Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kiai Jadi Korban Geng Motor di Tasikmalaya, Uu Ruzhanul Ulum Cegah Santri "Sweeping"

Kompas.com, 19 Juli 2024, 16:20 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

KOMPAS.com - Pemimpin Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Ulum Petirhilir Ciamis, KH Ujang Abdussalam, dikabarkan menjadi korban kekerasan yang diduga dilakukan oleh geng motor di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat (Jabar).

Kaca mobil milik Ujang dipecahkan oleh diduga geng motor saat melintas di Jalan Kolonel Basyir Surya, Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya, Jabar, pada Senin (8/7/2024) dini hari.

Buntut tindakan tersebut, ratusan santri dari Ciamis dan Tasikmalaya mendatangi Mako Polres Tasikmalaya Kota, pada Senin (8/7/2024) malam, untuk mendampingi Kiai Ujang membuat laporan atas kejadian yang menimpanya tersebut.

Mereka pun memperingatkan para geng motor agar tidak melakukan tindakan yang merugikan masyarakat.

"Silakan buat klub, silakan bersilaturahmi dengan organisasi dengan gengnya, tapi ubahlah perilaku jangan sampai merugikan masyarakat," kata koordinator lapangan para santri, H. Wawan Abdul Malik Marwan, Senin (8/7/2024), dikutip dari TribunJabar.id.

Baca juga: Alasan di Balik Bubarnya Jamaah Islamiyah...

Para santri juga meminta para pelaku perusakan meminta maaf secara langsung kepada Ujang.

"Pesan untuk pelaku, 'bila Anda beritikad baik, datang ke Pondok Pesantren Darul Ulum Petirhilir Ciamis untuk minta maaf, dan kami akan maafkan'," seru Wawan.

"Kalau tidak ada itikad baik untuk datang ke pesantren kami dan tidak ada tindakan dari pihak kepolisian, kami para santri akan sweeping untuk mencari orang tersebut," sambungnya.

Tanggapan Uu Ruzhanul Ulum

Salah satu tokoh Pondok Pesantren Miftahul Huda yang dijuluki sebagai Panglima Santri, Uu Ruzhanul Ulum, turut angkat bicara mengenai persoalan tersebut.

"Saya sebagai anggota komunitas pesantren merasa prihatin dengan adanya kejadian yang menimpa salah satu anggota keluarga besar Pesantren Miftahul Huda," ujar Uu, Jumat (19/7/2024).

Baca juga: Setuju Hapus Jurusan di SMA, Guru Besar Unesa: Mau Jagung Jangan Menanam Padi

Meski begitu, dia menegaskan, aksi sweeping yang hendak dilakukan oleh para santri juga bukan hal yang baik.

"Terkait sweeping yang sempat dilontarkan para santri, itu bukan hal yang baik, bukan penyelesaian yang baik. Itu akan membuat masalah semakin besar," ucap Uu.

Dia berharap, para santri dapat menahan diri dan mempercayakan penanganan kasus ini kepada pihak kepolisian.

"Janganlah ada kata-kata sweeping. Kalau pun ada yang mengajak, saya harap para santri bisa menahan diri," harapnya.

"Terutama kepada rais-raisnya yang ada di pesantren, tolong deteksi sedini mungkin, jangan sampai ada santri yang keluar dengan alasan apa pun, tapi tujuannya untuk mengadakan kegiatan-kegiatan yang bertolak belakang dengan norma agama," lanjutnya.

Baca juga: Pembunuh Biduan Kapal di Cilegon Ditangkap, Ternyata Suami Siri Korban

Dia tidak memungkiri para santri memiliki ikatan emosional satu sama lain, apalagi terhadap para kiainya.

Karena itu juga, dia menambahkan, pihak kepolisian dapat segera menangkap para pelaku perusakan mobil Ujang.

"Kami menunggu dan kami yakin pelakunya bisa ditangkap dan bisa selesai semuanya, tidak akan ada kejadian yang kedua kalinya, semuanya bisa lancar, dan tidak ada masalah ke depannya," tutur Uu.

"Saya sebagai warga Tasikmalaya juga tidak enak, apalagi orang Ciamis, nanti Tasikmalaya kesannya seperti itu, tapi kalau pelakunya bisa segera ditangkap, Tasikmalaya akan dapat pujian dari wilayah-wilayah lain," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau