Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uji Coba MBG Ibu Hamil, Menyusui, Balita, dan Lansia Dimulai di Kabupaten Bandung, 200 Porsi Didistribusikan

Kompas.com, 18 Februari 2025, 12:44 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Uji coba program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk ibu hamil, menyusui, balita, dan lansia (lanjut usia) berlangsung di Desa Sarangmekar, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (18/2/2025).

Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga atau Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Kemendukbangga/BKKBN) Wihaji datang langsung ke lokasi untuk meninjau distribusi program tersebut.

Sebelum berkeliling untuk membagikan makan gratis, Wihaji terlebih dahulu mengunjungi Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

Tak hanya itu, seusai mengecek kesiapan dapur SPPG, Wihaji melakukan dialog bersama ibu hamil, menyusui, balita, dan lansia (lanjut usia).

Baca juga: Dapur MBG di Bandung Diresmikan, Suplai 3.500 Porsi, Tak Mudah Bangun SPPG Se-Jabar

Wihaji mengatakan, alasan pihaknya turun langsung untuk meninjau distribusi MBG khusus ibu hamil, menyusui, balita, dan lansia lantaran penerima manfaat dari program itu tidak seperti MBG yang diberikan kepada anak sekolah.

"Kalau anak-anak sekolah kan kumpul jadi satu, kita membantunya enak di sekolah langsung dropping. Tapi, kalau ibu hamil, menyusui, tidak mungkin setiap hari ngumpulin ibu hamil. Jadi, ini bagian dari tugas kami," katanya ditemui di lokasi.

Untuk uji coba kali ini, Kemendukbangga/BKKBN beserta Badan Gizi Nasional (BGN) mendistribusikan 200 porsi makan bergizi gratis.

Terkait pendistribusian selanjutnya, Wihaji menjelaskan akan membentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK).

Baca juga: SPPG Ungkap MBG di Sumenep Sempat Dihentikan karena Uji Coba Alat Masak Nasi Baru

Nantinya, tim tersebut yang akan bertugas untuk melayani pendistribusian MBG kepada ibu hamil, ibu menyusui, balita, serta lansia.

"Ini masih simulasi. Seperti yang lain, kan nanti akan se-Indonesia, cuma pelan-pelan. Masalahnya apa nanti seperti apa. Contoh tadi saya lihat, kenapa kami redistribusikan, kami pastikan jangan sampai ketika makanan sudah sampai ke penerima manfaat atau ibu hamil atau ibu menyusui dimakan oleh orang lain," ujar dia.

Usai melaksanakan uji coba, rencananya program tersebut akan dilaksanakan pada bulan April, bulan Agustus, hingga akhir tahun 2025.

Disinggung mengenai jumlah ibu hamil, menyusui, balita, dan lansia yang akan menerima program itu, Wihaji menyebut nantinya pihak Kemendukbangga akan memberikan data kepada BGN.

Nantinya, data tersebut akan menjadi dasar awal pembangunan dapur SPPG di setiap daerah.

Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga atau Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Kemendukbangga/BKKBN) Wihaji, saat melakukan dialog dengan Ibu Hamil di Desa Sarangmekar, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (18/2/2025)KOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga atau Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Kemendukbangga/BKKBN) Wihaji, saat melakukan dialog dengan Ibu Hamil di Desa Sarangmekar, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (18/2/2025)

"Nanti jumlah penerima akan diserahkan ke BGN. Kami akan mulai di April berapa juta, Agustus berapa juta, hingga akhir tahun, itu harapan Presiden Prabowo," ungkap dia.

Pihaknya menegaskan, terkait MBG untuk ibu hamil, ibu menyusui, balita, dan lansia, Kemendukbangga hanya fokus untuk pendistribusian saja.

"Saya fokus khusus distribusi ibu hamil, ibu menyusui, balita, sekaligus pendataan mereka dan monitoring serta evaluasi," ungkap dia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau