap bulan untuk iuran Tapera akan memberatkan buruh.

Koordinator Koalisi 5 Serikat Pekerja Bandung Barat, Dede Rahmat mengatakan, semua buruh di Indonesia telah menyuarakan penolakannya terhadap aturan Tapera.

"Sebetulnya program Tapera kami terima karena impian rekan-rekan buruh ingin memiliki rumah, tapi iurannya yang kami tolak karena sangat memberatkan buruh," kata Dede, Selasa (4/6/2024), dikutip dari TribunJabar.id.

Menurut Dede, iuran Tapera tidak akan jadi memberatkan bila skemanya diubah, yakni 2,5 persen ditanggung oleh perusahaan, sedangkan iuran buruh sebesar 0,5 persen dari gaji.

Baca juga: Kedapatan Bawa Celurit Usai Shalawatan, 2 Remaja di Banyumas Diamuk Massa

"Kalau skemanya diubah seperti itu kami sepakat karena sekarang saja potongan (gaji) sudah banyak, seperti BPJS, PPH 21, terus kalau ditambah Tapera ya habis gaji kami," ujar Dede.

Dengan begitu, dia menjelaskan, pemerintah harus memberikan subsidi kepada para pekerja bukan kepada perusahaan sehingga buruh bisa sejahtera dan memiliki rumah.

"Dalam program Tapera iurannya hanya dipotong dari perusahaan dan pekerja, seharusnya pemerintah juga ikut iuran, jadi ada peran memberikan subsidi untuk rakyat," ucap Dede.

Selain itu, Dede menyampaikan, pihak buruh juga meminta adanya dewan pengawas program Tapera agar dana yang terkumpul tidak dikorupsi oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

"Untuk itu, kami akan mengirimkan rekomendasi yang adil untuk buruh kepada Pemkab dan DPRD KBB terkait potongan iuran pada program Tapera tersebut," tandasnya.

Baca juga: 4 Warga Tertimbun Longsor di Pronojiwo Lumajang

Hal senada juga dilontarkan Federasi Serikat Pekerja Kimia, Energi, dan Pertambangan (FSP KEP) Karanganyar, Jawa Tengah (Jateng).

Mereka bahkan meminta pemerintah mencabut kebijakan yang mengatur tentang Tapera.

Pasalnya, menurut Korlap FSP KEP Karanganyar, Candra Cahyono, iuran Tapera hanya dibebankan kepada buruh dan pengusaha saja tanpa ada anggaran dari APBN atau APBD.

Karena itu, dia menilai, Tapera merupakan cara pemerintah melepas tanggung jawabnya dalam memastikan setiap warga memiliki tempat tinggal.

"Pemerintah lepas tanggung jawab sebab dalam peraturan pemerintah tentang Tapera, tidak ada yang menjelaskan bahwa pemerintah ikut patungan dalam pengadaan rumah untuk buruh dan peserta Tapera," tutur Candra, Senin (3/6/2024).

Baca juga: Warga Sempat Lihat Percikan Api di Lokasi Pelajar Tewas Tersengat Kabel Menjuntai

Candra menambahkan, program Tapera juga tetap tidak memberi kepastian bahwa tiap pesertanya akan memiliki rumah.

"Apabila Tapera diterapkan, maka semakin membebani kawan-kawan buruh, dan kami minta (pemerintah) mencabut peraturan pemerintah (PP) nomor 21 tahun 2024 tentang Tapera ini," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria yang Tewas Tergantung di Flyover Cimindi Tinggalkan Surat Wasiat, Ini Isinya

Pria yang Tewas Tergantung di Flyover Cimindi Tinggalkan Surat Wasiat, Ini Isinya

Bandung
Pria Tewas Gantung Diri di Flyover Cimindi Bandung Tinggalkan Wasiat: Tolong Antarkan Saya

Pria Tewas Gantung Diri di Flyover Cimindi Bandung Tinggalkan Wasiat: Tolong Antarkan Saya

Bandung
Warga Desa di Garut Jadi Miliarder, Terima Rp 16,9 Miliar dari Pembebasan Lahan Tol

Warga Desa di Garut Jadi Miliarder, Terima Rp 16,9 Miliar dari Pembebasan Lahan Tol

Bandung
Hutan Mati Gunung Papandayan di Garut: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Hutan Mati Gunung Papandayan di Garut: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Bandung
7 Parpol Berkoalisi Usung Petahana Herdiat-Yana pada Pilkada Ciamis 2024

7 Parpol Berkoalisi Usung Petahana Herdiat-Yana pada Pilkada Ciamis 2024

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Jumat 28 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Jumat 28 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Penampakan Vila di Sukabumi yang Disebut Jadi Tempat Cetak Uang Palsu

Penampakan Vila di Sukabumi yang Disebut Jadi Tempat Cetak Uang Palsu

Bandung
Website SMAN 1 Kota Sukabumi Sempat Diretas, Jadi Iklan Judi Online

Website SMAN 1 Kota Sukabumi Sempat Diretas, Jadi Iklan Judi Online

Bandung
Pantai Sayang Heulang di Garut: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Pantai Sayang Heulang di Garut: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Bandung
7 Kendaraan Kecelakaan Beruntun di Tol Cipali, 1 Orang Tewas

7 Kendaraan Kecelakaan Beruntun di Tol Cipali, 1 Orang Tewas

Bandung
Seorang Pria Ditemukan Tewas Menggantung di Flyover Cimindi Bandung

Seorang Pria Ditemukan Tewas Menggantung di Flyover Cimindi Bandung

Bandung
Makan 70 Paku, Pria di Indramayu Kini Boleh Pulang Usai Dioperasi

Makan 70 Paku, Pria di Indramayu Kini Boleh Pulang Usai Dioperasi

Bandung
Diselidiki, Identitas Jasad Pria yang Tergantung di Flyover Cimindi

Diselidiki, Identitas Jasad Pria yang Tergantung di Flyover Cimindi

Bandung
Guru SMAN di Sumedang sampai Patungan untuk Biayai Pelajar Tak Punya Ongkos ke Sekolah

Guru SMAN di Sumedang sampai Patungan untuk Biayai Pelajar Tak Punya Ongkos ke Sekolah

Bandung
Jual Obat Terlarang Lagi, 2 Kios di Cianjur Dibakar 'Emak-emak'

Jual Obat Terlarang Lagi, 2 Kios di Cianjur Dibakar "Emak-emak"

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com