BANDUNG, KOMPAS.com - Sejumlah kepala daerah peserta retret gelombang kedua merasa kaget dengan budaya makan para praja IPDN di Jatinagor, Sumedang, Jawa Barat, yang dibatasi waktu.
Hal itu terjadi saat mereka sedang santap siang di tempat atau ruangan Menza.
Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto mengatakan, dia mendapat curhatan dari sejumlah kepala daerah saat makan siang.
Baca juga: 10 Kepala Daerah Diawasi Ketat, Diberi Tanda Khusus Pita Merah dan Kuning Saat Retret, Ini Alasannya
Makanan mereka belum habis disantap, namun harus segera diakhiri setelah lonceng berbunyi.
"Tadi ada (kepala daerah) yang cerita kaget, mereka bilang makannya baru 3/4 tiba-tiba loncengnya sudah bunyi," kata Bima saat memberikan keterangan kepada awak media di Kampus IPDN Jatinangor, Minggu (22/6/2025).
Baca juga: Hanya 84 dari 86 Kepala Daerah yang Hadir Retret Gelombang 2, Siapa yang Absen?
"Makan siang bareng dengan praja, pagi sendiri, malam misah. Yang selalu makan bareng dengan praja adalah makan siang," tambah Bima.
Ia menilai, kepala daerah belum terbiasa dengan aturan waktu makan yang diterapkan di Kampus IPDN Jatinangor yang semi militer.
Mengingat, waktu yang disediakan untuk makan hanya selama dua lagu.
"Tadi saya lihat masih banyak yang belum menyesuaikan, begitu duduk di meja langsung nyamber pisang. Kalau di tradisi di sini semuanya disiplin, semua komando, dan makan hanya dua lagu selesai. Dan tadi saya lihat, dua lagu sudah selesai dan itu sudah diulur-ulur, antara lagi ada jedanya, itu pun masih banyak yang belum selesai," tutur Bima.
Ia pun meminta kepada 86 kepala daerah peserta retret untuk membiasakan diri. Pasalnya mereka akan mendapatkan perlakuan serupa dengan praja selama sepekan ke depan.
"Jadi pelajaran, berarti besok siang mereka harus mengatur kecepatan makannya tadi," kata Bima.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang