BANDUNG, KOMPAS.com - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, memastikan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan menanggung seluruh biaya perawatan untuk tiga orang korban luka akibat ambruknya atap Gedung Yayasan Pusat Kebudayaan (YPK) pada Senin (28/10/2024) sore.
Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 17.30 WIB, mengakibatkan satu pengunjung dan dua petugas mengalami luka ringan.
Salah satu korban, yang bernama Ibu Meti, memerlukan tindakan khusus berupa penjahitan pada luka di bagian kepala.
Baca juga: Usai Atap YPK Ambruk, Disparbud Jabar Periksa 9 Gedung Cagar Budaya Lain
"Untuk pengobatan kami tanggung juga. Untuk pengobatan yang korban luka ada tiga orang," ujar Bey kepada awak media usai rapat paripurna di Gedung DPRD Jabar, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Selasa (29/10/2024).
Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar, Yuke Mauliani Septina, mengungkapkan bahwa ia telah mengunjungi Ibu Meti, salah satu korban luka.
Ia memastikan bahwa ketiga korban telah mendapatkan perawatan medis di rumah sakit dan sudah diperbolehkan pulang.
"Tadi pagi sudah berkunjung ke Bu Meti. Ada dua korban yang luka ringan dan tidak memerlukan tindakan. Sementara Bu Meti perlu tindakan jahit. Namun, pada prinsipnya, semuanya dibiayai oleh Pemprov, dan untuk pemeriksaan lanjutan pun sudah kami siapkan," jelas Yuke saat ditemui di Pusdai Bandung, Selasa (29/10/2024).
Ibu Meti mendapatkan perhatian khusus berupa pelayanan scan di bagian kepalanya, mengingat ia mengeluhkan pusing setelah kejadian.
Dinas Kesehatan juga diterjunkan untuk memantau kondisi kesehatan Ibu Meti dalam beberapa hari ke depan.
Baca juga: Disparbud Jabar Tutup Area YPK Bandung Pasca-Atap Ambruk
Jika terjadi kondisi darurat, ia akan segera dilarikan ke rumah sakit.
"Dinas Kesehatan sudah menyiapkan fasilitas di RSUD Al-Ihsan dan semuanya gratis. Kami akan melakukan scan kepala karena saya khawatir ada luka dalam. Mungkin Ibu Meti tidak mau, tetapi saya akan tetap memantau," kata Yuke.
"Artinya, dia masih ingin menunggu jahitannya kering. Harus ada dua kali konsultasi ke dokter sebelum dilakukan pemeriksaan lebih lanjut," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang