BANDUNG, KOMPAS.com - Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, mengungkapkan bahwa angka pengangguran di Kota Bandung saat ini mencapai 7,4 persen dari total jumlah penduduk.
Dalam situasi penurunan perekonomian yang melanda, pihaknya berkomitmen untuk menekan angka tersebut.
"Angka 7,4 persen ini harus bisa turun sampai target kami di 6,4 persen," kata Erwin dalam acara yang diadakan di Pendopo Kota Bandung, Minggu (29/6/2025).
Dalam pertemuan dengan ratusan pengurus dan anggota Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kota Bandung, Erwin berharap para pengusaha dapat berkolaborasi dengan pemerintah untuk membuka lebih banyak lapangan kerja, sehingga angka pengangguran dapat segera ditekan.
Baca juga: Soal Lahan SMAN 1 Bandung, ATR/BPN: Sertifikat 1999 Sah, Bukti Perkumpulan Lyceum Kristen Lemah
"Kami sangat berharap HIPMI juga membantu program kami untuk bisa menurunkan pengangguran yang ada di Kota Bandung," ungkapnya.
Erwin menambahkan bahwa kolaborasi antara Pemkot Bandung dan HIPMI akan difokuskan pada penguatan regulasi, akses pasar, serta keterlibatan warga lokal dalam industri.
Ia juga memastikan bahwa Pemkot Bandung akan memberikan insentif kepada pengusaha sebagai bentuk timbal balik untuk mendorong penciptaan lapangan kerja.
"Kami akan mempermudah akses perizinan bagi para pengusaha karena Kota Bandung ini butuh energi baru untuk mengurangi angka pengangguran," jelas Erwin.
Selain itu, Erwin menekankan pentingnya bimbingan usaha dari HIPMI bagi warga Kota Bandung yang masih menganggur, agar dapat menciptakan pelaku UMKM baru.
Baca juga: Job Fair Keliling Diharap Tekan Pengangguran di Bandung
Salah satu program yang akan diluncurkan Pemkot Bandung adalah dukungan terhadap UMKM center dan inkubasi bisnis di 30 kecamatan.
Pemkot Bandung juga berencana untuk meluncurkan program kerja ke luar negeri pada tahun 2026.
"Insya Allah di 2026 ini kami ada program untuk bisa memberangkatkan yang ingin bekerja di Jepang. Kami akan bantu, support. Lumayan lah, gaji antara Rp 25 - 30 juta di Jepang. Kami akan support, dilatih bahasa Jepang, sudah settle, baru kami berangkatkan," tandasnya.
Di tempat yang sama, Ketua Umum BPC HIPMI Kota Bandung, Ibrahim Imaduddin Islam, menyatakan kesiapan pihaknya untuk menjadi mitra strategis dalam membantu Pemkot Bandung menyelesaikan berbagai persoalan ekonomi, terutama terkait minimnya lapangan kerja dan akses permodalan.
"Problem utama di Bandung saat ini adalah soal ketenagakerjaan dan kewirausahaan. HIPMI hadir untuk menyambungkan solusi konkret kepada Pemkot Bandung. Kami siap turun langsung, baik melalui pelatihan, pemodalan, hingga membentuk ekosistem bisnis baru," ujar Ibrahim.
Ibrahim menambahkan bahwa HIPMI Bandung saat ini memiliki 457 anggota aktif yang akan berupaya membantu pemerintah Kota Bandung dalam menyerap banyak tenaga kerja.
Baca juga: Kasus Sengketa Lahan Tak Pengaruhi SPMB di SMAN 1 Bandung, Kepsek: Tetap Ramai Peminat
“Setiap pengusaha baru bisa membuka minimal 1-3 lapangan kerja. Ini efek domino yang bisa menjadi solusi jangka panjang bagi Kota Bandung,” tegasnya.
Selain itu, HIPMI juga tengah mengembangkan program Venture Builder yang menargetkan lahirnya 1.000 pengusaha muda baru di Kota Bandung serta membantu akses modal.
“Ini bentuk nyata bahwa sinergi antara pemerintah dan dunia usaha bisa menciptakan lompatan besar. HIPMI tidak hanya bicara bisnis, tapi juga peran sosial dan kontribusi terhadap pembangunan daerah. Dan sejauh ini kita sudah menyalurkan kurang lebih Rp2 miliar akses modal untuk pengusaha baru,” tutup Ibrahim.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang