Editor
KOMPAS.com - Temuan dua kerangka manusia yang diduga ibu dan anak di dalam rumah di Desa Tanimulya, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, menggegerkan warga setempat.
Mereka tidak menyangka rumah yang dianggap kosong dan dipenuhi semak belukar itu masih berpenghuni. Pasalnya warga terakhir kali melihat kedua penghuni rumah itu, Indah Hayati dan putrinya, pada 2018. Sejak itu tak kelihatan lagi jejak keduanya.
Kapolres Cimahi, Tri Suhartanto, mengatakan dua kerangka manusia itu masih diperiksa tim forensik untuk mengungkap penyebab kematian. Tapi berdasarkan tulisan-tulisan di dinding, dia bilang menyiratkan kekecewaan seorang istri dan anak kepada sang suami atau bapak.
BBC News Indonesia sudah berupaya dan berkali-kali menghubungi suami korban Mudjoyo Tjandra tapi hingga berita ini diterbitkan tidak mendapatkan jawaban atau pesan balasan.
Lantas, kapan waktu kematian para korban dan mengapa tidak tercium bau oleh warga?
Baca juga: Menilik Jejak Ibu dan Anak Sebelum Jadi Kerangka, Terakhir Terlihat pada 2019
Rumah sederhana bercat ungu dan berpagar hitam itu telah dilingkari garis polisi. Siapa pun dilarang masuk, kecuali petugas kepolisian.
Namun warga Perumahan Tanimulya di Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, sesekali masih menyambangi rumah tersebut. Berhenti sebentar dan sekadar melihat-lihat.
Selama beberapa tahun rumah ini seperti tak berpenghuni. Pagar juga temboknya lusuh, gelap, banyak semak belukar.
Spanduk bertuliskan "Dijual cepat hubungi Mudjoyo Tjandra" lengkap dengan nomor telepon, terikat di depan rumah – yang semakin menguatkan dugaan tadi.
Baca juga: Kasus Kerangka Ibu dan Anak, 11 Saksi Diperiksa Termasuk Suami Korban
Tapi pada Senin (29/07) sekitar pukul 10.00 WIB, seorang warga Ai Suryati dikagetkan oleh kehadiran Mudjoyo Tjandra.
Pria itu dulunya tinggal di Perumahan Tanimulya hingga kemudian menikah dengan Indah Hayati dan memiliki seorang anak bernama Elia Imanuel Putra. Akan tetapi sekitar tahun 2014, Mudjoyo Tjandra disebut pergi meninggalkan rumah tersebut.
Ai bercerita, pagi itu Tjandra – begitu dia disapa – tiba-tiba datang ke rumahnya. Perempuan paruh baya ini mengaku terkejut karena sudah sekitar 10 tahun tidak pernah bertemu.
Kepada dirinya, Tjandra mengaku hendak mengambil dokumen akta kelahiran di rumahnya.
Namun karena rumah itu terkunci, Tjandra berniat membongkarnya.
"Saya kaget lihat Pak Tjandra bilang 'Saya mau bongkar rumah. Mau lapor ke Pak RT tapi beliau tidak ada di rumah. Saya enggak enak meskipun rumah saya, saya mau bongkar...'," ucap Ai menirukan perkataan tetangganya itu yang hanya berselang satu rumah.
"Ya sudah saya saksinya sama tetangga," jawab Ai kepada Tjandra.
Baca juga: Polisi Juga Temukan Tulisan Lain Ibu dan Anak Sebelum Menjadi Kerangka
Ai dan seorang tetangga lain menyaksikan Tjandra membongkar pagar, hanya saja tak sampai tuntas karena harus memasak.
Tak berselang lama atau dalam hitungan menit, Ai mendengar jeritan Tjandra. Detik itu juga, dia pun langsung menghampiri pria itu.
"[Pak Tjandra] bilang ada tengkorak di kasur atas dan kasur bawah... kayaknya yang di atas kasur istri saya, yang di bawah anak saya," ujar Ai lagi-lagi menirukan perkataan tetangganya itu.
Apa yang disaksikan Ai dan Tjandra cepat-cepat dilaporkan ke Ketua Rukun Tetangga (RT) dan kepolisian sektor Padalarang.
Polisi pun tiba kemudian mengevakuasi dua kerangka manusia yang ditemukan di dalam kamar.
Seperti yang beredar di media sosial terlihat bagaimana kondisi di dalam rumah tersebut sangat kotor, sampah plastik berserak, lantai keramik penuh debu, dan beberapa sisi dinding penuh coretan hingga mengelupas.
Baca juga: Warga Tak Cium Bau Busuk Saat Ibu dan Anak Meninggal hingga Jadi Kerangka
Adapun dua kerangka manusia di dalam kamar berada dalam posisi terlentang di atas kasur yang terpisah namun saling berhimpitan.
Meskipun belum ada hasil otopsi, polisi menduga kedua jasad itu Indah Hayati dan Elia Imanuel Putra.
Kondisi rumah Iguh Indah Hayati (55) dan Elia Imanuel Putra (24), ibu dan anak yang ditemukan tinggal kerangka di rumahnya di Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, Senin (29/7/2024.Karena kebetulan, katanya, anaknya juga lahir di tahun yang sama. Bisa dibilang anak mereka tumbuh bersama dan menjadi teman bermain.
Akan tetapi seiring waktu berjalan, kedekatannya dengan Indah semakin renggang. Ai memperhatikan tetangganya itu semakin tertutup, terlebih saat suaminya Mudjoyo Tjandra disebut pergi ke Cirebon pada 2014.
"Makin ke sini, makin tertutup orangnya. [Ibu Indah] orangnya biasa aja, cuma kalau misalnya ada saya di sini, dia mau lewat malah balik lagi... masuk lagi [ke rumahnya]. Anaknya juga begitu, mutar ke jalan lain," imbuh Ai.
Seingat Ai, terakhir kali dia melihat Indah pada 2018.
Baca juga: Nama Mudjoyo Dalam Tulisan Dinding Kasus ‘Kerangka’ Ibu dan Anak, Fakta Pisah Rumah Terungkap
Setelah itu tak pernah lagi nampak jejak keduanya di sekitar perumahan. Bahkan suara gonggongan anjing peliharaan mereka juga lenyap.
Warga, katanya, mengira Indah dan Elia sudah pindah rumah. Sebab pagar rumah digembok, tidak ada lampu menyala, dan di dinding luar rumah terpampang spanduk bertuliskan bangunan tersebut dijual.
Apalagi sebelumnya kata Ketua RT 10, Bambang Daryanto, warganya itu mengatakan akan pindah ke Sumedang. Hanya saja yang agak aneh, klaimnya, Indah tidak minta dibuatkan surat pindah atau surat kependudukan lainnya.
Sepengetahuannya pula, Indah dan suaminya Tjandra belum bercerai. Pasalnya di kartu keluarga masih terantum status mereka sebagai suami-istri.
"Ke saya bilangnya dia mau pindah dulu. Itu kalau enggak salah pindah ke Sumedang untuk kerja. Ya sudah dari situ saya enggak dapat kabar lagi tentang dia sampai sekarang kejadian [penemuan kerangka]," tuturnya.
Baca juga: Jejak Terakhir Ibu dan Anak sebelum Jadi Kerangka di Bandung Barat, Pamit Pindah hingga Hilang
Bambang mengaku masih ingat seperti apa kondisi penemuan dua kerangka manusia itu di dalam rumah.
Betul-betul hanya tersisa tulang belulang, sebutnya.
Dia juga sempat masuk ke dalam dan melihat tulisan di dinding – yang diduga wasiat dari Indah berisi agar bangunan ini diwakafkan untuk pembangunan masjid.
Pesan yang diduga ditulis Indah ada dua, pesan pertama bertuliskan: "Jika kau menikah lagi, aku harap kau jangan menyakiti istri ketigamu nanti. Aku lihat kau sudah meminang istri baru lagi kan? Yang dari Ciamis yang foto bersamamu itu. Dipakai di FB Hendra Setiawan. Di kolom komentar tertulis mengingat karena kau pernah gagal menjalani hubungan pada istri ke-1 mu yang namanya Leony..."
Pesan kedua tertulis: "Aku minta rumah ini diwakafkan untuk masjid Tanimulya. Kalau Mudjoyo Tjandra tidak menyerahkan untuk didirikan masjid di tempat ini berati sudah menjadi penjahat karena merebut hak saya dan warga Tanimulya untuk warga.... Pak RT tolong tagih rumah ini dan harus jadi masjid atas kematian saja."