Hasil dari pertemuan itu, kata dia, pemerintah meminta warga untuk menyiapkan lahan untuk nantinya dibangun kolam retensi sebagai upaya penanganan banjir.
"Dari Pemda Kabupaten Bandung untuk solusi banjir pada tahun 2023 tahun lalu, sudah diinisiasi oleh Ketua DPRD Kabupaten Bandung waktu itu, untuk mencari lahan. Kebetulan lahan ada di belakang, kebetulan genangan terdalam ada di sana juga. Itu pihak developer sudah menyerahkan untuk dipakai sepenuhnya untuk penanggulangan banjir Komplek CPI ini, salah satunya kami buat kolam retensi dan hari ini kami sedang berproses," tutur Dadang.
Dadang mengungkapkan sepanjang bulan Oktober dan November tahun ini, warga CPI sudah tiga kali 'kedatangan' banjir.
Melihat kondisi CPI yang menjadi langganan banjir, Dadang berharap upaya pembangunan kolam retensi yang dijanjikan Pemda segera direalisasikan.
Pasalnya, warga CPI secara materil dan imateril sudah mengalami kerugian yang banyak, lantaran hampir setiap musim penghujan banjir kerap datang.
Hingga kini, proses pembangunan kolam retensi baru sampai tahap Detail Engineering Design (DED).
Sejak pertama bertemu dengan pihak Pemda, belum ada target pasti terkait pembangunan kolam retensi tersebut.
Baca juga: Banjir dan Cuaca Ekstrem Ancam Jawa Tengah Tiga Hari ke Depan, Simak Perinciannya...
Sementara itu, luas lahan yang sudah disiapkan developer CPI seluas 3.700 meter persegi.
"Dari November tahun 2023 kita sudah audiensi, hampir setahun sudah berproses. Bulan ini sudah masuk ke tahap Detail Engineering Design (DED), desainnya sedang dikerjakan kemarin. Kita oleh pihak ketiga kemudian lewat Dinas PUTR Kabupaten Bandung dan kami menunggu tindak lanjut selanjutnya. Dari konkret-nya baru tahap DED," ujar Dadang.
Pantauan di lapangan, puluhan warga terlihat keluar rumah untuk mengamankan barang-barang agar tak terendam banjir.
Sebagian warga yang rumahnya memiliki lantai dua terlihat hanya berupaya mengeluarkan air dari lantai satu, lantaran ruang bawah rumah mereka tidak terdapat barang-barang.
Berbeda dengan warga yang hanya memiliki rumah lantai satu, mereka harus menerima rumahnya direndam luapan Sungai Cikambuy dan Cisasungka.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang