Sementara itu, Supervisor Mitra Bisnis PT Petrokimia Gresik Eko Suroso mengatakan drone merupakan satu teknologi yang masih butuh pengembangan.
Sejauh ini, teknologi drone di Jawa Barat masih bersifat uji coba, berbeda dengan di wilayah Jawa Timur yang sudah masuk tahap komersialisasi.
Rencananya, unit drone akan terus diperbanyak. Bahkan wilayah Jawa Barat, bakal menjadi salah satu titik prioritas pengenalan drone penyemprotan pupuk cair.
"Memang hari ini nanti kita kembangkan jasa drone ini, nanti rencana kita akan perluas ke tingkat Nasional," kata dia saat ditemui.
Eko menjelaskan, efektifitas penggunaan drone bisa digunakan di seluruh fase pertumbuhan padi.
Baca juga: Bikin Panik, Pompa untuk Petani di Tuntang Sempat Ngadat Jelang Kunjungan Jokowi
Agar tidak merusak kualitas udara, lantaran pupuk cair dipastikan terbawa angin, penggunaan drone, lanjut Eko bisa disesuaikan secara teknis.
"Nanti tinggal yang diatur adalah satu, kalau ngomong teknisnya misalnya ketinggian terbang, kemudian jenis bahan yang akan kita gunakan. Seperti tadi mungkin kita lihat yang cair ya, maka ketinggiannya minimal adalah 3,5 sampai 4 meter. Kalau nanti untuk padatan, dia menyesuaikan, juga dengan tinggi tanaman," kata dia.
"Jadi prinsipnya sebetulnya bisa digunakan pada fase apapun, tinggal diatur ketinggian sama jenis materi nanti yang akan kita gunakan," lanjutnya.
Dia menambahkan, penggunaan teknologi ini bisa disesuaikan sesai kebutuhan petani.
Nantinya, drone tersebut akan disiapkan sesuai dengan fase pertumbuhan padi.
"Nanti kan kalau ini fase baru pertumbuhan awal ya, maka dia akan lebih tinggi. Ketika nanti sudah fase mendekati, fase generatif dan negatif lebih tinggi, dia terbangnya akan lebih rendah dan juga akan lebih kuat. Tinggal kita pilih nanti juga jenis dronenya, tipenya seperti apa. Nah yang kita gunakan memang tadi kita gunakan yang lebih besar, karena tadi yang kita gunakan untuk materi-materi cair," kata Eko.
Baca juga: Kata Kejagung soal Drone Ditembak Jatuh Usai Lintasi Kantor Jampidsus
Eko membenarkan, saat ini petani dipastikan akan kesulitan jika harus membeli satu unit drone. Skema sementara, pengguna drone di sektor pertanian akan menggunakan sistem sewa.
"Jadi targetnya nanti drone ini, kita harapkan petani itu terbiasa menggunakan teknologi. Jadi konsep kita adalah nanti kita akan ada jasa penggunaan drone. Jadi rupiah per hektare kira-kira seperti itu. Jadi tidak dibatasi kelompok taninya berapa atau luasannya berapa," ungkap dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang