Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Bencana Banjir Bandang di Kabupaten Bandung: Akses Jalan Putus, Warga Mengungsi

Kompas.com, 6 November 2024, 12:31 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Banjir bandang akibat luapan Sungai Citarum melanda Kabupaten Bandung, khususnya di Kampung Muara, Desa Banjaran Wetan, Kecamatan Banjaran, Selasa (5/11/2024) malam. 

Tingginya curah hujan sejak sore hari menyebabkan air sungai meluap hingga merendam rumah warga dengan ketinggian air mencapai 2 meter. Peristiwa tersebut sempat terekam kamera dan menjadi viral di media sosial.

Baca juga: UPDATE Banjir Sukabumi: Puluhan Rumah Rusak, 118 Warga Mengungsi

Dalam sejumlah video yang bereda, tampak barang-barang milik warga, seperti sofa dan sepeda motor, hanyut terbawa arus banjir.

"Air di rumah saya sekarang ada sekitar 2 meter. Kebetulan rumah saya dua lantai, jadi lantai bawah sudah terendam semua," kata Dias Candra (21), seorang warga Kampung Muara. 

Baca juga: Banjir di Banjaran Wetan Bandung, 500 KK Terdampak, 20 Rumah Rusak

Menurutnya, banjir mulai merendam rumahnya pada pukul 18.30 WIB, setelah hujan deras yang dimulai sekitar pukul 15.00 WIB. 

Dias menyatakan, rumahnya berada di dataran rendah dan dekat dengan Sungai Citarum, sehingga banjir cepat masuk. 

Baca juga: Banjir dan Longsor Landa Jabar: 200 Warga Bandung Mengungsi, Garut dan Sukabumi Terdampak

Ketinggian air banjir

Sejumlah warga di Kampung Blok Desa, Desa Banjaran Wetan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, tengah membersihkan rumah dan jalan akibat terdampak banjir sungai Citalugtug, yang meluap pada Selasa (6/11/2024)KOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah Sejumlah warga di Kampung Blok Desa, Desa Banjaran Wetan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, tengah membersihkan rumah dan jalan akibat terdampak banjir sungai Citalugtug, yang meluap pada Selasa (6/11/2024)

Selain Kampung Muara, beberapa kecamatan lain di Kabupaten Bandung turut terdampak banjir. 

Menurut Kepala BPBD Kabupaten Bandung, Uka Puji Suska Puji Utama, banjir terjadi di Kecamatan Banjaran, Arjasari, Baleendah, dan Cangkuang dengan ketinggian air bervariasi, mulai dari 50 hingga 60 sentimeter. 

"Terjangan banjir di Bandung Selatan ini terjadi akibat luapan Sungai Citarum dan anak-anak sungainya setelah hujan lebat mengguyur wilayah tersebut," jelas Uka. 

Saat ini, BPBD masih berfokus pada evakuasi warga yang terdampak dan mengamankan mereka ke tempat yang lebih aman.

Akses jalan terputus dan kendala evakuasi 

Luapan sungai Citarum setinggi 2 meter merendam rumah warga di Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pasca diguyur hujan sejak Selasa soreTangkapan layar video warga terdampak banjir di Kabupaten Bandung Luapan sungai Citarum setinggi 2 meter merendam rumah warga di Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pasca diguyur hujan sejak Selasa sore

Banjir di beberapa titik menyebabkan jalan-jalan terputus, seperti di jalan Cikutil-Bongpulus. Hal ini membuat akses warga dan kendaraan terganggu. 

Ketua Kelompok Informasi Masyarakat (KIM), Dede Hardi, mengatakan bahwa pihaknya bersama tim gabungan tengah berada di lokasi untuk membantu warga yang terjebak banjir.

“Ya, betul, Cikutil-Bongpulus terputus karena jalan terendam banjir. Kami bersama tim gabungan saat ini berada di lokasi untuk menolong jika ada yang terjebak,” ujar Dede pada pukul 21.00 WIB melalui pesan singkat.

Sejumlah barang-barang milik salah sstu warga di Kecamatan Banjaran Wetan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, terendam air setinggi 2 meter akibat luapan Sungai Citarum, pada Selasa (5/11/2024)Tangkapan Layar video banjir dari warga Kecamatan Banjaran Wetan Sejumlah barang-barang milik salah sstu warga di Kecamatan Banjaran Wetan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, terendam air setinggi 2 meter akibat luapan Sungai Citarum, pada Selasa (5/11/2024)

Dias juga menyebutkan bahwa akses keluar-masuk kampungnya sangat sulit karena hampir semua jalan tertutup banjir. 

“Akses jalan sekarang sulit karena semua tertutup banjir. Ada juga warga yang dievakuasi dari atap rumah ke rumah warga lain yang ada lantai duanya,” terang Dias. 

Kondisi diperparah dengan pemadaman listrik yang membuat warga hanya bisa bertahan di lantai dua rumah masing-masing tanpa penerangan.

Kebutuhan mendesak

Sejumlah warga di Kampung Blok Desa, Desa Banjaran Wetan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, tengah membersihkan rumah dan jalan akibat terdampak banjir sungai Citalugtug, yang meluap pada Selasa (6/11/2024)KOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah Sejumlah warga di Kampung Blok Desa, Desa Banjaran Wetan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, tengah membersihkan rumah dan jalan akibat terdampak banjir sungai Citalugtug, yang meluap pada Selasa (6/11/2024)

Uka Puji menambahkan, saat ini kebutuhan mendesak bagi warga yang terdampak adalah obat-obatan, selimut, dan makanan siap saji atau sembako. 

Tim BPBD dan pihak terkait di lapangan sedang mendata jumlah rumah yang terendam banjir dan memprioritaskan bantuan pada wilayah terdampak paling parah. Banjir di kawasan Banjaran dan sekitarnya bukanlah kejadian yang langka bagi warga. 

Dias mengungkapkan, banjir di kampungnya telah menjadi kejadian yang hampir rutin terjadi, terutama saat hujan deras. 

“Dari saya masih kecil, banjir di sini memang sudah sering terjadi. Kalau curah hujan tinggi, pasti banjir, apalagi kalau di daerah atas Arjasari juga hujan,” katanya. 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau