Editor
"Soalnya kemarin jaraknya cuma satu hari dari video viral milik Pak Dedi ke hari keberangkatan," ujar Syahri.
Pihak sekolah juga mengeklaim telah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Jawa Barat dan bersurat untuk menjelaskan kronologi persiapan study tour ini, yang telah dirancang sejak akhir tahun lalu.
"Kami tahu persis minat anak-anak melanjutkan studi ke mana, rata-rata 'larinya' ke sana (Jawa Timur)," lanjutnya.
Menurut Syahri, pemilihan kampus di Surabaya dan Malang sudah melalui pertimbangan matang, termasuk peluang siswa diterima di perguruan tinggi tersebut.
Baca juga: Polemik Study Tour SMAN 6 Depok: Langgar Imbauan Dedi Mulyadi, Kepsek Dicopot
Syahri menegaskan perjalanan ini bukan sekadar wisata, melainkan bagian dari kunjungan akademik ke empat perguruan tinggi di Surabaya dan Malang.
Selain itu, siswa juga akan tinggal bersama penduduk Desa Kungkuk, Batu, Malang, untuk melakukan observasi lingkungan dan budaya.
"Jadi, mereka tinggal di rumah penduduk desa, ikut bertani, ikut beternak, dan sebagainya sekaligus melakukan observasi lingkungan, baik itu sifatnya lingkungan alamnya maupun kebudayaannya," ucapnya.
Menurut Syahri, Bali hanya menjadi destinasi terakhir setelah agenda akademik di Jawa Timur selesai.
Ia juga membantah pernyataan Dedi soal total biaya yang mencapai Rp 5,5 juta, dengan menegaskan bahwa biaya resmi study tour hanya Rp 3,8 juta, yang sudah mencakup seluruh kebutuhan perjalanan.
"Jika para murid tidak membawa uang saku selama delapan hari juga enggak masalah karena biaya tadi sudah mencakup semuanya," tuturnya.
(Penulis Asred Kompas.com: Farid Assifa dan Muhammad Isa Bustomi)
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang