Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Yanti Hidupkan Jejaring Pemulihan Korban Kekerasan Seksual di Cirebon

Kompas.com, 4 November 2024, 19:33 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Reni Susanti

Tim Redaksi

CIREBON, KOMPAS.com - Srini Piyanti tampak sibuk. Sejumlah tamu sedang mengantre tepat di depan ruang kerjanya di Pusat Pelayanan Terpadu (PPT), Senin (4/11/2024) siang.

Tenaga medis Rumah Sakit Daerah (RSD) Gunung Jati Cirebon ini dikenal sebagai pejuang korban kekerasan yang menimpa banyak korban anak dan perempuan.

Srini Piyanti merupakan Psikolog Klinis. Koordinator Pelayanan Psikososial ini menyebut, kasus korban kekerasan seksual di Kota Cirebon menimpa banyak korban anak hingga dewasa.

Baca juga: Kisah Aktivis Perlindungan Anak di Sumbawa, 20 Tahun Hadapi Ragam Tantangan Pendampingan Kekerasan Seksual

Kasus yang menimpa korban pun memiliki latar belakang dan motif berbeda-beda. Hal ini pun membuat proses penanganan berbeda.

"Saya dan semua tim mendampingi seluruh korban kekerasan seksual sejak awal hingga tuntas. Banyak korban masih berkomunikasi. Pemulihannya tiap korban berbeda-beda, dari yang masih trauma hingga sekarang jauh lebih pemberani, dan produktif, dia aktif di beberapa kegiatan di sekolahnya," kata Yanti saat dihubungi Kompas.com Senin (4/11/2024) petang.

Banyak korban, sambung Yanti, sudah berhasil "memendam" agar trauma yang dialaminya teralihkan dengan kegiatan positif yang dilakukan.

Baca juga: Tangani 59 Kasus Kekerasan Seksual pada Anak Selama 2023, Kakak Sebut 69 Persen Diselesaikan Lewat Proses Hukum

Yanti berusaha berkoodinasi dengan guru Bimbingan Konseling di seluruh sekolah di Kota Cirebon untuk intens mendampingi korban kekerasan seksual secara sembunyi.

Kasus korban ini, kaya Yanti, adalah satu dari 68 kasus di tahun 2023 yang ditangani Yanti dan tim kolaborasi tersebut. Data itu menunjukan angka penurunan kasus di tahun 2022 yang berjumlah 74 kasus, dan 76 kasus di tahun 2021.

Yanti menegaskan, kerja kolaborasi dari hulu ke hilir adalah penanganan mutlak yang harus dilakukan untuk menuntaskan kasus kekerasan seksual.

Kasus ini menjadi berat karena memiliki rasa trauma mendalam, yang dapat muncul kapanpun, bila tidak ditangani secara tuntas.

Kesadaran ini yang melatarbelakangi Yanti membentuk jejaring kesadaran penanganan korban kekerasan seksual di tahun 2001.

Dirinya mula-mula berkoordinasi dengan kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di tempatnya tinggal, kemudian ke seluruh puskesmas, antar dinas hingga seluruh aparat penegak hukum.

Di tahun 2014, Pemerintah Kota Cirebon sepakat menentukan secara struktural kerja kolaborasi itu.

"Yang saya lakukan dari 2001 itu belum berupa sistem bagaimana orang sadar akan pentingnya penanganan Kekerasan Seksual. Di tahun 2014 mulai terstruktur dan kolaboratif, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Rumah Sakit, Dinas Sosial, Aparat Penegak Hukum (APH), dan unsur lainnya," tambah Yanti.

Pendampingan Kesehatan Reproduksi Korban

Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon, Siti Maria Listiawaty menyampaikan program kolaborasi penangan kekerasan seksual sudah disebar di 21 puskesmas di Kota Cirebon, yang berhubungan langsung dengan kader PKK.

Halaman:


Terkini Lainnya
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau