Teguh langsung berlari ke rumahnya lantaran khawatir api merembet ke kamar anaknya yang berada di lantai dua.
"Benar saja, api sudah mengenai kamar anak saya, dengan air seadanya saya siram. ada asap tebal saya gak kuat," kamar anak saya terbakar," katanya.
Meski saat itu kondisi hujan rintik, namun tak berpengaruh besar pada api yang terus melahap ke rumah lainnya.
Namun Teguh terus berupaya mematikan dengan air seadanya dan berupaya menyelamatkan barang berharganya, hingga mengevakuasi para lansia di sekitar lokasi.
"Orang-orangtua saya amanin dulu semua. Ada nenek juga sama cucunya di dalam, saya gedor suruh keluar semua, ini bahaya, saya bilang 'tinggalin aja semua, amanin jiwa'," ucapnya.
Saat evakuasi, Teguh mengaku sempat terkepung lantaran api menghalangi akses jalur keluar. Ia kemudian lari ke atas mengambil air dan menghabiskannya untuk memadamkan api yang membakar kamar atas dan jalur di bawahnya. "Api itu semua sudah ngepung," ucapnya.
Baca juga: Nenek 80 Tahun Meninggal Dunia dalam Kebakaran Rumah di Tasikmalaya
Tak lama kemudian, petugas pemadam kebakaran datang siap memadamkam api. Petugas mengepung api dari tiga titik akses jalur menuju lokasi kebakaran. Penyekatan ini dilakukan agar api tak merembet ke rumah lainnya. Akan tetapi api semakin besar lantaran kondisi angin cukup kencang.
Api membumbung tinggi, ledakan demi ledakan terdengar di lokasi. Teguh menduga ledakan itu berasal dari tabung gas di dalam rumah yang terbakar.
"Ada sekitar enam kali ledakan bersamaan, ada 4 tabung yang terbakar secara bersamaan, Kulkas TV semua terbakar yang di rumah (tetangganya) ini, api juga sempat menyembur ke sini," tuturnya.
Sementara itu, Ijo Tarsijo (75) hanya bisa berteriak minta tolong saat kebakaran terjadi, lansia ini sempat ingin membantu proses pemadaman, ia mencari air untuk memadamkan api akan tetapi air tak kunjung keluar. Ijo akhirnya dibantu warga mengevakuasi diri menjauhi lokasi lantaran khawatir tak bisa menyelamatkan diri dari kebakaran.
"Saya menjerit sambil berdoa, lari karena air gak jalan, saya berdoa, ya Allah ya Rasulullah cukup kebakarannya," ucapnya.
Warga saling bergotong-royong memadamkan, sementara api semakin besar. Ledakan pun terjadi diduga karena gas di beberapa rumah.
"Itu ledakannya kaya perang saja, akibat ledakan gas itu api akin merembet," ujarnya.
Akibat kebakaran ini, teguh mengaku mengalami kerugian hingga Rp 100 juta - 150 juta. Meski begitu, Ijo maupun Teguh mengikhlaskan perisitiwa kebakaran itu.
"Ya, iklhasin saja, kan ini juga musibah, kan awal mulanya juga dari orang yang nggak normal kan," tutur Teguh.