BANDUNG, KOMPAS.com - Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Jabar Wilayah X akan mengumpulkan seluruh guru Bimbingan Konseling (BK) di wilayahnya buntut kasus ratusan siswa Kelas 12 SMAN 7 Cirebon yang gagal mendaftar Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) jalur nilai.
Sedikitnya 150 siswa kelas 12 sekolah tersebut terancam gagal mendaftar SNBP akibat kelalaian pihak sekolah atau guru BK dalam finalisasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS).
Kepala KCD Wilayah X Jabar, Ambar Triwidodo, mengatakan kasus ini menjadi pembelajaran penting bagi pihaknya dan juga sekolah lainnya di bawah pengawasan KCD X agar tidak terulang kembali pada tahun depan.
Menurut dia, ini merupakan kasus pertama yang terjadi di Kota Cirebon dan bahkan sampai menarik perhatian masyarakat luas. Pasalnya, akibat kelalaian sekolah, ratusan siswa dirugikan.
Baca juga: Siswa SMAN 7 Cirebon Terancam Gagal Daftar SNBP, Ini Upaya Disdik Jabar
"Minggu depan akan kumpulkan seluruh guru-guru koordinator BK untuk perhatian agar hal ini tidak terjadi pada tahun depan. Ini terobosan dari kami," ujar Ambar saat dihubungi, Rabu (5/2/2025).
Dia menjelaskan bahwa kelalaian ini murni karena kesalahan operator atau human error.
Meski demikian, ia menyebut bahwa kasus serupa kerap terjadi di daerah lainnya.
Namun, fokus perhatian KCD X saat ini adalah bagaimana memperjuangkan hak para siswa agar bisa ikut SNBP, sedangkan terkait sanksi untuk sekolah akan dibahas nanti.
Baca juga: Gagal Daftar SNBP Perguruan Tinggi Negeri, Orangtua dan Siswa Tuntut SMAN 7 Cirebon Tanggung Jawab
"Namun, fokus saya hari ini, atas arahan Pak Pj Gubernur, selamatkan anak (siswa) dulu. Terkait dengan punishment seperti apa urusan nanti," kata Ambar.
Dia berharap panitia SNBP bisa mengabulkan tambahan waktu bagi sekolah yang belum mendaftarkan siswanya, mengingat kasus serupa pernah terjadi di daerah lain.
Apabila dampak terburuk tidak diakomodir, Ambar menyebut cara siswa untuk masuk ke PTN bukan hanya pada seleksi SNBP saja, tetapi masih ada jalur prestasi dan daftar mandiri.
"Kami tetap optimistis. Itu pernah dialami oleh SMA lain di Jabar, akhirnya mampu. Kejadian ini bukan sekali terjadi, tetapi di Cirebon baru tahun ini," katanya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang