BANDUNG, KOMPAS.com - Sebanyak 8 rumah terbakar di Jalan Dago Pojok, Kota Bandung, Jawa Barat pada Minggu (20/1/2025) sore.
Satu orang dikabarkan mengalami luka bakar dan masih dalam perawatan pihak rumah sakit Boromeus Bandung.
Pasca-kebakaran, Kompas.com sempat mendatangi lokasi yang berada di lingkungan pemukiman padat penduduk.
Lokasi kebakaran ini berada di dalam sebuah gang kecil. Berdasarkan pantauan, tampak sebuah kasur dijemur menyender pada sebuah rumah di tepat didepan mulut gang.
Kompas.com kemudian menelusuri gang tersebut. Tak jauh dari mulut gang, tampak warga tengah duduk di kursi yang memblokade jalan menuju lokasi rumah warga yang hangus terbakar.
Baca juga: Kebakaran di Dago Bandung, 8 Rumah Hangus, Lansia Alami Luka Bakar
Rumah yang saling berdempetan itu itu kini hanya tinggal puing-puing bekas kebakaran. Atap rumah tampak hitam menjadi arang. Beberapa properti seperti kursi dan peralatan rumah lainnya pun gosong tak bersisa.
Teguh Purnomo (50) hanya bisa pasrah dengan kondisi rumahnya yang terbakar. Kamar anaknya hangus tak tersisa beserta barang didalamnya.
Perisitiwa kebakaran di wilayah Dago Pojok, Kota Bandung, menyisakan cerita pahit bagi para penyintas. Sekitar 4 rumah hangus terbakar, sedangkan 4 lainnya bagian atap sudah tak bersisa.
Kepada Kompas.com, Teguh menceritakan kesaksiannya saat si jago merah mengamuk membakar rumahnya tersebut. Saat itu, Teguh tengah menunggu kliennya yang hendak menggunakan jasa terapis. Namun, terpaksa ia batalkan lantaran mendengar tetangganya yang meminta tolong.
"Awalnya itu, tetangga saya itu ODGJ (orang dengan gangguan jiwa) main api di kamar, itu kata keluarganya tapi saya belum lihat langsung. Saat ke depan keluarga turun minta tolong, langsung saya buka kamarnya ODGJ itu masih ada, api sudah membesar," kata Teguh saat ditemui di lokasi kebakaran, Senin (20/1/2025).
Teguh sempat meminta ODGJ itu keluar namun ia enggan dan hanya bisa berputar-putar di kamarnya tersebut. Teguh lantas keluar mencari ember dan mengisinya dengan air lalu berupaya memadamkan api.
"Tapi api udah terlalu besar dan melalap semua, kebetulan lagi (air) PDAM dalam keadan nggak aktif (mati)," kata teguh.
Melihat kondisi itu, teguh kemudian keluar dan meminta tolong kepada warga sekitar.
"Saya teriak minta tolong, 'tolong-tolong kebakaran telepon damkar'," tuturnya menirukan ucapannya kala itu.
Sekitar 15 menit kemudian, si jago merah semakin besar mengamuk, merembet, dan melalap rumah di sebelahnya.