Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyintas Ceritakan Suasana Mencekam Saat Kebakaran 8 Rumah di Bandung

Kompas.com, 20 Januari 2025, 11:55 WIB
Agie Permadi,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Teguh langsung berlari ke rumahnya lantaran khawatir api merembet ke kamar anaknya yang berada di lantai dua.

"Benar saja, api sudah mengenai kamar anak saya, dengan air seadanya saya siram. ada asap tebal saya gak kuat," kamar anak saya terbakar," katanya. 

Meski saat itu kondisi hujan rintik, namun tak berpengaruh besar pada api yang terus melahap ke rumah lainnya.

Namun Teguh terus berupaya mematikan dengan air seadanya dan berupaya menyelamatkan barang berharganya, hingga mengevakuasi para lansia di sekitar lokasi.

"Orang-orangtua saya amanin dulu semua. Ada nenek juga sama cucunya di dalam, saya gedor suruh keluar semua, ini bahaya, saya bilang 'tinggalin aja semua, amanin jiwa'," ucapnya. 

Saat evakuasi, Teguh mengaku sempat terkepung lantaran api menghalangi akses jalur keluar. Ia kemudian lari ke atas mengambil air dan menghabiskannya untuk memadamkan api yang membakar kamar atas dan jalur di bawahnya. "Api itu semua sudah ngepung," ucapnya.

Baca juga: Nenek 80 Tahun Meninggal Dunia dalam Kebakaran Rumah di Tasikmalaya

Tak lama kemudian, petugas pemadam kebakaran datang siap memadamkam api. Petugas mengepung api dari tiga titik akses jalur menuju lokasi kebakaran. Penyekatan ini dilakukan agar api tak merembet ke rumah lainnya. Akan tetapi api semakin besar lantaran kondisi angin cukup kencang.

Api membumbung tinggi, ledakan demi ledakan terdengar di lokasi. Teguh menduga ledakan itu berasal dari tabung gas di dalam rumah yang terbakar.

"Ada sekitar enam kali ledakan bersamaan, ada 4 tabung yang terbakar secara bersamaan, Kulkas TV semua terbakar yang di rumah (tetangganya) ini, api juga sempat menyembur ke sini," tuturnya. 

Sementara itu, Ijo Tarsijo (75) hanya bisa berteriak minta tolong saat kebakaran terjadi, lansia ini sempat ingin membantu proses pemadaman, ia mencari air untuk memadamkan api akan tetapi air tak kunjung keluar. Ijo akhirnya dibantu warga mengevakuasi diri menjauhi lokasi lantaran khawatir tak bisa menyelamatkan diri dari kebakaran.

"Saya menjerit sambil berdoa, lari karena air gak jalan, saya berdoa, ya Allah ya Rasulullah cukup kebakarannya," ucapnya.

Warga saling bergotong-royong memadamkan, sementara api semakin besar. Ledakan pun terjadi diduga karena gas di beberapa rumah.

"Itu ledakannya kaya perang saja, akibat ledakan gas itu api akin merembet," ujarnya.

Akibat kebakaran ini, teguh mengaku mengalami kerugian hingga Rp 100 juta - 150 juta. Meski begitu,  Ijo maupun Teguh mengikhlaskan perisitiwa kebakaran itu.

"Ya, iklhasin saja, kan ini juga musibah, kan awal mulanya juga dari orang yang nggak normal kan," tutur Teguh. 

Halaman:


Terkini Lainnya
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau