Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga Saat Gempa 4,9 M Guncang Bandung dan Dampak Kerusakannya

Kompas.com, 18 September 2024, 16:15 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Warga di sejumlah wilayah di Bandung, Jawa Barat, dan sekitarnya panik saat terjadi gempa bumi bermagnitudo 4,9, Rabu (18/9/2024) sekitar pukul 09.41 Wib. 

Salah satunya adalah Wahyu Setio, salah satu pegawai Hotel Novena di Kabupanten Bandung Barat. 

Saat gempa terjadi bangunan hotel bergoyang kuat. Para peserta rapat di dalam ruangan pun berhamburan keluar. 

Baca juga: BMKG Minta Masyarakat Tak Percaya Isu Gempa Susulan Dashyat di Bandung

"Terasa gempanya cukup besar. Yang pada rapat rata-rata pada keluar ruangan sebentar. Alhamdulillah tidak sampai terjadi apa-apa, " ungkapnya.

Hal serupa juga dialami warga Kelurahan Sukagalih, Kecamatan Tarogong Kidul, Garut, Jabar. Giyas, salah satu warga, menceritakan, getaran gempa terasa sangat kuat. Warga di dalam rumah juga berlarian keluar karena panik. 

"Terasa guncangannya, lumayan lama. Makanya warga banyak yang keluar dari rumah," jelas Giyas. 

Baca juga: BPBD Jabar Sebut Kertasari Paling Parah Terdampak Gempa Bandung

Data kerusakan 

Sejumlah bangunan di Desa Cibeureum, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, rusak berat akibat guncangan gempa 4,9, Rabu (18/9/2024)KOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah Sejumlah bangunan di Desa Cibeureum, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, rusak berat akibat guncangan gempa 4,9, Rabu (18/9/2024)

Seperti diberitakan sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, mencatat sejumlah bangunan alami kerusakan pascagempa. 

Bangunan yang mengalami kerusakan itu berada di dua kecamatan, Pangalengan dan Kertasari. Pihaknya saat ini sedang melakukan pendataan dan dampak dari gempa 4,9 M tersebut. 

"Ya, kami sedang ke lapangan untuk mengecek langsung jumlah bangunan yang rusak," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bandung Beny Sonjaya Rabu (18/9/2024).  

Selain itu, sejumlah personel telah dikerahkan ke lokasi terdampak gempa dengan membawa sejumlah perlengkapan, antara lain tenda, sembako, dan perlengkapan darurat lainnya.  

“Fokus kami saat ini adalah memastikan keselamatan warga dan memetakan tingkat kerusakan akibat gempa,” ujar Beny. 

Analisis gempa 

Seperti diketahui, BMKG mencatat bahwa gempa di Bandung itu merupakan gempa tektonik dengan lokasi di darat pada jarak 24 kilometer tenggara Kabupaten Bandung pada kedalaman 10 kilometer. 

Lalu jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas Sesar Garsela.  

“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser turun,” kata dia.

(Penulis: M. Elgana Mubarokah | Editor: Farid Assifa)

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau