KARAWANG, KOMPAS.com - Sejumlah sekolah menengah atas negeri (SMAN) di Karawang menyatakan tidak berkeberatan dengan usulan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi soal satu rombongan belajar (rombel) berisi 50 siswa.
Kepala SMAN 6 Karawang, Basuki Priatno, mengatakan pihaknya siap mendukung kebijakan tersebut sebagai bagian dari pegawai di lingkup Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
"(Jumlah) 50 siswa kan sudah diperhitungkan maksimal. Itupun di kami ternyata tidak sampai di angka 50 yang sudah terdaftar. Per kelas antara 40 sampai 43, SMAN 6 sampai hari ini," kata Basuki saat ditemui di SMAN 6 Karawang, Jumat (11/7/2025).
Ia juga menyebut, dari sisi tenaga pengajar, SMAN 6 Karawang cukup siap karena memiliki 43 guru, terdiri dari 24 pegawai negeri sipil dan 18 honorer.
Baca juga: Dedi Mulyadi Bongkar Alasan Tambah Rombel: Agar Rakyat Bisa Bersekolah
"Sebelumnya juga satu kelas 45 orang. Cuma memang jam kerja guru bahasa Sunda yang jumlah jam mengajarnya tinggi. Sebab, di Karawang guru bahasa Sunda cukup kurang," ujarnya.
Saat ditanya soal efektivitas belajar mengajar dengan jumlah siswa sebanyak itu, Basuki menyebut kebijakan ini hanya bersifat sementara, sambil menunggu pembangunan ruang kelas baru yang dianggarkan tahun depan.
"Mudah-mudahan tahun depan bisa terealisasi," ujarnya.
Basuki menyampaikan, dalam SPMB 2025 ini, SMAN 6 Karawang membuka sembilan rombel dengan jumlah 382 siswa baru.
Baca juga: Sekolah Swasta Terpukul Rombel Negeri Ditambah, Dedi: Bisa Kita Cari Jalan Lain
Hal serupa juga diungkapkan staf kesiswaan SMAN 1 Telukjambe, Ilma Novelia. Ia menyebut sekolahnya telah menerima 457 siswa yang dibagi dalam 10 rombel atau sekitar 45 siswa per kelas.
"(Total) 457 siswa yang sudah masuk, untuk 10 rombel," ujarnya melalui pesan singkat, Jumat (11/7/2025).
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang