BANDUNG, KOMPAS.com - Reni Herawati (47) hanya bisa menangis saat melihat rumah yang ditempatinya sejak 2006 di Kampung Lapangsari, Desa Cibeureum, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, hancur total akibat gempa.
Tanpa peringatan, getaran kuat merubuhkan rumahnya, sebuah kejadian yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya.
Dalam hitungan detik, rumah yang dibangun dengan jerih payah bersama suaminya runtuh seketika.
Baca juga: 491 Bangunan Terdampak Gempa Bandung: dari Rumah hingga Fasilitas Publik
"Tiba-tiba getaran membesar. Jadi tidak ada aba-abanya. Langsung saja rumah runtuh semua. Tapi tidak lama kejadiannya, hanya beberapa detik. Cuma langsung hancur saja ambruk," ungkap Reni saat ditemui di lokasi.
Ketika gempa terjadi, Reni dan suaminya berada di dalam rumah. Debu dari tembok mengepul, disertai jeritan warga lainnya.
Beruntung, mereka berhasil menyelamatkan diri meskipun suaminya mengalami luka di bagian kaki. Dua anak mereka saat itu sedang bersekolah.
Baca juga: Cerita Warga Saat Gempa 4,9 M Guncang Bandung dan Dampak Kerusakannya
"Lagi di dalam rumah. Sudah tidak kelihatan apa-apa di dalam, karena tertutup bangunan, ada asap kebul juga. Alhamdulillah masih bisa keluar," jelas Reni.
Reni menjelaskan gempa yang memporak-porandakan Kecamatan Kertasari bukan yang pertama. Tahun 2009, gempa serupa pernah terjadi.
Namun, saat itu rumahnya belum dibangun lantai dua, sehingga kerusakan yang dialami tidak terlalu signifikan.
"Saya tinggal di sini sejak 2006. Ini kedua kalinya. Tahun 2009 pernah rusak. Cuma ini yang paling parah," ujarnya.
Saat ini, jika belum ada tempat pengungsian, Reni berencana untuk beristirahat di masjid terdekat.
"Saya hanya syok saja, tidak ada luka-luka. Belum tahu bagaimana ini juga. Tidak bisa ditempati, takut. Rencana ke depan belum tahu. Masih blank, syok. Keinginan saya ada bantuan dari pemerintah," tutup Reni.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang