BANDUNG, KOMPAS.com - Pranata Muda Humas Ahli Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat Hadi Rahmat menjelaskan, penyebab satu orang korban jiwa dalam musibah gempa pada Rabu (18/9/2024) pagi diduga karena memiliki riwayat penyakit.
Menurut informasi yang diterimanya, korban yang diketahui merupakan seorang pelajar kelas 6 SD asal Kabupaten Bandung itu sempat menyelamatkan diri keluar ruangan kelas pada saat terjadinya gempa.
"Korban ini bukan terdampak langsung, pada saat kejadian sedang ada di kelas dan saat gempa anaknya sempat keluar kelas," kata Hadi dalam keterangan resminya, Rabu (18/9/2024).
Baca juga: Fakta di Balik Bencana Gempa Bumi 4,9 M di Bandung dan Garut, Ratusan Warga Mengungsi
"Setelah gempa reda sempat kembali ke dalam kelas, dan saat di dalam kelas infonya anak ini kejang-kejang dan terkena kepalanya (mungkin ada penyakit bawaan)," tambah dia.
Hadi menerangkan, gempa yang disebabkan oleh aktivitas Sesar Garsela ini juga merusak lebih dari 800 bangunan, selain itu ratusan puluhan orang lainnya mengalami luka dan mengungsi.
"Jumlah tersebut berdasarakan data terbaru pukul 18.00 WIB 57 luka ringan, 19 luka berat, 450 mengungsi dan 1 meninggal dunia," tuturnya.
Dia menyebut, untuk jumlah kerusakan di Kabupaten Bandung jumlahnya mencapai 773 bangunan yang terdampak yang terdiri atas 656 rumah warga, 20 fasilitas umum, 5 fasilitas kesehatan, dan 35 tempat ibadah.
Baca juga: Tanggap Bencana, Kang DS Berikan Dukungan Moril dan Kebutuhan Dasar untuk Korban Gempa Kertasari
Sedangkan di Kabupaten Garut, sebanyak 204 rumah rusak, 5 tempat ibadah, dan 7 fasilitas pendidikan. Kemudian di Kabupaten Bandung Barat ada 2 rumah warga rusak.
"Jumlah keseluruhan yaitu 861 rumah terdampak, 2 rumah rusak ringan, 24 fasilitas pendidikan, 40 tempat ibadah, 5 faskes, 20 fasum terdampak," pungkas Hadi.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang