BOGOR, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Bogor menggandeng Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo), Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, untuk mengembangkan sistem transportasi massal berbasis listrik yang terintegrasi dengan TransJakarta dan KRL Commuter Line.
Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan konektivitas warga Kabupaten Bogor menuju Jakarta, serta menyediakan moda transportasi yang efisien, nyaman, dan ramah lingkungan.
"Kita ingin menghadirkan transportasi massal yang benar-benar bisa menjadi pilihan utama warga, khususnya bagi mereka yang setiap hari berangkat ke Jakarta. Kunci utamanya adalah integrasi dan kemudahan akses," ujar Bupati Bogor Rudy Susmanto usai pertemuan dengan Moeldoko di Jakarta.
Baca juga: Pemkab Bogor Mulai Tata Kawasan Puncak usai Longsor dan Banjir
Rudy menjelaskan bahwa saat ini, TransJakarta sudah menjangkau wilayah perbatasan Kabupaten Bogor, seperti Cibinong dan Sentul.
Namun, belum ada moda pengumpan (feeder) yang efektif untuk menghubungkan kawasan permukiman dengan titik layanan utama, seperti stasiun KRL dan halte TransJakarta.
"Kita butuh kendaraan feeder berbasis listrik yang bisa masuk ke perumahan dan mengantarkan warga ke stasiun atau halte TransJakarta. Dengan sistem ini, warga tidak perlu lagi membawa kendaraan pribadi ke Jakarta," tambah Rudy melalui keterangan tertulisnya, Kamis (10/7/2025).
Pemkab Bogor juga menargetkan sistem transportasi ini menjadi solusi jangka panjang terhadap pencemaran udara.
Oleh karena itu, seluruh kendaraan feeder yang disiapkan akan berbasis listrik.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor, Bayu Ramawanto, menyebutkan bahwa sejumlah titik padat mobilitas, seperti Sentul Selatan dan Pancakarsa, telah dipetakan sebagai prioritas pengembangan jaringan feeder.
"Jalur-jalur feeder ini nantinya akan terkoneksi langsung dengan stasiun KRL maupun koridor TransJakarta. Kita juga tengah menyusun konsep bus wisata listrik lintas wilayah yang mencakup Bogor, Depok, dan sekitarnya," jelas Bayu.
Salah satu rute awal yang tengah dikaji adalah Kebun Raya Bogor-Pakansari-Margonda, yang diproyeksikan menjadi koridor wisata dan penghubung utama tiga wilayah aglomerasi.
Untuk memastikan proses transisi berjalan lancar, Pemkab Bogor akan melibatkan Organisasi Angkutan Darat (Organda) agar tidak ada pelaku transportasi yang terdampak secara negatif.
"Transisi ini harus berjalan mulus dan inklusif. Insya Allah, tahun depan sudah mulai diuji coba," kata Bayu.
Baca juga: Proyek Jalur Rute KRL Rangkasbitung-Serang Dimulai Tahun Ini
Kajian pendahuluan untuk proyek ini akan mulai disusun dalam APBD Perubahan 2025, sementara uji coba operasional sistem transportasi listrik ditargetkan berlangsung pada tahun 2026.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang