CIREBON, KOMPAS.com - Banjir yang melanda Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, dikeluhkan guru SDN 1 Bayalangu Kidul. Sekolah itu terdampak banjir.
Mereka merasakan keprihatinan yang mendalam terhadap murid-murid yang terampas hak belajarnya akibat terpaksa harus libur setiap kali banjir terjadi.
Selama 20 tahun masa pengabdian mereka, masalah banjir yang menghantui sekolah ini tak kunjung teratasi.
Taryono mengaku merasa sangat malu kepada siswa-siswi atas peristiwa banjir yang selalu terjadi setiap tahun.
"Ini anak-anak mau ditempatkan di mana? Masa mau di masjid, atau di desa, atau ke madrasah lain. Malu donk kita sama murid. Saya yang di sini malu, tapi ga tau orang atasan malu atau tidak," keluh Taryono di ruang kelas yang masih digenangi banjir.
Baca juga: Terdampak Banjir Semeter, 27 KK di Perumahan Dinar Indah Semarang Bersihkan Sisa Lumpur
Sebagai warga asli Desa Bayalangu Kidul, Taryono menyatakan bahwa musibah banjir ini sudah terjadi sejak awal ia mengajar pada 2006.
Dengan hanya dua tahun tersisa hingga masa pensiunnya, Taryono mengaku beserta rekan-rekan guru lainnya tak henti-hentinya berusaha mencari solusi untuk mengatasi masalah banjir yang terus berulang.
Selama bertahun-tahun, mereka telah berusaha mengajukan berbagai solusi yang dinilai tepat untuk mengurangi dampak banjir.
Taryono, yang juga pernah menjabat sebagai anggota Badan Pemusyawaratan Desa (BPD), mendorong pemerintah desa untuk membangun jembatan sebagai langkah untuk mempercepat proses surutnya genangan air saat banjir.
Selain itu, pihaknya bersama seluruh guru juga berjuang agar akses jalan menuju sekolah diperbaiki dan akhirnya dibeton.
Baca juga: Rumah Warga di Dompu Terancam Ambruk Dihantam Banjir Rob
Namun, upaya-upaya tersebut belum sepenuhnya membuahkan hasil.
Beberapa waktu lalu, mereka telah mengajukan permohonan kepada pemerintah daerah untuk meninggikan permukaan lantai sekolah agar air tidak mudah masuk saat banjir, namun pengajuan tersebut belum juga direalisasikan.
Hari ini, Jumat siang, Taryono mengungkapkan bahwa seluruh guru dan kepala sekolah sedang melaksanakan kerja bakti untuk membersihkan sisa lumpur yang terbawa oleh banjir kemarin, Kamis (16/1/2025) dini hari.
Dua hari lamanya banjir belum surut, sehingga siswa terpaksa diliburkan.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Rifki, seorang siswa kelas 4 SDN 1 Bayalangu Kidul, mengaku merasa sedih karena sekolahnya berulang kali diterpa banjir.