Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyintas Ceritakan Suasana Mencekam Saat Kebakaran 8 Rumah di Bandung

Kompas.com, 20 Januari 2025, 11:55 WIB
Agie Permadi,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Sebanyak 8 rumah terbakar di Jalan Dago Pojok, Kota Bandung, Jawa Barat pada Minggu (20/1/2025) sore.

Satu orang dikabarkan mengalami luka bakar dan masih dalam perawatan pihak rumah sakit Boromeus Bandung. 

Pasca-kebakaran, Kompas.com sempat mendatangi lokasi yang berada di lingkungan pemukiman padat penduduk.

Lokasi kebakaran ini berada di dalam sebuah gang kecil. Berdasarkan pantauan, tampak sebuah kasur dijemur menyender pada sebuah rumah di tepat didepan mulut gang. 

Kompas.com kemudian menelusuri gang tersebut. Tak jauh dari mulut gang, tampak warga tengah duduk di kursi yang memblokade jalan menuju lokasi rumah warga yang hangus terbakar. 

Baca juga: Kebakaran di Dago Bandung, 8 Rumah Hangus, Lansia Alami Luka Bakar

Rumah yang saling berdempetan itu itu kini hanya tinggal puing-puing bekas kebakaran. Atap rumah tampak hitam menjadi arang. Beberapa properti seperti kursi dan peralatan rumah lainnya pun gosong tak bersisa. 

Teguh Purnomo (50) hanya bisa pasrah dengan kondisi rumahnya yang terbakar. Kamar anaknya hangus tak tersisa beserta barang didalamnya.

Perisitiwa kebakaran di wilayah Dago Pojok, Kota Bandung, menyisakan cerita pahit bagi para penyintas. Sekitar 4 rumah hangus terbakar, sedangkan 4 lainnya bagian atap sudah tak bersisa. 

Kepada Kompas.com, Teguh menceritakan kesaksiannya saat si jago merah mengamuk membakar rumahnya tersebut. Saat itu, Teguh tengah menunggu kliennya yang hendak menggunakan jasa terapis. Namun, terpaksa ia batalkan lantaran mendengar tetangganya yang meminta tolong. 

"Awalnya itu, tetangga saya itu ODGJ (orang dengan gangguan jiwa) main api di kamar, itu kata keluarganya tapi saya belum lihat langsung. Saat ke depan keluarga turun minta tolong, langsung saya buka kamarnya ODGJ itu masih ada, api sudah membesar," kata Teguh saat ditemui di lokasi kebakaran, Senin (20/1/2025). 

Teguh sempat meminta ODGJ itu keluar namun ia enggan dan hanya bisa berputar-putar di kamarnya tersebut. Teguh lantas keluar mencari ember dan mengisinya dengan air lalu berupaya memadamkan api.

"Tapi api udah terlalu besar dan melalap semua, kebetulan lagi (air) PDAM dalam keadan nggak aktif (mati)," kata teguh. 

Melihat kondisi itu, teguh kemudian keluar dan meminta tolong kepada warga sekitar.

"Saya teriak minta tolong, 'tolong-tolong kebakaran telepon damkar'," tuturnya menirukan ucapannya kala itu. 

Sekitar 15 menit kemudian, si jago merah semakin besar mengamuk, merembet, dan melalap rumah di sebelahnya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau