CIREBON, KOMPAS.com - Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Nasional Kota Cirebon, Jawa Barat, mulai membagikan 236 ijazah milik siswa dengan jumlah total piutang senilai Rp 525 juta atau melebihi setengah miliar rupiah.
Pihak sekolah berharap pemerintah Provinsi Jawa Barat mau membantu sekolah swasta yang hanya mendapatkan uang untuk membayar guru dari bayaran SPP para siswa.
Pengembalian ijazah ini merupakan realisasi dari instruksi Dedi Mulyadi sebagai Gubernur Jawa Barat terpilih, yang meminta tidak ada lagi ijazah yang tertahan di sekolah.
Baca juga: Dedi Mulyadi Minta Sekolah Serahkan Ijazah yang Ditahan, Disdik Jabar Beri Waktu hingga 3 Februari
Berdasarkan pantauan Kompas.com di SMK Nasional, sejumlah alumni mendatangi sekolah yang terletak di Jalan Perjuangan Kota Cirebon pada Kamis (30/1/2025) siang.
Mereka mulai mendata dan menemui staf tata usaha satu per satu.
Informasi pemberian ijazah telah disebar pihak sekolah melalui grup-grup WhatsApp jaringan guru serta jaringan alumni sejak beberapa hari lalu.
Pemberian ijazah yang selama ini tertahan di sekolah disambut baik oleh para alumni.
Diki Muhamad Defa, alumni yang lulus pada tahun 2024 lalu, langsung mengambil ijazahnya setelah mengetahui informasi tersebut.
Dia mengaku tidak berani mengambil ijazah saat dinyatakan lulus pada tahun 2024 karena terganjal utang senilai sekitar Rp 480.000.
Dia memilih mencari kerja seadanya untuk dapat menyicil melunasi utangnya.
"Saya lulus 2024, belum ada uang untuk ambil ijazah waktu itu, kurang lebih Rp 480.000, ini sudah dicicil, nunggak SPP belum lunas. Mau saya lunasi untuk bapak ibu guru," kata Diki saat ditemui Kompas.com usai pengambilan ijazah di sekolah.
Siswa jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKS) Otomotif ini berjanji akan menggunakan ijazahnya untuk melamar pekerjaan yang lebih baik.
Ijazah yang baru diambilnya ini membuatnya percaya diri dan leluasa untuk melamar kerja di sebuah perusahaan atau pabrik.
Dengan kerja di tempat yang lebih baik, Diki yakin dapat melunasi utang SPP yang selama ini menunggak.
Dia merasa malu dan tidak enak karena tunggakan dirinya juga berpengaruh terhadap pendapatan guru yang mengajarnya selama ini.