Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Idul Adha Peternak Sapi Cileunyi Masih Sepi Pembeli, Ada Apa?

Kompas.com - 05/06/2024, 12:15 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Tak banyak yang bisa dilakukan Hendar Supriyadi (44) ketika menyadari bahwa sapi-sapi yang dijajakkanya menjelang Hari Raya Idul Adha, masih sepi pembeli.

Hendar adalah salah satu peternak sapi asal Desa Cileunyi Kulon, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, yang biasanya meraup keuntungan di momen kurban seperti sekarang.

Namun, apa yang terjadi hingga beberapa hari menjelang Idul Adha kali ini sungguh tak biasa bagi Hendar dan pedagang sapi lainnya di Cileunyi.  

Baca juga: Keluh Kesah Peternak Cileunyi, Sepi Pembeli Sapi Jelang Idul Adha

Hendar lalu menduga, ada sejumlah faktor yang menyebabkan hal itu terjadi. Salah satunya, kekhawatiran terhadap kondisi hewan kurban menyusul wabah penyakit mulut dan kuku yang baru lalu. 

"Tahun ini pengeluaran penjualan untuk hewan kurban agak berat, karena adanya orang yang memiliki ekonomi cukup (kaya) yang memelihara sapi sendiri. Jadi penjualam agak kurang," kata Hendar, Rabu (5/6/2024).

Jika dibandingkan dengan tahun lalu, kata Hendar, penjualan tahun ini sangat jauh berbeda. Dulu, satu bulan sebelum Idul Adha belasan ekor sapi sudah terjual.

Saat ini, dari 20 ekor sapi yang dirawatnya, baru 13 ekor sapi yang sudah di-booking.

Ia menyebut, sapi-sapi yang diurusnya merupakan hasil kemitraan bersama aparat Desa Cileunyi Kulon yang sudah terjalin sejak 2022.

"Kalau jual harga termurah di sini Rp 21 juta yang paling mahalnya Rp 35 juta, jenisnya macam-macam, ada metal, limosin, pegon, rambonan, peranakan ongole (PO)," ujar dia.

Baca juga: Ganggu Pejalan Kaki, Pedagang Hewan Kurban di Trotoar Johar Baru Pindah Lapak

Ia tentu berharap, sapi-sapi yang diurusnya bisa segera laku sebelum Idul Adha. Pasalnya jika tidak laku sudah dipastikan ia akan mengalami kerugian biaya pakan.

Hendar menjelaskan, kerugian bisa dihindari apabila pertumbuhan sapi terbilang sehat.

"Ongkos pakan meledak, karena harus diurus sampai tahun depan. Kalau gak laku diternak sampai tahun depan, tapi kalau kondisi sapinya pertumbuhan bagus gak terlalu rugi, kalau jelek ya rugi, atau ada risikonya," ujar dia.

Sejauh ini, dia memerhatikan penuh asupan sapi yang diurusnya agar terhindar dari penyakit PMK, Severe Epidemic (SE) dan Lumpy Skin Disease (LSD).

"Kami harus memerhatikan asupan, mulai dari suplemen, mineral, dan harus diperbanyak yang hijau-hijau supaya daya tahan tubuhnya meningkat," ujar dia.

Baca juga: Jelang Idul Adha, Perputaran Uang di Pasar Hewan Ambarketawang Capai Rp 3 Miliar

Kepala Desa Cileunyi Kulon Mulyadi mengatakan, sebanyak 22 ekor sapi sudah dititipkan di dua kelompok tani, yakni di Bakalan Kandang DMR dan Subur Cemerlang DMR.

Kedua kelompok tani itu masing-masing dititipkan sapi sebanyak 11 ekor.

"Itu merupakan program ketahanan pangan dari program Dana Desa, kami dengan kelompok tani itu menjalani kemitraan atau bekerjasama, yang terikat dalam surat perjanjian kerja sama dengan kelompok tani," kata dia.

Hasil penjualan sapi, kata dia, dibagi dua, pihak Desa hanya menerima 30 persen dari penjualan sapi, dan kelompok tani mendapatkan 70 persen.

"Bahwa kami menyerahkan kepada kelompok tani bukan dalam bentuk uang dalam bentuk sapi yang memang harus dikelola okeh kelompok tani sebaik-baiknya, agar sapinya gemuk, sehingga dalam penjualannya itu ada lebihnya," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pantai Rembat di Indramayu: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Pantai Rembat di Indramayu: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Bandung
Rekayasa Lalin Imbas Truk Pengangkut Kain 12 Ton Terguling di Tol Cipularang

Rekayasa Lalin Imbas Truk Pengangkut Kain 12 Ton Terguling di Tol Cipularang

Bandung
Dana Desa Rp 324 Juta untuk Aspal Jalan di Bogor Hilang Dicuri, Kades Patungan

Dana Desa Rp 324 Juta untuk Aspal Jalan di Bogor Hilang Dicuri, Kades Patungan

Bandung
Cerita Eddi Brokoli 10 Tahun Bujuk Orang Donor Darah, dari Tak Tidur hingga Degdegan Digerebek

Cerita Eddi Brokoli 10 Tahun Bujuk Orang Donor Darah, dari Tak Tidur hingga Degdegan Digerebek

Bandung
Dari Panggung Kampus ke Panggung Kota

Dari Panggung Kampus ke Panggung Kota

Bandung
Diusung PAN di Pilkada Jabar, Bima Arya: Ini Masih Banyak Belum Pastinya

Diusung PAN di Pilkada Jabar, Bima Arya: Ini Masih Banyak Belum Pastinya

Bandung
Gara-gara Merokok di Kasur, Kakek Penderita Stroke di Tasikmalaya Tewas Terbakar

Gara-gara Merokok di Kasur, Kakek Penderita Stroke di Tasikmalaya Tewas Terbakar

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Rabu 26 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Rabu 26 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Kelelahan, 2 Jemaah Haji Lansia asal Cianjur Meninggal

Kelelahan, 2 Jemaah Haji Lansia asal Cianjur Meninggal

Bandung
Pembunuh Debt Collector di Sukabumi Divonis 15 Tahun Penjara

Pembunuh Debt Collector di Sukabumi Divonis 15 Tahun Penjara

Bandung
Kaca Mobil Pembawa Dana Desa di Bogor Dijebol, Uang Rp 324 Juta untuk Aspal Jalan Raib

Kaca Mobil Pembawa Dana Desa di Bogor Dijebol, Uang Rp 324 Juta untuk Aspal Jalan Raib

Bandung
Santap Nasi Boks Perpisahan Sekolah, 125 Orang di Bandung Barat Keracunan

Santap Nasi Boks Perpisahan Sekolah, 125 Orang di Bandung Barat Keracunan

Bandung
Mobil Patwal Polisi di Medan Rusak Parah Ditabrak Terios, Ban sampai Lepas

Mobil Patwal Polisi di Medan Rusak Parah Ditabrak Terios, Ban sampai Lepas

Bandung
Minum Alkohol 70 Persen Campur Minuman Berenergi, 3 Pemuda di Sukabumi Tewas

Minum Alkohol 70 Persen Campur Minuman Berenergi, 3 Pemuda di Sukabumi Tewas

Bandung
Cegah Judi Online, Ponsel Milik Para Polisi Pun Dirazia

Cegah Judi Online, Ponsel Milik Para Polisi Pun Dirazia

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com