Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manis Pahit Sopir AKAP, Dituduh Mencuri, Dianggap Saudara, hingga Jaga Anak Penumpang

Kompas.com, 14 Mei 2025, 05:18 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

Adib juga yang membantu menaikkan dan menurunkan penumpang serta beragam tugas lainnya.

Di posisi ini, Adib banyak menghadapi beragam jenis karakter penumpang.

Baginya, penumpang adalah "raja" yang harus dilayani dengan baik, mulai dari membawa barang, menunjukkan tempat duduk, hingga cara menarik ongkosnya.

Dia ingin penumpang yang ditangani selalu merasa nyaman dan aman.

Dianggap Saudara, Dipercaya Jaga Anak

Kebaikan sikap Adib ini berbalas.

Beberapa penumpang yang sudah menjadi pelanggan dan mengenalinya menganggapnya sebagai saudara.

Bahkan, mereka tak ragu untuk menitipkan anaknya saat mengantarkan ke pondok pesantren meski tidak didampingi keluarga.

Baca juga: Kisah Kiki, Sopir Bus Penjaga Nyawa di Jalan dan Jembatan Rindu Keluarga

"Saya tidak kenal satu per satu mereka, tetapi mereka yang sering naik dan sudah jadi langganan ya kenal. Selama kita baik, penumpang juga baik," ucapnya.

"Penumpang Jawa Timur banyak yang titip anaknya ke saya kalau mau kembali ke pondok pesantren, kalau orangtua tidak bisa mengantar," tambah Adib.

Hal yang sama dialami oleh Adi Candra (44), sopir kedua dalam satu bus Medali Mas bersama Adib.

Sopir yang lebih senior dari Adib ini bahkan berulang kali mendapatkan "buah tangan" dari penumpang.

Dia pernah menerima rambutan, durian, nasi bungkus, kue Lebaran, dan banyak lagi.

Candra yang merupakan warga Desa Sumber Pucuk, Kecamatan Sumber Pucuk, Kabupaten Malang, juga sudah menelan asam manis pahit menjadi sopir bus AKAP.

Dia menilai penumpang yang merasa kenal dekat dan baik tidak akan ragu terhadap sopir.

Sopir dianggap sebagai saudara satu keluarga yang membantunya mengantarkan dari tempat asal hingga ke tujuan.

Selama lebih dari lima tahun menjadi sopir, dia banyak mengenal warga Jawa Timur yang merantau ke Jakarta.

Rata-rata profesi mereka adalah tukang bangunan, pedagang, dan lainnya.

Mereka yang sudah dekat akan memberikan barang-barang yang mereka jual dengan alasan untuk merasakan buatannya.

Baca juga: Sopir Jaklingko yang Tabrak Motor di Cengkareng Dipastikan Tidak Mabuk

"Kalau saya banyak dikenali perantau yang ke Jakarta, rata-rata pekerja bangunan dan pedagang. Kalau mereka pulang dan lagi ikut saya, ya banyak yang memberi bakso, gorengan, nasi bungkus, musim rambutan ya makan rambutan, sampai durian saya dikasih dari penumpang," kata Candra.

Halaman:


Terkini Lainnya
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Bandung
Cerita Pemuda Asal Bandung Lepas dari NII, Terpapar Sejak SD, Sadar di Usia Dewasa
Cerita Pemuda Asal Bandung Lepas dari NII, Terpapar Sejak SD, Sadar di Usia Dewasa
Bandung
Banjir Sapu 13 Rumah di Bandung Barat: Bukit Gundul dan Drainase Proyek Diduga Jadi Pemicu
Banjir Sapu 13 Rumah di Bandung Barat: Bukit Gundul dan Drainase Proyek Diduga Jadi Pemicu
Bandung
Pabrik Jamu di Sukabumi Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 500 Juta
Pabrik Jamu di Sukabumi Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 500 Juta
Bandung
4 Kasus Kejahatan terhadap Anak Terjadi di Tasikmalaya, dari Perkosaan hingga Penyekapan di Hotel
4 Kasus Kejahatan terhadap Anak Terjadi di Tasikmalaya, dari Perkosaan hingga Penyekapan di Hotel
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau