BANDUNG, KOMPAS.com - Setiap aparatur sipil negara (ASN) di bawah Pemerintah Kota Bandung diwajibkan untuk memiliki satu ibu asuh.
Kewajiban ini menjadi program Pemerintah Kota Bandung berjudul "Bandung Nyaah ka Indung" (Bandung Sayang Ibu).
"Setiap ASN diwajibkan untuk mengadopsi indung asuh, tetapi tidak boleh ibu sendiri. Keterlibatannya tidak hanya ASN, tetapi juga para anggota DPRD, Dharma Wanita, dan juga TPPKK," kata Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, saat ditemui seusai peluncuran program Bandung Nyaah ka Indung di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana, Kota Bandung, Senin (14/5/2025).
Lebih lanjut, Farhan menjelaskan setiap bulan para ASN serta pihak lain yang ikut ambil bagian dalam program tersebut akan menyisihkan sedikit gajinya untuk menyantuni ibu asuh masing-masing.
Baca juga: Ketika Dedi Mulyadi dan Pejabat Jawa Barat Bersimpuh di Kaki Ibu Lansia...
Untuk memastikan para ibu asuh, terutama yang berusia lansia, mendapatkan santunan, pejabat kewilayahan akan melakukan pendataan setiap bulan ke warganya.
"Nanti secara pribadi kami (ASN) akan membantu masing-masing, nilainya berapa saja sebulan terserah. Masing-masing langsung, kami tidak melakukan penggalangan dana, tetapi nanti lurah akan memonitor setiap warganya melalui para RW," ujarnya.
Farhan mengatakan, santunan kepada para ibu asuh tersebut harus dimanfaatkan untuk memastikan setiap ibu-ibu yang lanjut usia mendapatkan akses kesehatan dan gizi yang baik.
Selain itu, program ini juga diharapkan bisa meningkatkan pelayanan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) di kewilayahan.
Baca juga: Dedi Mulyadi Resmi Terbitkan SK Larang Pungutan Liar di Jalan Raya
"Riilnya nanti adalah memastikan akses terhadap kesehatan dan akses terhadap gizi. Sebetulnya, ini pengembangan dari Posbindu. Setiap bulan nanti lurah akan memonitor keberadaan para ibu lansia ini," katanya.
Farhan menjelaskan mengapa program ini sangat penting.
Menurut dia, ibu-ibu lansia di Kota Bandung merupakan salah satu kelompok paling rentan dalam menikmati hak-hak dasar dan akses terhadap layanan, baik sosial, ekonomi, maupun kesehatan.
Farhan mengatakan, Program Bandung Nyaah ka Indung merupakan langkah awal untuk bisa menyelamatkan ibu-ibu lanjut usia.
Baca juga: Dedi Mulyadi: ASN Boleh Kerja dari Rumah untuk Rawat Ibu Sakit
"Ibu-ibu ini adalah yang termasuk dalam kelompok rentan dalam kemasyarakatan, yakni perempuan kemudian lansia. Belum lagi nanti apabila ada yang disabilitas," tuturnya.
"Jadi, semuanya itu harus dibangun lewat sebuah kebijakan yang mengajak empati semua orang dulu. Baru nanti akan diterapkan program-program teknokratis lainnya yang akan memastikan kesejahteraan kelompok-kelompok rentan tersebut," katanya.
Selain itu, program Bandung Nyaah ka Indung juga bertujuan untuk meningkatkan empati para ASN kepada kelompok rentan, salah satunya ibu-ibu lansia.
"Tujuan utamanya adalah untuk membangkitkan empati kembali seluruh ASN," ujarnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang