CIANJUR, KOMPAS.com – Bupati Cianjur, Herman Suherman, tidak mempermasalahkan program tes kehamilan yang diterapkan di SMA Sulthan Baruna Cikadu.
Herman bahkan berharap kebijakan serupa dapat diterapkan di sekolah lain sebagai langkah pencegahan dan peringatan bagi siswa agar tidak melakukan perbuatan negatif.
"Silakan dilanjutkan karena menurut saya dampaknya bagus. Anak-anak jadi lebih bisa menahan diri untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak baik," ujar Herman kepada Kompas.com di Pendopo, Kamis (22/1/2025) malam.
Namun, Herman menyayangkan program yang baik tersebut diunggah ke media sosial dan menjadi konsumsi publik sehingga menuai polemik.
Baca juga: Respons Disdik Jabar soal Tes Kehamilan Siswi SMA di Cianjur, Sayangkan Jadi Konsumsi Publik
"Tujuannya bagus, sebagai langkah antisipasi. Hanya, cara penyampaiannya kurang tepat. Jangan dipublikasikan, cukup untuk kepentingan internal sekolah," katanya.
Selain itu, Herman menekankan kenakalan dan pergaulan bebas di kalangan remaja atau pelajar memerlukan perhatian dari semua pihak, terutama keluarga.
"Lingkungan keluarga harus menjadi pilar utama yang peduli terhadap persoalan ini. Pengawasan terhadap anak tidak bisa sepenuhnya dibebankan kepada sekolah. Orangtua memiliki peran yang sangat penting," katanya.
Bupati Cianjur Herman Suherman menyatakan prihatin atas kejadian OTT yang menimpa seorang ASN atas dugaan politik uang Pemilu 2024.Untuk menindaklanjuti persoalan ini, Herman bersama jajaran Forkopimda akan mengagendakan kunjungan ke sekolah-sekolah guna menyosialisasikan bahaya kenakalan dan pergaulan bebas.
Baca juga: Soal Tes Kehamilan Siswi SMA di Cianjur, Disdik Jabar: Ada Ranah Privasi yang Harus Dijaga
“Nanti Forkopimda akan mengunjungi sekolah-sekolah untuk memberikan penyuluhan terkait permasalahan di kalangan pelajar," ucap Herman.
"Kami juga sedang menyiapkan buku panduan kecil sebagai bahan sosialisasi yang seragam," ujarnya.
Sebelumnya, sebuah video berdurasi 19 detik yang menunjukkan siswi SMA di Kabupaten Cianjur menjalani tes kehamilan sempat viral di media sosial.
Video tersebut memperlihatkan sejumlah siswi berseragam sekolah, didampingi guru, melakukan tes kehamilan menggunakan tespek di toilet.
Video ini memicu berbagai reaksi dari warganet.
Sebagian mendukung langkah tersebut sebagai bentuk antisipasi, tetapi banyak yang menganggap tindakan itu berlebihan.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang